NovelToon NovelToon
Sigma Love Story : The Mother

Sigma Love Story : The Mother

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Balas Dendam
Popularitas:155.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Septira Wihartanti

Karena dikhianati, aku trauma terhadap wanita. Ditambah anakku yang masih bayi membutuhkan bantuan seorang 'ibu'. Apa boleh buat, kusewa saja seorang Babysitter. masalahnya... baby sitterku ini memiliki kehidupan yang lumayan kompleks. Sementara anakku bergantung padanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mereka Menghilang

Kali ini aku ada di Cikarang. Setelah membereskan urusan gudang dan persediaan sparepart alat berat tambang di Gudang kawasan Jababeka, aku ke kawasan Pasir Gombong membawa beberapa anak buah Boss Besar.

Daerah sini penuh dengan kontrakan dan kos-kosan, aku berada di minimarket tempat dulu Kayla bekerja.

Tahu kan aku mau apa?

Janjiku, memenjarakan Angga.

Jadi, aku harus tahu dia ada di mana.

Aku sengaja datang ke sini dengan gaya mentereng ala mafia. Kami orang bertubuh besar-besar, tampang kami sangar-sangar dan relasi kami pejabat ibukota. Tiga rekanku, namanya Griffin, Artemis dan Baron, sedang memeriksa ketajaman katana mereka di depan minimarket.

Sudah pasti menarik perhatian banyak orang.

Kami sedang menunggu salah satu rekan kami yang lain yang sedang berkunjung ke rumah mantan pemilik minimarket. Yang katanya lumpuh digebuki Angga Cs.

Tak lama, Ivander, rekan kami yang lain datang petantang-petenteng sambil menyeringai. Tatto memenuhi tubuhnya sampai wajah, bikin takut orang yang berjalan di sekitarnya.

“Iya bener, namanya William. Lumpuh saraf gara-gara digebukin. Bangsat tuh pelaku...” desis Ivander.

“Williamnya bisa ngomong nggak?” tanyaku

“Dah gue rekam. Masih bisa bicara kok. Sesuai cerita lo, dia memang mengutarakan perasaannya sama Kania,”

“Kayla.” Ralat kami bareng-bareng.

‘Eeeeh, iya Calya.”

“Anj ing lu.” Dengusku sambil menendang betisnya. Ivander hanya cengengesan.

“Pacar lo dah.” Sahut Ivander cepat. “Bingung gue namanya ribet.”

Seribet apa nama ‘Kayla’ ?! Padahal namanya Ivander, lebih ribet lagi kedengarannya. “William ini mengutarakan perasaannya ke Calya, lalu besoknya Angga Cs menculiknya saat lagi naik motor. Dia digebukin, motornya dibegal. Tapi nggak ada bukti kalau mereka pelakunya.” Kata Ivander.

“Hm...” gumamku.

“Bener kan penyelidikan gue.” Artemis angkat bicara sambil me ngu lum lolipopnya. “CCTV di pabrik udah valid, di jam 1 dini hari, ada 6 orang yang datang ke pabrik, karyawan yang seharusnya sedang shift malam. Tapi mereka tidak pakai seragam pabrik, mereka pakai kaos biasa warna hitam-hitam, salah satu kaos pelaku yang warnanya coklat, ada noda darah.”  Ia memasukkan lolipop yang bekas dari mulutnya ke dalam mulutku.

“Apa sih Tem...” gerutuku.

“Jangan tegang-tegang bro, tampang lo serem...”

“Jam 1 dini hari mereka ke pabrik, Wiliam digebukin sekitar jam 12an lewat. Karena waktu itu William baru tutup toko, jadi dia inget waktunya.” Kata Ivander.

Aku menggeram kesal.

Si Angga beneran harus diberantas.

“Pas ya waktunya. Mereka ringkus si William, baru setelah itu pulang ke pabrik untuk bersih-bersih dan kerja. Besoknya, peristiwa pendorongan Kayla terjadi.” Kataku.

“Tinggal kita tunggu geng sini untuk memberi info ke mana si Angga kabur.”

Sekitar satu jam kemudian, beberapa preman mendatangi kami. “Kata sumber kabur sejak bulan lalu, mau cari bininya ke Jakarta. Dia sudah resign dari pabrik.”

