NovelToon NovelToon
Antara Dua Sisi

Antara Dua Sisi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Pelakor
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Libelle Talitha, atau Belle, adalah gadis 17 tahun yang hidup di tengah kemewahan sekolah elit di Inggris. Namun, di balik kehidupannya yang tampak sempurna, tersembunyi rahasia kelam: Belle adalah anak dari istri kedua seorang pria terpandang di Indonesia, dan keberadaannya disembunyikan dari publik. Ayahnya memisahkannya dari keluarga pertamanya yang bahagia dan dihormati, membuat Belle dan ibunya hidup dalam bayang-bayang.

Dikirim ke luar negeri bukan untuk pendidikan, tetapi untuk menjauh dari konflik keluarga, Belle terperangkap di antara dua dunia. Kini, ia harus memilih: terus hidup tersembunyi atau memperjuangkan haknya untuk diakui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meminta solusi

Di sebuah sudut sekolah, Darwin dan Amanda duduk di bawah pohon rindang, menikmati momen kebersamaan mereka. Amanda sedang bercanda sambil menyuapi Darwin dengan potongan kecil sandwich yang ia bawa. Tawa Amanda terdengar ringan, membuat suasana di sekitar mereka terasa hangat.

"Darwin, kau harus coba ini. Aku sendiri yang buat!" ujar Amanda dengan nada penuh semangat, sementara Darwin hanya tersenyum lembut dan mengangguk.

Namun, di tengah momen romantis itu, ponsel Darwin tiba-tiba bergetar. Ia melirik layar ponselnya dan melihat nama Belle terpampang di sana.

"Sebentar ya," kata Darwin, mengambil ponselnya. Amanda langsung memerhatikan perubahan ekspresi Darwin, wajahnya yang tadi penuh senyum kini tampak lebih serius.

"Siapa itu?" tanya Amanda dengan nada penasaran.

"Belle menelpon," jawab Darwin singkat.

Amanda segera menyipitkan matanya, tidak senang. "Kenapa Belle menelponmu sekarang? Bukankah kalian jarang bicara?" nada suaranya berubah sedikit ketus.

Darwin tidak langsung menjawab, hanya mengangkat bahu sedikit. "Aku nggak tahu. Mungkin ada yang penting," jawabnya sambil menekan tombol untuk menerima panggilan. "Halo, Belle?"

Dari ujung telepon, suara Belle terdengar agak terburu-buru. "Darwin, bisakah kita bertemu sebentar setelah sekolah? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."

Darwin terdiam sejenak, melirik ke arah Amanda yang kini memandanginya dengan tatapan dingin. Ia bisa merasakan ketegangan di antara mereka berdua mulai meningkat.

"Emm... Aku lagi sama Amanda sekarang. Kalau ada yang penting, bisa kau katakan sekarang?" jawab Darwin, berusaha menghindari situasi yang lebih rumit.

Amanda langsung menyela, "Kenapa kau tidak tanya dulu apa yang mau dibicarakan?" ucapnya dengan nada tidak puas.

Belle di telepon terdiam sebentar, lalu berkata dengan nada yang lebih pelan, "Ini soal Draven. Aku... ada sesuatu yang perlu dijelaskan. Tapi kalau kau sibuk, nggak apa-apa."

Mendengar nama Draven disebut, Amanda langsung menajamkan pendengarannya. Ia sudah merasa cemas setiap kali nama mantan pacarnya itu muncul dalam pembicaraan. "Soal Draven? Apa lagi ini?" gumam Amanda pelan namun cukup keras untuk Darwin mendengarnya.

Darwin menghela napas, menahan perasaan serba salah. "Belle, kita bisa bicarakan ini nanti, aku lagi ada janji sama Amanda sekarang."

"Tentu, aku nggak akan lama. Tolong saja, Darwin," Belle terdengar memohon, dan Darwin, meski tahu situasinya semakin rumit, tidak bisa mengabaikan permintaan tersebut.

"Oke, baiklah. Setelah sekolah, kita bisa bertemu sebentar."

Setelah menutup telepon, Darwin meletakkan ponselnya dan menatap Amanda, yang sekarang menatapnya dengan alis terangkat.

"Kenapa kau selalu ada urusan dengan Belle akhir-akhir ini? Apa hubunganmu dengannya?" tanya Amanda dengan nada curiga.

Darwin mencoba tersenyum untuk meredakan ketegangan. "Dia cuma temanku, Amanda. Nggak ada yang perlu dicemaskan."

Amanda mendengus pelan, "Kalau begitu, kenapa soal Draven? Jangan bilang dia masih terlibat dengan pria itu."

"Kurasa itu bukan urusan kita, Amanda," jawab Darwin dengan tenang, meski ia tahu Amanda tidak akan mudah menerima jawabannya.

Namun, jauh di dalam hatinya, Darwin juga merasa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi antara Belle dan Draven, dan itu membuatnya sedikit gelisah.

