(Tahap Revisi)
Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.
"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.
"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Samar-samar Hani melihat manik mata seseorang yang teramat dekat dengannya, hingga dia terkejut bukan main melihat langsung wajah seorang pria sedang menindih tubuhnya.
Tanpa basa-basi Hani langsung mendorong tubuh kekar pria yang sedang menindih tubuhnya, namun sayangnya pria itu sama sekali tak bergeming dari tubuhnya, dikarenakan milik pria itu masih menyatu sempurna dengan miliknya.
Hani dapat merasakan benda besar tertancap di area miliknya yang terasa kebas, namun terasa aneh dia rasakan. Tapi bukan saatnya untuk memikirkan hal tersebut.
“Hiyaaa”
Hani langsung menjambak rambut pria itu yang tidak lain adalah Hans, anak majikannya. Tidak hanya itu, Hani sampai menubrukkan kepalanya di hidung mancung Hans.
Bughh
Seketika darah segar langsung bercucuran keluar dari hidung mancung Hans. Buru-buru hans mengeluarkan burungnya dari sarangnya guna mengakhiri aktivitas bercintanya.
Bughh
Lagi-lagi Hans mendapatkan pukulan keras di area perutnya, sedang Hans tidak melakukan perlawanan sama sekali. Dia sebisa mungkin hanya menghindar, padahal wanita yang sedang dihadapinya mantan preman pasar.
Bukan tanpa sebab, Hans tidak ingin melawan wanita yang sudah memberikan kepuasan untuknya, ditambah tenaga nya juga mulai terkuras akibat aktivitas bercintanya.
"AAAA...BAJINGAN!!!" teriak Hani kesetanan yang baru menyadari apa yang sedang terjadi pada dirinya. Dia diperkosa, sekarang dirinya sudah hancur, keperawanannya sudah direnggut oleh pria bajingan itu.
"Aku akan membayar mu mahal. Katakan berapa pun nominal uang yang kamu minta" ucap Hans dengan arogannya bernegosiasi dengan Hani, sedang Hani semakin marah mendengar ucapannya bahkan ingin melahapnya hidup-hidup.
Kemudian Hans bergegas turun dari ranjang dan bergerak cepat memakai boxer nya. Dia percaya wanita akan takluk dengan uang.
Hani mengepalkan tangannya menatap tajam kearah Hans, dengan amarah menggebu-gebu dia melangkah tertatih-tatih mendekat kearah Hans.
Berjalan pun terasa sulit, hatinya sangat sangat hancur kehilangan harta paling berharga yang sangat dijaganya selama ini. Hani tetap melangkah, tidak peduli dengan penampilannya yang masih polos seperti bayi dengan rambut acak-acakan, yang jelas dia harus membalas perbuatan pria bajingan itu.
"Kenapa!" ucap Hans dingin melihat pergerakan Hani yang semakin melangkah mendekatinya.
Tatapan Hans sulit diartikan menatap tingkah pelayannya, namun mendadak menjadi hiburan baru baginya. Karena penampilan pelayannya sangatlah lucu dan mampu menarik perhatiannya.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Hani langsung melayangkan tendangan di area kejantanan Hans dengan brutalnya.
Bughh...
"Aakhhh"
Hans berteriak histeris dengan kesakitan teramat luar biasa sambil menyentuh kejantanannya dengan kedua tangannya. Dia sungguh takut jika burungnya kembali mati suri. Dia benar-benar tidak menyangka pelayan itu bisa berbuat nekat menyerangnya.
"Aku akan membunuhmu!" ucap Hani dingin dan kembali menendang lutut Hans, hingga tubuh Hans terjatuh di atas ranjang.
Sementara ketiga bodyguard yang sedang berjaga-jaga di lantai dasar tampak terkejut mendengar suara teriakan dari lantai dua. Mereka bergegas naik ke lantai dua untuk memastikan tuan mudanya.
"Hei nona, jangan bertindak kekerasan. Aku pasti akan membayar mu mahal" ucap Hans dengan ketusnya dan sebisa mungkin menahan sakit yang luar biasa pada kejantanannya yang KO.
"Brengsek, kamu pikir tubuhku bisa kau beli hah!" ucap Hani marah. "Woi, itu tidak ada dalam kamus ku, bajingan!" tambahnya sambil membungkukkan badannya hingga teteknya kembali menantang seorang Hans.
Tiba-tiba Hans menarik tangan Hani, hingga membuat tubuh Hani ikut terjatuh di atas tubuh Hans. Hans sendiri dapat merasakan benda kenyal bergoyang di dadanya.
Hani semakin kesal, dia mencoba untuk bangkit dengan cepat Hans membalikkan keadaan. Tubuh Hani kembali berada di bawah kungkungan Hans, bahkan Hans sudah mengunci pergerakan Hani.
"Hei, lepaskan aku bajingan!" ucap Hani marah sambil memberontak untuk lepas, sedang kedua tangannya sudah dipegang oleh Hans, sementara kakinya dibawah sana dijepit kedua kaki Hans. Teknik kuncian Hans benar-benar kuat sehingga membuat Hani tak bisa melepaskan diri.
