Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3: Kembalinya penerus Dominic
Alea terbangun di pagi hari, dia tak mendapati suaminya di sampingnya. Dia berjalan keluar kamar untuk mencari sang suami, biasanya pagi seperti ini Ady sedang membuat sarapan untuk mereka.
"Mas! mas putra!" panggil Alea.
Alea mengernyit bingung, tak biasanya pagi-pagi seperti ini Ady tidak di rumah. Apa yang pria itu lakukan di pagi hari.
"Astaga! aku lupa jik semalam kami bertengkar hebat dan mas putra keluar entah Kemana." gumam Alea sambil menepuk keningnya.
Alea kembali ke kamarnya untuk mengambil ponselnya, setelah dapat dia segera mencari kontak suaminya dan menelponnya.
Namun, suara dering ponsel suaminya terdengar jelas di telinganya. Alea oun keluar dan mendapati suaminya yang baru saja pulang.
"Akhirnya kamu pulang juga mas, aku mau berangkat ke kantor. Udah telat, kamu tolong urusin jemuran yah," pinta Alea dan mematikan ponselnya.
Saat akan berbalik, Ady malah memanggil istrinya itu.
"Tunggu!" titah Ady.
"Kenapa? aku udah telat ngantor mas!" kesal Alea sambil membalikkan badannya.
Ady mendekat, dia menatap istrinya dengan lekat. Hal itu membuat Alea bingung dengan sikap suaminya ini.
"Maaf, jika selama ini menjadi suamimu aku tidak becus dalam mendidikmu," ujar Ady.
"Maksud mas apa sih?" bingung Alea.
"Jika kau ingin mengajukan surat perpisahan kita ke pengadilan, silahkan aku tidak akan menghalangi. Mungkin kita tidak cocok," ujar Ady.
Saat Alea akan kembali bertanya, Ady beranjak pergi ke kamarnya. Alea pun mengikuti suaminya itu, dia terkejut ketika melihat sang suami yang mengeluarkan kopernya fan memasuki barang-barangnya.
"Kamu mau kemana mas?" heran Alea.
Ady tak menjawab, dia segera menyelesaikan kegiatannya. Setelah itu dia menutup kopernya dan membawanya keluar kamar.
Alea pun berusaha menghalanginya, tapi Ady tetap berjalan menuju pintu rumah. Pria itu keluar membawa kopernya menghiraukan panggilan sang istri.
Alea menatap sendu kepergian Ady, apa yang pria itu lakukan hingga membawa semua barangnya?
"Apa mas Putra berniat menceraikanku?" gumam Alea.
Sementara Ady, dia kini sudah berada di taksi. Dia berusaha untuk tegar, rumah tangganya hancur dan semua usahanya sia-sia. Dia kabur dari rumahnya hanya untuk menikahi Alea, tapi apa yang dirinya dapat? kekecewaan yang Alea berikan untuknya.
Tak berselang lama, taksi itu memasuki sebuah perumahan. Taksi itu berhenti tepat di sebuah rumah yang tampak besar, Ady pun membayar uang taksi dan segera keluar.
Dengan koper di tangan kanannya, Ady menatap bangunan tinggi itu dengan sendu.
"Akhirnya ... aku kembali, awalnya aku ingin kembali dengan istri dan anakku. Tapi ternyata, harapan hanyalah harapan," lirih Ady.
Ady pun melangkahkan kakinya mendekati gerbang, dia memencet bell dan tak lama seorang pria berpakaian satpam membuka gerbang itu.
"Nak Ady?! ya ampun, akhirnya pulang juga!" seru seorang satpam yang bernama Rudi.
"Iya pak, mamah sama papah ada di rumah?" tanya Ady dengan sopan.
Rudi mengangguk, dia membantu membawakan koper Ady. Setelahnya dia mengikuti Ady yang berjalan menuju pintu utama.
Ady mengetuk pintu, tak lama seseorang membukanya. Netra Ady berkaca-kaca menatap seorang wanita paruh baya yang terkejut melihat Kedatangannya.
"Ady ... sayang, kamu pulang nak?" tanya wanita itu dengan suara bergetar.
Ady mengangguk, wanita di depannya memeluknya dengan erat. Ady pun sama, dia sangat merindukan wanita tersebut yang tak lain adalah Amanda Renata Dominic.
"Siapa yang datang mah, Loh ... Ady?!" kaget seorang pria paruh baya yang dia adalah ayah Ady bernama Ethan Dominic.
Ady melepas pelukan mereka, dia beralih memeluk pria paruh baya itu.
"Ady kangen papah," lirih Ady.
Ethan, membalas pelukan sang putra. Anaknya yang selama ini tidak pernah pulang akhirnya pulang dengan sendirinya, tidak dapat di pungkiri jika Ethan sangat merindukan putranya ini.
"Bagaimana kabarmu? kenapa kau terlihat sangat kurus? apa kau tidak makan dengan baik?" tanya Amanda ketika Ady dan Ethan melepas pelukan mereka.