Setelah pulang sekolah, Darwin duduk di sebuah kedai kopi yang tidak jauh dari sekolah. Ia sedang menunggu Belle yang meminta bertemu. Pikirannya sedikit kacau setelah obrolannya dengan Amanda tadi siang, terutama karena menyangkut Draven, yang sepertinya kembali menjadi topik di antara mereka.

Tak lama kemudian, Belle muncul, mengenakan seragam sekolah dengan wajah yang tampak penuh kecemasan. Ia segera mengambil tempat di kursi di depan Darwin, terlihat lelah namun masih berusaha tampak tenang.

"Darwin, terima kasih sudah mau ketemu," ujar Belle pelan, namun jelas ada tekanan dalam suaranya.

Darwin tersenyum simpul. "Tidak masalah, Belle. Kau bilang ada sesuatu yang ingin kau bicarakan soal Draven?"

Belle menghela napas panjang sebelum menjawab, matanya menatap lurus ke arah meja. "Aku benar-benar nggak ingin terlibat lagi dengan Draven, Darwin. Sejak kita bertemu di sini, aku merasa situasinya semakin rumit. Di Manchester, semuanya terasa lebih mudah. Tapi sekarang, dengan Paula, status mereka, dan Draven yang terus mencoba mendekatiku, aku hanya ingin sekolah dengan tenang."

Darwin mengangguk mengerti, matanya memperhatikan Belle dengan penuh perhatian. "Aku bisa mengerti kenapa kau merasa seperti itu. Draven memang punya reputasi yang cukup besar di sini, apalagi hubungannya dengan Paula yang cukup rumit juga."

Belle menggigit bibirnya, merasa bingung. "Aku nggak tahu harus bagaimana. Aku mencoba menjauh, tapi Draven selalu datang. Dan Paula, dia sudah mulai curiga. Aku tidak ingin memulai masalah dengan dia, apalagi aku cuma murid baru di sini."

Darwin menatap Belle dengan serius. "Mungkin kau harus berbicara langsung dengan Draven. Tegaskan bahwa kau nggak mau ada urusan lagi dengannya. Aku tahu ini mungkin sulit, tapi hanya kau yang bisa benar-benar memberi batasan."

Belle terdiam, pikirannya memproses saran Darwin. "Tapi... apa dia akan mengerti? Aku merasa Draven masih punya urusan yang belum selesai denganku. Dan aku nggak tahu bagaimana cara menjelaskan itu semua tanpa menimbulkan masalah dengan Paula."

Darwin menyandarkan tubuhnya ke kursi, mencoba memikirkan solusi terbaik. "Aku bisa bantu, Belle. Aku bisa bicara dengan Draven dulu. Kalau kau merasa nggak nyaman bicara langsung dengannya, aku bisa jadi perantara. Lagipula, aku juga kenal baik dengan dia."

Belle menatap Darwin penuh harapan. "Kau benar-benar akan melakukan itu? Aku nggak mau masalah ini semakin membesar, apalagi sampai diketahui banyak orang."

Darwin mengangguk mantap. "Tentu saja, Belle. Aku akan bicara dengan Draven. Tapi kau juga harus siap kalau setelah itu dia tetap mencoba mendekatimu. Kau harus tegas."

Belle tersenyum lemah, tapi ada sedikit rasa lega yang mulai muncul di hatinya. "Terima kasih, Darwin. Aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana tanpa bantuanmu."

Darwin tersenyum balik, merasa senang bisa membantu Belle, meski ia tahu masalah ini tidak akan mudah diselesaikan. "Tenang saja. Kita akan cari jalan keluar. Yang penting sekarang, kau fokus dulu ke sekolah. Jangan biarkan Draven atau Paula merusak hari-harimu."

Mereka mengakhiri pertemuan itu dengan sedikit rasa lega di hati Belle, meski masih ada kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, setidaknya Belle tahu bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi situasi rumit ini.

1
Leviathan
sedikit saran, perhatikan lagi struk katanya iya Thor.

ada beberapa kalimat yang masih ada pengulangan kata..

contoh kyk ini: Belle berdiri di jendela di bawah langit.

jadi bisa d tata struk kalimatnya;
Belle berdiri di tepi jendela, menatap langit Inggris yang kelam

atau bisa juga Belle berdiri di jendela, memandang langit kelam yang menyelimuti Inggris.

intinya jgn ad pengulangan kata Thor, dan selebihnya udah bagus
Lucky One: Makasih ya saran nya/Heart/
total 1 replies
safea
aku baru baca dua chapter tapi langsung jatuh cinta sama tulisan kakaknya💜
safea
suka banget sama tata bahasanya, keren kak! oh iya sedikit saran dari aku, tolong penempatan tanda bacanya diperhatikan lagi yaa
Lucky One: Makasih saran nya ya..
total 1 replies
Anggun
hadir saling support kak
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA
Saran aja kak, itu tulisannya bisa di bagi lagi menjadi beberapa paragraf agar yang membaca lebih nyaman..
Lucky One: okey, makasih ya feedback nya
total 1 replies
semangat kak /Determined/ tapi kok rasanya kayak baca koran ya, terlalu panjang /Frown/
Lucky One: Makasih feedbacknya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!