Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
"Ren, kamu kencing disitu ya, bibi disini." ucap bibi menunjuk lantai untuk Reni dan bibi Yati di closed.
"Iya bi." ucap Reni. "Astaghfirullah bibi menodai mataku, banyak rambutnya hihihi." gumamnya dalam hati seraya gelengkan kepala melihat kelakuan bibinya yang gak malu².
"Sudah, ayo!" ajak bi Yati untuk keluar toilet. Dijawab anggukan kepala oleh Reni.
"Lama sekali kalian." ucap paman Anto.
"Iya wajar perempuan Mas." jawan bibi ketus. Ada² saja ini suaminya kalau bertanya!
"Disini saja kita, kalau mau baring biar enak disitu dekat."
"Iya cocok mas, bisa tidur² juga disitu." jawab bi Yati semangat.
"Ayo tidur kalau ngantuk Ren. Sini sama bibi!"
"Iya bi." seraya baring disamping bi Yati.
Perjalanan kapal satu malam dari Kab. Kolaka menuju Kab. Bone atau pelabuhan Bajoe.
"Ren bangun sudah pagi, ayo siap turun dari kapal, sudah mau sandar kapalnya di Bone."
"Iya bi," jawabnya masih sambil mengantuk.
"Ayo ke toilet dulu cuci muka biar hilang ngantuknya!" Reni hanya menganggukkan kepala seraya ikut jelan disamping bibinya.
Setelah turun dari kapal singgah di warung untuk istirahat sejenak sambil menunggu mobil angkutan umum mencari penumpang tambahan.
"Mau sarapan?" tanya bi Yati. Dijawab gelengan kepala dengan Reni.
"Sana sarapan gogos yuk," ajak paman Joy.
"Hhmm enak gogosnya, tapi tidak puas kalau gak makan nasi ini. Mb ada nasi?"
"Maaf pak belum masak nasinya, lontong ada! Mau pak?" seraya mendekat dan menjawab.
"Boleh Mb!" lanjut makan paman Joy dan paman Anto menggunakan lontong sayur nangka.
"Mantap betul." ucap paman Joy sambil bersendawa kenyang.
"Mas dilihati orang itu!" tegur bi Yati.
"Biar la memang tempat umum!" jawabnya enteng.
Setelah beberapa jam menunggu akhirnya berangkat menuju desa Sumber Harum.
"Bawa mobil begini sudah berapa lama Mas?" tanya paman Joy kepada sopir.
"Sudah sekitar 5 tahun pak." jawab Alwi sopir mobil angkutan tersebut.
"Sudah lama juga ya? Dari Bone kemana ini? Langsung Malili atau Masamba Mas?" tanyanya kepo seraya duduk samping kemudi.
"Sampai Masamba pak, belum pernah dapat penumpang dari Bone ke Malili kecuali dari Makassar pak."
"Oh gitu, iya bagus juga! Kalau terlalu jauh capek juga Mas."
"Iya pak. Tapi kerja apa pun akan dilakukan demi keluarga." jawabnya bijak.
"Sudah menikah?"
"Belum pak," jawabnya malu².
"Sudah umur berapa kok belum nikah Mas? Saya dulu nikah muda, sekarang anak saya sudah SD kelas 3."
"Saya belum nikah pak karena masih fokus sama ibu, ayah sudah meninggal dan ada adik² saya yang harus sekolah. Saya tulang punggung keluarga pak! Kalau soal umur saya sudah umur 27 tahun." jawabnya panjang kali lebar.
"Ya meski pun ada tanggungan keluarga bagus kalau nikah, supaya ada yang temani ibu kalau kamu tinggal kerja Mas!"
"Iya pak. Calonnya belum ada," jawabnya kikuk.
"Adik kamu di rumah sama ibu kamu?"
"Di Pesantren 2 pak, dan di rumah 1 perempuan masih SD dia yang temani ibu."
"Wah hebat berarti, anaknya banyak kayak orang tua saya, saya banyak saudara tapi anak saya hanya satu." hahaha paman menertawakan dirinya yang hanya memiliki anak 1.
"Bapak sendiri kerja apa?" tanya Alwi sang sopir.
"Saya hanya wiraswasta."
"Itu akan lebih sukses pak."
"Dia itu sudah sukses Mas, tapi memang begitu orangnya!" sambung Mas Anto dari kursi belakang.
"Iya pak. Hehehe." jawab Sopir singkat.
***
"Alhamdulillah sampai di rumah dengan selamat. Ayo turun Ren, itu nenek sudah nunggu!"
"Iya bi." Reni ikut bibi turun dari mobil mengikuti langkah bibi dari belakang yang disusul paman Anto dan paman Joy.
"Akhirnya sampai juga di rumah, terima kasih ya Mas." ucap paman Joy.
"Sama² pak. Saya permisi."
