Cinta Tak Di Balas Cinta

"Lepasin aku Vin...jangan peluk aku."Larisa berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Davin.

"Untuk apa kamu disini,sebaiknya kamu nemenin Bella di rumah sakit".

"Kamu gak pernah anggap aku ada,kan?!,yang kamu ingat cuma Bella,Bella,dan Bella".

"Jujur aku lelah Vin,,,aku cape banget kaya gini,harusnya waktu itu,aku gak usah nerima lamaran bunda,harusnya aku sadar diri,kamu gak akan pernah bisa cinta sama aku dan berpaling dari Bella".

"Di hati kamu cuma ada Bella,kan?!".

"Selama ini kamu baik sama aku,kamu perhatian,kamu juga bersikap manis sama aku,aku pikir,kamu udah mulai membuka hati kamu buat aku,aku pikir,hubungan kalian udah berakhir".

"Tapi ternyata aku salah,kamu gak punya pendirian Davin!!!".

"Aku gak perduli Lagi,meskipun pernikahan ini baru seumur jagung,kalo kamu memang gak bisa lepas dari mantan kekasih kamu itu,sebaiknya kita berpisah saja!!!".

"Lepasin aku!!!."Larisa memberontak kuat,berusaha melepaskan diri dari pelukan Davin.

"Aku bilang lepasin aku Davin!!!"Larisa berteriak mendorong Davin dengan sekuat tenaga.

Setelah itu ia berdiri,mengambil kopernya dan mengambil semua baju miliknya di dalam lemari Davin.

Larisa memasukannya ke dalam koper,Davin malah mengeluarkan kembali baju-baju Larisa dari dalam koper.

Keduanya berulang kali melakukan hal tersebut,hingga Larisa merasa lelah,dan menjatuhkan dirinya duduk dibawah lantai.

Larisa menangis terisak,sementara Davin hanya diam saja di hadapan Larisa.

"Kalo kamu gak bisa memilih,biar aku bantu untuk kamu mempermudah hal itu".

"Mungkin aku perlu pergi dulu sementara waktu dari kamu,supaya kamu tau,aku punya arti apa gak buat kamu".

"Kalo emang aku berarti buat kamu,aku minta kamu lepasin Bella,dan kita berdua fokus sama pernikahan ini."Ucap Larisa.

Ia kembali memunguti pakaiannya yang di lantai,dan memasukannya kembali ke dalam koper.

Kali ini Davin hanya diam saja,tatapan mata nya kosong.

Larisa yang melihat reaksi Davin pun semakin merasakan sakit di hatinya.

Larisa berjalan keluar dari kamarnya menarik koper miliknya.

Bibi yang melihat hal tersebut pun merasa heran,dan memberitahukannya kepada bunda Davin.

Sementara Larisa sudah pergi dengan mobilnya sendiri.

"Bu...bu..."Bibi mengetuk-ngetuk pintu kamar majikannya tersebut.

"Ada apa bi?"Tanya bunda Davin.

"Iiii-iitu bu...".

"Apa sih bi,ngomong yang bener".

"Bibi Liat non Larisa keluar dari rumah ini,bawa koper bu."Ucap bibi.

Bunda Davin langsung berlari keluar rumah,ia terlambat karena Larisa sudah pergi dengan mengendarai mobil miliknya sendiri.

Bunda Davin,bergegas ke kamar anaknya,emosi nya sudah diatas kepala,pasti ada yang tidak beres dengan keduanya.

Seharusnya,pulang berbulan madu,keduanya semakin mesra,tapi ini,Larisa justru pergi dari rumah membawa koper miliknya.

"Davin...!!!"Teriak bunda Davin,berjalan cepat ke arah kamar putranya.

"Davin,ada apa ini?!,kenapa Larisa pergi dari rumah dan bawa koper".

"Davin...jawab bunda!".

Davin yang tadinya hanya diam saja,langsung berdiri dan berlari keluar,ia meremas rambutnya dengan kedua tangannya,Larisa sudah tidak ada lagi dirumahnya.

Davin bingung,apa yang harus ia katakan kepada kedua orang tua Larisa.

Davin yakin,Larisa pasti pulang kerumah orang tuanya.

Bunda Davin menyusul anaknya ke luar rumah.

"Ada apa sama kalian berdua?".

"Apa yang kamu lakuin Davin?!!!".

"Bunda gak habis fikir sama kamu,kamu masih aja bodoh,ini pasti ada hubungannya sama Bella,kan?!".