Bulu kudukku langsung meremang.

Aku meninggalkan Kayla selama 2 minggu, bersama anakku, di saat Angga berkeliaran di sekitar mereka.

Kupikir, sejak aku meringkusnya saat kami di rumah sakit, dia kembali ke sini lagi karena dia kan harus bekerja.

“Kenapa dia resign?”

“Karena dia kena kasus saat dilaporkan bininya akibat KDRT. Pabrik tak mau ambil risiko ada buruh yang bermasalah. Polisi belum sempat menangkapnya, dia sudah kabur. Tapi dia sempat mengabari salah satu rekan kerjanya, kalau dia mau cari bininya di Jakarta.”

Aku segera menyambar ponselku, aku memeriksa CCTV apartemen.

Dan kondisi aneh apartemen yang tampak di layarku langsung membuatku naik ke mobil terburu-buru dan menyetir ngebut ke Jakarta.

Tidak ada seorang pun di unit apartemen.

Di semua ruangan, tidak terlihat satu pun manusia. Baik itu Kayla, mau pun Aram.

Di perjalanan kuhubungi sekuriti. Katanya Kayla dan Aram tidak terlihat keluar dari gedung.

Mereka kini sedang memeriksa CCTV lorong.

**

Perjalanan yang seharusnya 1 jam lebih, ditempuh Artemis sebagai driver dengan kecepatan tinggi. Dalam waktu 45 menit kami sudah sampai di apartemenku. Sepanjang perjalanan aku diam, aku sedang berpikir. Area mana yang kira-kira ada Kayla dan ada Aram. Apakah Reina kabur lagi? Baron, rekanku barusan menghubungi kantor polisi katanya Reina aman di penjara polres. Lalu Ivander sudah dapat jawaban dari CCTV apartemen kalau sekitar dua jam yang lalu saat kami di Cikarang, ada sekuriti ke lantai unitku berada, ia membawa Kayla pergi.

Kayla membawa stroller Aram, dan ada benda di tutupi kain di belakang punggung Kayla. Mungkin senjata.

Kemana mereka pergi...

Aku mencoba tenang, kuamati rekaman CCTV yang di share melalui ponselku, kuperhatikan baik-baik. Ku pause, ku zoom in berkali-kali.

Kucari segala petunjuk sementara Artemis menyetir seperti dikejar setan.

Ada yang aneh di stroller itu.

Kayla membawa Aram tapi tidak ada popok atau baju ganti, atau botol susu. Hanya stroller saja. Kalau pun terburu-buru biasanya ia langsung menyambar tas berisi satu set popok beserta perlengkapan lain dari lemari sepatu dekat pintu. Kali ini tidak terlihat ada tas itu. Motifnya colourful kontras dengan warna stroller yang biru navy, jadi aku langsung tahu kalau ada yang kurang.

Lalu... selimut.

Selimut bayi tebal menutupi Aram dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Aneh.

Karena kebiasaan Kayla, bedong saja ia tidak pakaikan. Karena ia tahu suhu bayi lebih tinggi dari orang dewasa, jadi Aram akan mudah kepanasan. Ini Jakarta, bukan Dieng, jadi cuaca sering terik sampai ke dalam unit apartemen untuk apa pakai selimut tebal.

Kayla juga tidak pernah menggunakan selimut karena takut Aram tidak bisa bernafas tertutup selimut saat ia lengah.

Kuperhatikan, outfit Kayla, hanya piyama lengan panjang. Seadanya. Sudah pasti si sekuriti penculik. Bisa jadi itu Angga yang menyamar, kalau dari postur tubuhnya.

Ah!!

Ada!

Kayla menggunakan gelang kucing di kakinya. Gelang Tracking yang biasa digunakan untuk melacak kemana kucing peliharaan pergi. Tapi masalahnya, alat itu akan bekerja kalau dalam jangkauan 30 meter dari ponselku yang kudaftarkan sebagai locator.

Dan aku menghela nafas panjang.

Kini yang penting kami sampai dulu ke apartemenku.

**

Kami sampai di apartemen, dua di antara rekanku ke ruang sekuriti, dua lain mendampingiku ke unit di atas.

