Menjadi wanita gemuk, selalu di hina oleh orang sekitarnya. Menjadi bahan olok-olokan bahkan dia mati dalam keadaan yang mengenaskan. Lengkap sekali hidupnya untuk dikatakan hancur.
Namanya Alena Arganta, seorang Putri dari Duke Arganta yang baik hati. Dia dibesarkan dengan kasih sayang yang melimpah. Hingga membuat sosok Alena yang baik justru mudah dimanfaatkan oleh orang-orang.
Di usianya yang ke 20 tahun dia menjadi seorang Putri Mahkota, dan menikah dengan Pangeran Mahkota saat usianya 24 tahun. Namun di balik kedok cinta sang Pangeran, tersirat siasat licik pria itu untuk menghancurkan keluarga Arganta.
Hingga kebaikan hati Alena akhirnya dimanfaatkan dengan mudah dengan iming-iming cinta, hingga membuat dia berhasil menjadi Raja dan memb*antai seluruh Arganta yang ada, termasuk istrinya sendiri, Alena Arganta.
Tak disangka, Alena yang mati di bawah pisau penggal, kini hidup kembali ke waktu di mana dia belum menjadi Putri Mahkota.
Akankah nasibnya berubah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Neftri Maharani
Alena siang itu berangkat menuju tempat diselenggarakannya pesta minum teh, dia juga membawa banyak hadiah.
Alena turun dari kereta kudanya dan disambut baik oleh semua orang, seorang wanita cantik juga nampak menyambut Alena. Rambut hitam dengan mata coklat yang menawan pikir Alena.
“Salam kepada Duchess Mattias, saya Karin Lyra.” Ucapnya memberi hormat, Alena tersenyum.
“Senang berjumpa dengan anda Lady Lyra,” Alena ikut memberi salam sebagai penghargaan, begitulah konsep Bangsawan. Seorang Bangsawan yang statusnya lebih rendah memang harus menunduk memberi penghormatan, sedangkan seseorang yang lebih tinggi harus memberi penghargaan.
“Mari, saya antarkan anda ke tempat duduk anda.” Lady Lyra mempersilahkan Alena untuk mengikuti dirinya, mata Alena membulat saat melihat sosok yang kini satu meja dengannya.
Agaknya, Putri dari kerajaan Timur tak begitu bodoh dan memiliki otak yang cukup cerdas. Dia tersenyum dan keduanya saling menunduk saling memberikan penghargaan.
“Duchess Mattias, saya tak menyangka bila kita akan bertemu dengan keadaan damai seperti ini.” Ucapnya, Alena tersenyum dan mengangguk.
“Saya juga demikian, agaknya anda merasa tidak damai ya?” Ucap Alena memberikan sedikit bumbu yang langsung membuat suasana suram seketika.
“Anda mengatakan hal itu seolah begitu mengenal saya ya, Duchess. Namun saya cukup senang diperhatikan, jadi saya tidak akan keberatan.” Alena teridam, dia tak menyangka bila wanita itu akan memiliki wajah yang tebal seperti itu.
“Benarkah, namun saya hanya menerkanya karena anda mengatakan bila minum teh ini sangat damai. Saya justru merasa disini cukup gaduh hingga saya harus sedikit menaikan suara saya saat berbicara.” Ucap Alena, seketika keadaan sunyi mendengar hal tersebut.
“Terimakasih banyak atas pengertiannya, saya datang kesini memang bukan untuk mencari kedamaian. Kalian juga tak perlu membuat keadaan terasa damai, memang pada dasarnya minum teh ini diadakan untuk memberi citarasa pada dunia Bangsawan dan Kerajaan ini bukan?” Semua kian tertegun, begitupun dengan Putri Mahkota yang saat ini tak dapat berkata-kata.
‘Sepertinya aku memang tak boleh mencari masalah dengan wanita ini, kakak juga memperingatkan ku agar jangan mencari masalah dengannya. Namun aku juga harus membantu Kakak memperluas kerajaan kami.’ Gumamnya dalam hati, Alena menatap Putri Mahkota sekali lagi.
Alena tersenyum simpul dan di mata Putri Mahkota dia seolah tengah diancam, senyuman yang diberikan oleh Alena jelas bukan sekedar senyuman biasa.
“Marquess Axel yang sangat berjasa di Kerajaan, saya dengar dia baru saja mengangkat seorang selir?” Putri Mahkota akhirnya kembali buka suara, kini semua mata tertuju padanya.
Lady Lyra menatap Putri Mahkota sembari meminum tehnya, dia kini tengah menilai wanita itu. Dia dapat melihat bila Putri Mahkota nampak begitu gugup saat berhadapan dengan Alena, senyum terukir di bibir Lady Lyra.
“Itu memang kabar yang sudah cukup lama didengar, saat ini bukankah akan jauh lebih menarik bila kami tahu bagaimana Kerajaan Timur melakukan pesta minum teh?” Ucap Lady Lyra, Alena terdiam sejenak. Dia tak menyangka bila akan mendapatkan bantuan dari Lady Lyra dengan cepat.