"Ya Tuhan...Daviiinnn!!!"Bunda Davin mencengkram kuat lengan kedua,putranya tersebut.

"Bodoh,bego,tolol,apa lagi yang harus disemat tin ke kamu haaahh!!!".

"Kenapa???,Bella playing victim,dia bilang nyesel karna udah nge biarin kamu nikah sama Larisa?".

"Buka mata kamu,ooohh bunda lupa,bukan mata,tapi otak kamu!".

"Sepertinya bunda perlu cuci otak kamu itu!".

"Dari dulu,Bella gak benar-benar serius sama kamu Vin...dia begitu mencintai Kariernya,setelah dia tau siapa keluarga kita,baru dia menyesal.Dan ingin kamu kembali sama dia".

"Jangan mimpi!!!,kalo kamu ngelakuin hal itu,kamu langkahi dulu mayat bunda".

"Bunda...sebenarnya Bella punya salah apa sama bunda?,sampe bunda begitu membenci dia,Bella tidak seperti apa yang bunda pikirkan".

"Itu karena kamu gak tau,Bella wanita seperti apa,saat pertama kali kamu ngenalin Bella ke bunda dan juga ayah,bunda langsung cari tau siapa dia".

"Jadi kalo dia menjual kesedihannya sama kamu,supaya kamu iba sama dia,itu cuma akal-akalan dia aja".

"Bunda tau semua tentang keluarga Bella,termaksud alasan kedua orang tuanya berpisah".

"Papih Bella selingkuh dengan sekretaris di kantornya,kan?,Bella pun seperti itu,buah jatuh tidak jauh dari pohonnya."Ucap bunda Davin.

"Bunda jangan bicara sembarangan tentang Bella,aku tau dia kaya gimana,dia gak akan melakukan hal seperti itu."Lagi-lagi Davin membela Bella.

"Susah yaa ngomong sama kamu!!!,udah paling bener,kalo bunda bawa kamu ke psikiater,buat ngecek isi kepala kamu itu!"Bunda Davin melangkah masuk ke dalam rumah,meninggalkan Davin yang masih terpaku di luar.

"Ooohh iya lupa..."Bunda Davin berbalik.

"Harusnya juga kamu berterimakasih sama Larisa,secara gak langsung,dia udah menyelamatkan harga diri kamu sebagai lelaki,di hari pernikahan itu,apa kamu gak merasa,kalo kamu seperti lelaki yang gak punya harga diri?!".

"Dan di pandang enteng sama Bella,itu yang katanya cinta?,kamu punya otak,kan?!,gak perlu bunda kasih tau,harusnya kamu tau,langkah apa yang kamu ambil".

Davin terdiam.

Pikirannya menjadi terbagi,memikirkan Larisa dan juga ucapan bunda nya tentang Bella.

...****************...

"Loohh...Davin...tumben kesini sendiri,Larisa mana?"Tanya bunda Larisa.

Davin segera pergi kerumah orang tua Larisa,karena tidak ingin masalahnya menjadi semakin rumit.

Tapi ia heran,karena bunda Larisa justru menanyakan anaknya kepada Davin,itu artinya Larisa tidak ada disini.

"Iya aku cuma sendiri aja bund...kebetulan lewat sini tadi,jadi sekalian aja mampir."Jawab Davin,ia tidak berani berkata yang sebenarnya kepada ibu mertuanya tersebut.

"Tapi,kayanya aku pulang aja deh bund...aku lupa ada janji sama Liam".

"Oohh gitu,yaudah...hati-hati yaa."Jawab bunda Larisa.

Setelah itu Davin pergi dari rumah kedua orang tua Larisa,ia mencari Larisa kerumah sakit tempat Larisa bekerja,tapi Larisa juga tidak ada disana.

"Kamu dimana Sa..."Lirih Davin di dalam mobilnya,ia sedang menepi dan berfikir kemana lagi dirinya akan mencari Larisa.

"Ooohh iyaa,Liam...".

"Kenapa aku bisa lupa yaa,Larisa pasti ada sama Liam".

"Kalo dirumah bunda gak ada,di rumah sakit juga gak ada,pasti dia lagi bareng sama Liam."Ucap Davin.

Setelah itu,Davin kembali menghidupkan mesin mobilnya,ia hendak kerumah Liam.

Davin sangat yakin,Larisa pasti ada disana,karena orang yang paling dekat dengan Larisa,hanyalah Liam.