"Iya Mas." pergilah sopir mobil meninggalkan rumah bibi Yati.
"Mas tasku tadi sudah diangkat?" tanya bi Yati kepada Mas Anto.
"Sudah ada di dalam kamar."
"Ayo masuk semuanya langsung makan baru istirahat, sudah makan apa belum tadi siang?" keadaan saat itu siang menjelang sore. Setelah bersalaman semua masuk dan duduk di ruang tamu.
"Belum Ma, tadi hanya makan roti saja karena tidak sempat mi singgah²."
"Sana ke dapur cuci tangan sekalian makan. Sana Ren sama bibimu."
"Iya nek," lalu berdiri menuju dapur sesuai yang diperintahkan nenek.
"Lah bapak mana Ma?" tanya bi Yati.
"Ke rumah Mas mu kayaknya, gak tau ngapain itu." rumahnya di belakang namanya pakde Marno.
"Oh ya sudah, ada hal² aneh gak yang dibikin bapak?" hehehe seraya tertawa.
"Ya bapakmu begitu, kalau ada yang gak pas ya marah² apalagi! Sudah sana makan sama Reni."
"Iya Ma." sudah tersedia nasi, sayur pepaya, lauknya ikan goreng dan ada ikan kering sambal.
"Mantap lauknya disini lengkap, mewah." gumam Reni dalam hati.
"Ayo Ren tambah, makan yang banyak biar cepat besar."
"Iya bi," sambil tersenyum.
"Bagaimana Mb Watimu disana bahagia?"
"Ya bahagia bu, bagaimana kita bisa lihat dia sedih dia pintar menutupi kesedihannya."
"Alhamdulillah kalau dia bahagia, kamu kalau ngomong kok gitu, gak baik didengar Reni! Doakan Mb Wati biar bahagia disana.
"Iya Ma." jawabnya pasrah.
Seusai makan Reni beristirahat di kamarnya nenek.
"Mb Tika dimana nek?"
"Mungkin singgah di rumah bude mu."
"Tapi Mb Tika masih tinggal disini nek?"
"Masih, paling bantu² mamanya disana."
"Sana mandi terus nanti bisa jalan² sore."
"Iya nek, Reni mandi dulu ya?"
"Iya." jawab nenek singkat.
***
"Reni, kamu ikut datang de? Sama ibumu kah? Kok aku lewat depan rumah paman Joy gak lihat dia, bibi mana?" cecar Mb Tika.
"Aku ikut sendiri Mb, ibu di rumah, bibi di kamar Mb."
"Kamu libur sekolah?"
"Gak Mb, aku mau pindah sementara disini Mb."
"Kamu mau sekolah disini? Wah ada mi ku temani disini de."
"Sudah ketemu kakek? Ayo temui kakek."
"Ayo Mb, tadi kakek ke rumah pakde Marno jadi belum ketemu Mb."
"Kek." ucap Reni seraya menjawab tangan kakek.
"Loh sama siapa datang?" tanyanya heran.
"Ikut sama paman Joy, paman Anto dan bi Yati."
"Eh, itu pakde mu Joy, kok paman?" tegur kakek. "Dia itu pakde Joy karena kakaknya ibumu nak." lanjutnya.
"Iya kek. Pakde Joy yang ajak aku."
"Iya." jawabnya singkat.
***
Malam harinya mereka makan bersama ada Reni, Mb Tika, Nenek Putri, Kakek Pangeran, bibi Yati, paman Anto.
"Kalau sudah makan sana nonton televisi Ren, biar piringnya dicuci besok saja," tegur bi Yati ketika Reni hendak cuci piring setelah makan.
"Iya bi." jawabnya nurut. Disusul oleh Mb Tika ke depan televisi.
"Mb Tika sekolah dimana?"
"Di SMPN 1 Rawa Mangun, agak jauh dari sini de."
"Emang di desa ini gak ada Mb?"
"Ada MTs tapi di Spontan, di desa Sumber Harum belum ada."
"Tapi kalau SD yang di dekat jembatan itu kan Mb?"
"Iya disana setelah jembatan itu SDnya, kami nanti kalau sekolah ya disana yang paling dekat, ada Mas Felix, dan Mas Dedi. Dade Ijah juga disana menjual somay, enak nanti beli disana saja!" jelas Mb Tika.
"Iya Mb."
"Aku mau kerja tugas dulu ya de, kalau mau tidur ke kamar saja nanti kita tidur bertiga dengan nenek." ucapnya sambil tersenyum ramah seraya menuju kamar untuk mengambil buku.
"Besok libur saja dulu, sekalian hari Senin diantar ke sekolah untuk mendaftar Ren."
"Iya bi." berhubung besok hari Sabtu jadi bisa berkunjung ke rumah keluarga yang lain.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung♡♡♡
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih
Jangan lupa like, kritik dan sarannya.../Rose/