“Minum teh, disana sama saja.” Ucap Putri Mahkota yang tak ingin bila informasi tentang Kerajaannya di korek.
“Anda sangat tahu ya bagaimana pesta minum teh di Kerajaan ini, saya sangat tersanjung.” Lady Lyra dengan senyumannya kembali memberikan peringatan, seolah dia mengatakan bila Putri Mahkota sudah banyak mempelajari kerajaan ini dalam waktu yang lama.
“Saya hanya mempelajarinya saat Pangeran Mahkota melamar saya,” Alena ikut tersenyum melihat raut gugup di wajah Putri Mahkota.
“Bagaimana menurut anda Duchess Mattias, apa anda akan dapat belajar secepat itu?” Alena terdiam, dalam kalimat yang diucapkan oleh Lady Lyra mengandung banyak selah, bila Alena mengatakan dirinya tak akan semudah itu mempelajari, maka dia akan dianggap bodoh, sedangkan bila dia menyangkalnya hal itu seolah Alena tengah mendukung Putri Mahkota.
“Saya memang dapat belajar dengan cepat, namun kegiatan sosial bukankah seharusnya mendapatkan dari orang yang selalu bersosialisasi?” Lady Lyra tersenyum mendengar jawaban Alena, Alena sangat berhati-hati dalam jawabannya. Dia mengatakan bila bila dirinya mungkin dia akan sanggup, namun informasi tak akan didapatkan dengan mudah bila bukan orang dalam yang membocorkan informasi ke luar.
“Apa maksud anda Duchess Mattias?” Putri Mahkota tak terima, Alena tersenyum.
“Hem? Bukankah aneh bila anda justru bertanya seperti itu?” Kini mata para Lady dan Madam tertuju pada Putri Mahkota, sedangkan Alena kini menatap Putri Mahkota hendak menilai. Namun Putri Mahkota memilih untuk meredam emosinya dan nampak beberapa kali menghela nafas berat.
.
.
Neftri Maharani, dia adalah Putri dari kerajaan Timur sekaligus adik kandung dari Pangeran Mahkota. Dia memiliki wajah yang cantik, memiliki kulit yang sedikit gelap dengan rambut hitam yang indah.
Neftri sangat mencintai sang Kakak dan Negaranya, dia amat terkejut tatkala Alena mengajukan pembelian kertas dalam jumlah besar pada asosiasi dagang Kill, namun sebelum Neftri bertindak, asosiasi dagang Kill justru telah melakukan kerjasama secara tertulis.
Hancur sudah seluruh harapan Neftri, dalam waktu itu mereka sangat kerepotan karena kekurangan kertas. Namun sebelum semuanya dapat dikembalikan pada tempatnya, kini kebakaran besar-besaran terjadi di Kerajaan Timur.
Dibandingkan mengembalikan kondisi semula dan memajukan Kerajaan, Kerajaan Timur bahkan sangat kesulitan bahan pangan saat ini. Neftri yang telah menjadi Putri Mahkota pada akhirnya memutuskan untuk memberikan banyak sumbangan.
Namun, sang Kakak justru memintanya untuk tetap waspada. Terutama pada wanita yang saat ini tengah berhadapan dengannya, dia adalah Alena. Wanita yang akan dua langkah lebih maju dengan mereka, dan dia juga sosok yang seolah dapat menggenggam kerajaan Timur di genggaman tangannya.
‘Sepertinya apa yang disampaikan kakak tidaklah berlebihan, wanita ini memang sangat berbahaya. Dalam setiap ucapannya mengandung banyak hal yang dapat membuat seseorang kokoh atau justru terpeleset tanpa pegangan. Sungguh mengerikan sekali, sekarang yang terpenting adalah mendapatkan wilayah bagian timur Kerajaan ini di Padang rumput yang subur itu, setidaknya bila aku berhasil. Kami tak perlu lagi mengemis pada mereka yang sombong ini.’ Gerutu Neftri dalam hati.
Kini Alena sendiri tengah memutar otaknya, menghadapi lawan yang memiliki mulut yang ember memang sangat mudah dihadapi. Berbeda dengan Neftri yang juga sangat memperhitungkan langkahnya.
‘Semakin seseorang sangat berhati-hati, maka dia akan kehilangan banyak peluang yang tidak dia sadari. Sungguh Tuan Putri yang sial, anda justru masuk ke sarang singa.’ Gerutu Alena dalam hati, Alena memperhatikan sekeliling. Para Madam dan Lady kini mulai berbisik satu sama lain, dan nampaknya perkumpulan yang sesungguhnya akan segera di mulai.
Benar yang dirasakan oleh Alena, setelah acara minum teh itu selesai. Sebuah undangan kembali sampai pada Alena, meski sempat ada perdebatan antara dirinya dan Neftri, namun wanita itu langsung sadar diri dan memilih untuk menahan emosinya saja.