"Mungkin aku selalu merindukan mamah, jadinya aku lalai dalam menjaga kesehatanku." ujar Ady seraya tersenyum tipis.
Amanda menepuk punggung sang anak, air matanya terus saja mengalir tapi dia dengan segera mengusapnya.
"Kau merindukan mamahmu ini tapi kau sangat betah di luaran sana," kesal Amanda.
Ady terkekeh, dia menghapus air mata sang ibu dan merangkulnya. Jika saja Alea tidak seperti ini, tentu dia akan merasa sangat bahagia sekarang. Namun, kepulangannya justru membawa masalah rumah tangganya.
"Ayo kita masuk, kau pasti belum sarapan bukan?" ajak Amanda sambil menggandeng lengan sang anak memasuki rumah mereka.
Ethan tersenyum tipis, sang istri tak lagi murung akibat putra mereka yang pergi.
Sesampainya di ruang makan, beberapa yang sedang asyik sarapan tersentak akibat suara Amanda.
"Lihatlah siapa yang mamah bawa," seru Amanda.
Mereka semua menoleh, terkejut? tentu saja. Seorang remaja pria berlari menerjang tubuh Ady, dia memeluk erat Ady bahkan sampai Ady kesulitan bernafas.
"Razka, lepaskan pelukanmu. Abangmu sulit bernafas!" titah Amanda.
Pria remaja yang berumur 15 tahun yang bernama Razka Dominic itu melepaskan pelukannya, dia menatap dengan penuh rindu pada abangnya ini.
"Kau kemana saja? kau tidak pulang bertahun-tahun, kau tahu? tidak ada yang mengajakku bermain," kesal Razka yang terselip kerinduan.
"Sekarang aku akan selalu menemanimu bermain," bujuk Ady.
"Kau bohong, umurmu sudah tua pasti sebentar lagi kau memiliki istri. Mana bisa menemaniku bermain." ujar Razka sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
Ucapan Razka membuat Ady terdiam, dia kembali mengingat pertengkarannya dengan sang istri. Keluarganya tidak ada yang tahu jika dirinya sudah menikah, bahkan sang papah yang selalu menghubunginya pun tak tahu soal ini.
Netra Ady tertuju pada kakak perempuannya, dia tersenyum dan berjalan mendekati sang kakak. Namun, dia mengerutkan keningnya bingung ketika melihat perut sang kakak yang tampak sedikit membesar.
"Apa kakak tidak menjaga pola makan kakak? kenapa perut kaka buncit seperti itu?" heran Ady.
"Hei, kakakmu itu sidah menikah. Makanya pulang!" ujar Ethan.
Ady mendengus kesal, dia memeluk sang kakak dengan singkat. Netranya terjatuh pada sosok laki-laki yang menatapnya dengan datar.
"Kau suami kakakku? si culun itu? bagaimana bisa dia menjadi pria seperti ini?!" kaget Ady.
"Kau benar, dia sudah good looking," kekeh Siska kakak dari Ady.
"Bukan hanya wajahnya kak, tapi sifatnya juga menjadi berubah," ujar Ady.
Percakapan mereka tak berselang lama karena Amanda menyuruh mereka melanjutkan sarapan. Ady pun dengan senang hati memakan masakan rumahan tersebut, ini yang sangat dia rindukan.
Tatapan Amanda jatuh pada tangan Ady, dia mengambil tangan Ady dan mengelusnya. Tangan itu terasa sangat-sangat kasar, dia bingung apakah sang putra sangat bekerja keras? pasti kehidupannya sangat menderita di luar sana.
"Kau sangat pekerja keras, lihat! tanganmu sangat kasar seperti ini," ujar Amanda.
"Aku tidak memiliki uang untuk bertahan hidup, maka dari itu aku harus bekerja," ujar Ady.
Padahal, tangannya kasar akibat bekerja. Seperti mencuci dengan tangan, mengepel, mencuci piring. Semuanya dia yang kerjakan, dia sangat memahami istrinya yang sibuk dengan pekerjaan.
"Tidak, jika kau bekerja tidak mungkin sampai seperti ini. Bahkan kulitmu mengelupas, ini terkena detergen, benar?"
Ady menggeleng, dia menarik tangannya dengan lembut. Senyuman manis terhias di wajahnya, dia tak ingin sang mamah khawatir.
"Jangan berbohong Ady, kau tidak bisa terkena detergen. Bahkan bajumu selalu pembantu kita yang cucikan," ujar Amanda.
"Sayang sudahlah, dia hidup di luaran sana tanpa membawa fasilitas dari kita. Jelas saja dia harus mencuci bajunya sendiri," ujar Ethan.
Amanda akhirnya percaya, dia kembali memakan sarapannya sambil sesekali melihat sang anak yang fokus dengan sarapannya.
Jangan lupa like, komen dan hadiah❤❤❤