"Aku memberimu dua pilihan" ucap Hans tepat di telinga Hani, dimana Hani masih terus memberontak yang masih diselimuti amarah.
"Pertama, kamu....akhhhh...sial!" Hans berteriak keras, pangkal hidungnya digigit oleh Hani. Tidak hanya itu, Hani kembali menggigit leher Hans hingga cengkraman tangan Hans sedikit melonggar.
Tak ingin membuang kesempatan, karena dia sudah mendapatkan celah untuk lepas dari cengkraman pria bajingan itu, dengan cepat Hani kembali menggunakan lututnya untuk menghajar kejantanan Hans yang menjadi kelemahan para kaum pria, namun sayangnya Hans berhasil melindungi kejantanannya dan malah membiarkan Hani lepas darinya.
"Persetan dengan pilihanmu!"
Hani semakin menjadi-jadi, dia mengambil vas bunga lalu menghajar kepala Hans. Seketika darah segar mengalir di kepala Hans. Sedangkan penglihatan Hans mulai buram namun tetap berusaha menjaga kesadarannya guna meladeni pelayan barunya.
"Itu belum seberapa atas apa yang sudah kamu perbuat kepadaku" teriak Hani dengan tatapan kebencian.
Sementara Hans mengepalkan tangannya dan sangat marah atas perlakuan kasar pelayan baru itu.
Bughh.... bughh....
Hani terus meluapkan amarahnya untuk menghajar tubuh Hans tanpa ampun. Sedangkan Hans begitu lihainya mampu menghindar dari pukulan Hani, padahal darah segar sudah bercucuran di keningnya.
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar, lalu disusul suara seseorang berteriak-teriak di luar ruangan.
"Tuan muda, apa anda baik-baik saja!" teriak seseorang dari luar ruangan dan sangat diyakini itu adalah bodyguard Hans.
Bughh
Bughh
"Matilah kamu bajingan" ucap Hani histeris sambil memukuli dada bidang Hans, sedangkan Hans tak bergeming ditempatnya. Namun, Hans memiliki peluang dan langsung mencengkram kuat kedua tangan Hani setelah ada celah baginya untuk melawan balik pelayannya.
"Tuan muda, tolong buka pintunya" gedoran pintu semakin terdengar di luar, sedangkan Hani dan Hans tidak peduli dengan situasi di luar sana. Mereka masih sibuk duel.
Ketiga bodyguard Hans mulai panik saat tak mendengar suara tuan mudanya. Merekapun berinisiatif untuk mencari kunci cadangan kamar itu dan jika tidak menemukannya, mereka akan mendobrak pintu kamar utama yang ditempati oleh tuan mudanya.
Sementara Hani kesulitan melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Hans, bahkan tubuhnya sudah dipojokkan di dinding kamar, lebih tepatnya kedua tangan Hans mengurung tubuhnya. Sorot mata keduanya begitu tajam dan saling menatap penuh kebencian. Tapi anehnya, raut wajah Hans tampak pucat hingga darah bercucuran di wajahnya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata, Hans langsung ambruk di hadapan Hani. Sontak Hani terkejut melihat pria bajingan yang sudah memperkosanya tak sadarkan diri.
Hani menutup mulutnya dengan air mata terus berjatuhan membasahi pipinya. Dia sudah tidak bisa memutar waktu, nasi sudah menjadi bubur. Walaupun dia membunuh pria bajingan itu, tetap saja keadaannya tidak bisa diubah, dirinya sudah hancur.
"Kenapa semua ini harus terjadi kepadaku" ucap Hani berderai air mata. Tuhan begitu kejam kepadanya, dia menjadi korban pemerkosaan oleh anak dari majikannya.
Dengan langkah tertatih-tatih Hani melihat disekelilingnya. Seragam pelayannya berhamburan di lantai bersama pakaian pria bajingan itu, bahkan benda berbentuk segitiga miliknya sudah sobek, dia tidak mungkin memakai semua itu.
Hani mengedarkan pandangannya lalu mendekat kearah lemari pakaian. Dia yakin itu lemari pakaian milik pria yang memperkosanya. Dia mengambil asal baju kaos pria berwarna hitam beserta underwear pria dengan warna senada. Dia yakin kedua benda itu milik pria bajingan itu. Tapi apa boleh buat, dia tidak memiliki pakaian di kamar itu.
"Aku terpaksa memakai pakaiannya, setelah ini aku akan membakarnya" ucap Hani sambil menggenggam kuat pakaian milik Hans.
Kemudian Hani melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan kedua tangannya yang dipenuhi darah. Setelah itu, barulah Hani berpakaian.
Sementara itu, ketiga bodyguard Hans sudah panik dan bersiap untuk mendobrak pintu kamar yang ditempati oleh tuan muda nya. Salah satu dari mereka mulai mendobrak pintu, sementara yang lainnya hanya memberikan aba-aba.
"Satu"
"Dua"
"....."
Bersambung....
Jangan lupa jempolnya, salah satu penyemangat author 🙏
sekarang hani jangan panggil hans lagi ganti dengan "mas" aja