Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 21 - Vana
Aston mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat, andai Dia sedang memegang gelas pasti gelas itu akan pecah.
Keseriusan yang ditunjukkan oleh Gio membuatnya sangat murka, namun tak punya cara untuk meluapkannya.
Sebab hingga detik ini hubungannya dengan Ivana masih semu.
"Silahkan saja, jika kamu ingin mendekati Ivana aku tak masalah," jawab Aston kemudian.
Entahlah, tiba-tiba mulutnya berucap seperti ini. Aston juga sedang berada ditahap bingung, tak tahu kemana arah yang ingin dia tuju.
Setelah mengucapkan kalimat itu Aston bahkan langsung kembali meminum bir di hadapannya, meneguknya hingga habis. Rasa panas melewati kerongkongannya, namun dia tidak merasa kesakitan sedikitpun.
"Tentang hutang-hutang keluarga Lourine, aku akan menggantinya padamu," ucap Gio kemudian.
"Tidak perlu, aku membayar hutang hutang keluarga Ivana juga karena merasa bersalah pada keluarganya. Mereka mulai hancur sejak Ivana hamil anakku, meskipun pada akhirnya Ivana keguguran tapi aku tetap ingin bertanggung jawab," balas Aston dengan tegas, dia kembali minum dalam jumlah yang banyak.
"Berhenti lah minum, kamu bisa mabuk jika seperti ini," cegah Gio.
Namun Aston tak peduli, dia tetap minum sampai gelasnya kosong.
Jam 11 malam mereka baru meninggalkan club malam tersebut, karena Aston mabuk jadi Gio mengantarnya pulang ke rumah Gloria.
"Astaga, kenapa Aston sampai mabuk seperti ini?" ucap Gloria, di benar-benar merasa cemas. Bagaimana pun Aston adalah pria yang dia cintai, tak peduli sebanyak apapun atau menyakiti tetap saja cintanya tidak berubah.
Bahkan menjalar berubah jadi obsesi.
"Sepertinya dia terlalu menikmati suasana, kami tadi baru saja dari Paradise Club," jelas Gio.
"Hih! Kenapa harus pergi ketempat seperti itu!" kesal Gloria, di menatap sengit pada sahabat sang suami.
Dibantu oleh beberapa penjaga keamanan, mereka membawa Aston menuju ke kamar.
Saat Aston sudah berbaring di ranjangnya, Gloria langsung menghela nafasnya dengan lega. Gio mengantar sang suami ke rumah ini Itu artinya Gio belum mengetahui tentang hubungan Aston dan Ivana.
Begini saja Gloria sudah merasa sangat lega, karena merasa harga dirinya masih berada di atas, Masih dianggap sebagai istri dari Aston.
"Aku pergi sekarang," pamit Gionino.
"Iya, terima kasih sudah mengantar Aston pulang."
"Tumben sekali bicara terima kasih, tidak perlu sungkan," balas Gio pula.
Mereka juga telah saling mengenal lama, sebelum Gloria dan Aston menikah Gio ataupun Aland telah sama-sama tahu tentang gadis ini.
Tanpa ada kata lagi Gionino segera pergi meninggalkan rumah tersebut, malam telah semakin larut.
Setelah Gio pergi, Gloria menatapi Aston yang seolah sudah tertidur pulas. Namun Glo yakin, sebenarnya pria itu belum tidur. Aston tak berdaya karena pengaruh Alkohol.
"Vana," gumam Aston, mulai mengigau. Disaat tubuhnya telah berbaring seperti ini dia baru terbayang gadis tersebut.
Satu nama yang membuat Gloria mengepalkan tangan. Gloria lantas mengangkat ponselnya dan mengambil foto Aston yang tertidur di ranjang.
Dia langsung mengirim foto itu pada Ivana. "Dia pasti tidak tahu jika Aston pulang ke rumah ini," gumam Gloria dengan bibir tersenyum kecil.
Detik itu juga Ivana membuka pesan tersebut, dia memang sedang menunggu kepulangan Aston, karena itulah masih terjaga hingga sekarang.
Jantungnya sontak berdenyut nyeri saat membuka pesan dari Gloria.
'Malam ini Aston menginap di sini, jadi tidak usah menunggunya pulang. Aku memberi kabar agar kamu tidak khawatir,' tulis Gloria.