Salma seorang guru TK, menikah dengan Rama seorang duda dengan satu anak. Setahun lebih menikah kehidupan keduanya harmonis dan bahagia. Apalagi Rama adalah cinta pertamanya saat SMA.
Namun, kenyataan bahwa sang suami menikahinya hanya demi Faisal, anak Rama dengan mantan istrinya yang juga merupakan anak didiknya di tempatnya mengajar, membuat semuanya berubah.
Akankah Salma bertahan di saat ia tahu suaminya masih mencintai mantan istrinya yang datang lagi ke kehidupan mereka?
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIUA 20 Ulat Bulu
Sebatas Ibu Untuk Anakmu (17)
Ia kesal karena tidak mendapatkan apa-apa. Saat ia akan masuk ke dalam mobil, Riris melihat seseorang yang keluar dari dalam mobilnya.
Ia tersenyum senang dan segera menghampiri orang itu.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" Rama." Riris memanggil Rama yang baru turun dari mobil.
Sebenarnya Riris ingin langsing memeluk laki-laki itu dengan alasan senang karena bisa bertemu setelah sekian lama tidak bertemu. Namun, ia urungkan niat itu karena tidak ingin mendapatkan balasan seperti yang di lakukan Andre.
" Iya?," Rama membalikkan badannya setelah menutup pintu mobilnya.
" Aku Riris, kamu lupa?,"
" Tidak. Kamu kenapa ada di sini? Interview juga?," Rama memperhatikan pakaian khas pelamar. Kemeja putih rok span berwarna hitam.
" Iya. Baru selesai."
" Ya sudah, semoga sukses. Aku ke dalam dulu." Rama langsung memutari mobil dan mengambil kursi roda sebelum meletakkannya di dekat pintu samping kemudi.
Riris yang penasaran malah mengikuti langkah Rama.
" Dia siapa, Ram?," tanya Riris setelah Rama selesai membantu Salma turun dari mobil dan duduk di kursi roda.
Rama mengerutkan keningnya saat menyadari Riris malah mengikutinya dan bukannya pergi.
" Kamu masih ada urusan disini?," alih-alih menjawab, Rama balik bertanya.
Salma yang kini berhadapan dengan Riris bertanya-tanya tentang hubungan suaminya dan perempuan di depannya.
" Ough, itu.. Tidak." jawabnya tergagap. " Aku pikir itu Dewi, ternyata bukan."
Rama menghela nafas. Ia sebenarnya tidak ingin meladeni Riris, tapi sepertinya Riris akan terus mencecarnya dengan pertanyaan sebelum ia puas.
" Ini Salma, istriku. Aku dan Dewi memang sudah lama bercerai dan aku sudah menikah lagi dari setahun yang lalu."
Riris diam.
" Ada yang ingin di tanyakan lagi?,"
" Tidak ."
" Ya sudah, aku dan istriku permisi."
Rama langsung pergi. Ia tidak membiarkan keduanya saling berkenalan. Rama hanya tidak ingin Salma berdekatan dengan Riris. Ia tidak terlalu menyukainya sejak zaman kuliah dulu.
Rama merasa, Riris akan menjadi duri dalam rumah tangganya jika ia membiarkan ia dekat dengan istrinya.
Rama mendorong kursi roda Salma dan masuk ke dalam restoran. Kedatangan keduanya cukup menyita perhatian para pelamar yang masih menunggu giliran untuk interview.
" Kamu kenapa, In?," Salma kini duduk di salah satu meja dekat jendela sambil menunggu suaminya yang sedang menyelesaikan pekerjaan di ruangannya bersama Andre.
Semua pelamar sudah di interview. Kini mereka sedang menunggu makan siang mereka yang sedang dalam pengiriman.
" Aku lagi kesel, Sal. Tadi, ada perempuan yang ikut melamar juga yang ternyata teman kampus Kak Andre. Dan dia dengan beraninya langsung memeluk Kak Andre begitu saja di depanku." Geramnya.
" Riris?," tebak Salma.
" Iya. Kok kamu tahu?,"
" Aku juga bertemu dengannya di tempat parkir tadi. Dia menyapa suamiku."
" Hati-hati, Sal. Benih-benih ulat bulu."
" Ish, dasar." Salma terkekeh mendengar istilah yang selalu di sebutkan oleh Insi pada orang-orang yang berpotensi menjadi orang ketiga dalam hubungan seseorang.
" Kenapa tertawa. Aku serius. Dari gelagatnya kelihatan kok. Kegatelan begitu."
" Hubungan terlarang itu terjadi jika ulat bulu jantan merespon ulat bulu betina, In. Artinya sama-sama kegatelan." kekehnya.
Insi jadi tertawa mendengar perumpamaan sang sahabat. Padahal ia tadinya sedang kesal.
" Iya juga sih. Kalau tadi aku tidak lihat respon Kak Andre yang mendorong perempuan itu, sudahlah. Kamu tahu apa yang akan aku lakukan."
Salma mengangguk. Ia tahu Insi yang jago beladiri itu tak segan melayangkan pukulan dan tendangannya pada seorang pengkhianat.
Bar-bar memang sahabatnya yang satu ini. Namun, Andrelah pawangnya. Ia juga sama-sama bisa beladiri. Namun, berbeda jenisnya saja. Andre pandai taekwondo, sementara Insi pandai pencak silat.
Keduanya pun terus saja asyik berbicara banyak hal. Hingga tidak sadar kedua laki-laki yang sibuk dengan pekerjaannya sudah menghampiri mereka.
" Kalian belum makan?," tanya Rama pada kedua perempuan yang sedang asyik bercerita itu saat melihat makanan yang masih utuh di atas meja."
" Kami menunggu kalian,Mas." Jelas Salma singkat.
" Padahal duluan saja. Kalian pasti sudah lapar." Rama tak enak hati. Tadi, ia segera menyelesaikannya agar bisa langsung pulang setelah makan siang.
" Tidak apa-apa." Salma tersenyum manis.
Mereka pun makan. Rama sesekali menyuapi Salma dengan menu makannan miliknya yang memang berbeda.
" Mas, sudah malu. Kita tidak cuma berdua disini." Muka Salma sudah memerah atas sikap sang suami.
" Iya nih. Kita kan belum bisa. Masih otw," gurau Andre sekalipun aksi Rama hanya sekedar menyuapi Salma.
Andre dan Insi tidak pernah melakukan hal seperti itu. Mereka bahkan tidak melewati fase pacaran seperti kebanyakan orang. Andre langsung mengetuk pintu rumah calon mertua dan melamar Insi.
Apalagi keluarga Insi cukup taat memegang prinsip agama.
Akhirnya, mereka pun makan kembali. Sampai makan siang selesai, Insi tetap dengan mode diamnya.
" Sayang .... " panggil Andre.
" Jadi, ulat bulu itu siapa?,"
" Ulat bulu?,"
TBC
anak di bohongi jg,.
berikutnya siapa, Ram 😬😑😠