Mereka berempat sama-sama karyawan di Prabasampurna sepertiku, tapi mereka bekerja di kantor pusat. Sementara aku di Anak usaha.

Prabasampurna Grup dijalankan oleh tiga bersaudara, ada Boss Besar yang bernama Damaskus Prabasampurna, ia sebagai pemegang saham mayoritas di Kantor Induk. Artemis, Ivander, Baron dan Griffin adalah anak buah Pak Damaskus. Di kontrak kerjanya sih jabatan mereka adalah Manajer Proyek. Tapi sebenarnya mereka adalah para tukang pukul. Tentu saja mereka dan aku berteman, kami kan harus saling bersinergi, karena aku menyediakan berbagai kebutuhan Kantor Pusat. Istilahnya, aku bagian umumnya sekaligus HRD-nya, tapi dalam bentuk perusahaan saking banyaknya hal yang harus disediakan.

Sementara di Anak Usaha ada Zulfikar Prabasampurna, adik Pak Damaskus. Bos-ku.

Sementara di Anak usaha lain, ada Albattar Prabasampurna, adik bungsu Pak Damaskus.

Demikian sekilas info.

Empat sekawan tukang pukul ini juga membantuku saat aku kelimpungan mencari Aram. Makanya kami bisa menemukannya di lokasi yang sangat jauh dari rumahku.

Untuk hal-hal semacam ini, polisi saja tidak cukup, harus ada beking dari dunia belakang.

Kembali ke masalahku. Feelingku kuat bahwa Aram masih ada di unit apartemen.

Karena kondisi stroller yang ia bawa terdapat keanehan.

Masalahnya dimana...

“Oeeek, Oeeek!!” kudengar tangisan bayi yang kukenal. Jelas kukenal, dia menangis selama 2 bulan sejak dilahirkan, hampir setiap hari ia menangis. Suaranya sama persis.

Kami menelusuri setiap jengkal unitku, mengikuti suara tangisan.

“Asalnya dari dalam sini, bro.” Ivander menunjuk ke... kamarku.

“Kamar gue dikunci, bro...” desisku.

Aku menekan kode smartlock, yang mana adalah tanggal lahir Aram.

Dan terbuka.

Aku antara lega dan panik. Aram ada di lantai, di bawahnya ada karpet tebal. Sangat terlihat kalau ia diletakkan dengan terburu-buru di sana.

Kini, tinggal kucari Kayla.

1
Daanii Irsyad Aufa
walah pengantin basi kena miskom jdi pisah
Daanii Irsyad Aufa
Luar biasa karyaa maddam emg selalu ok
Daanii Irsyad Aufa
nice, permintaan yg bagus Kayla
Daanii Irsyad Aufa
bahasanya tolong 🤭
Daanii Irsyad Aufa
wahai para suami dengerin nih omongan pak Zaki..
Daanii Irsyad Aufa
wah ngenes bgt
Daanii Irsyad Aufa
kalo suami sudah mulai menyakiti baik fisik maupun psikis PLEASE TOLONG CARI BANTUAN
Daanii Irsyad Aufa
bojone Kayla gaweke kopi sianida pie??
Daanii Irsyad Aufa
waduh intro nya ngeri - ngeri sedap nih
🌺tyy
seperti biasa,luar biasa karya kakak, terimakasih ❤️
Titik Handayani
mantaappp
Siti Kurniawati
semua karya author bagus semua, aku suka ceritanya tak bisa ditebak, keren banget, semangat terus Yo Thor...
Siti Kurniawati
wahhhhhh...
hania putri
bapak nya baby aram dan mamak nya baby arum berjodoh nih
HARTINMARLIN
assalamualaikum hai 🖐️ salam kenal dari ku
Silvi
Luar biasa
Gayatri Ayu Paramayoga
exca 2000PC 😂😂😂
Gayatri Ayu Paramayoga
paragraf ini pasti jadi perdebatan 😂😂😂
Irma Dwi
akhirnya tamat dan happy ending 🥰,,,,

maaf y Thor bacanya maraton tp untuk like dan komen ngak pernah absen kog 😁😁😁,,,,
Irma Dwi
😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!