Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Dokter Adrian.
Elsa dan eric melangkahkan bersama menuju ke kantin rumah sakit, eric yang terlihat sangat posesif menggenggam tangan elsa tanpa mau melepaskannya.
Setelah sampai di depan kantin rumah sakit elsa berusaha melepaskan genggaman tangan eric, eric menautkan alisnya menatap elsa.
“Kenapa…?” Tanya eric.
“Kita ada di tempat umum sayang, aku takut kalau ada salah satu karyawan kantor kamu melihat kita seperti tadi.” Wajah elsa terlihat pias.
“Oke.” Eric sedikit kesal dengan ucapan elsa.
“Kamu marah.” Tanya elsa melihat wajah kesal eric, dia tersenyum melihat wajah kesal eric saat ini.
“Sedikit.” Jawab eric, elsa tersenyum melihat wajah kesal eric.
“Kamu boleh pegang tangan aku sesuka kamu kalau kita sedang berdua aja, gimana…?” Elsa mengatakan penawar an yang membuat wajah eric berubah berbinar cerah.
“Melakukan apa saja boleh….?” Tanya eric sekali lagi memastikan, elsa menganggukkan kepalanya.
“Oke sip.” Eric mengacungkan satu jempolnya ke depan elsa.
Mereka melangkah masuk ke dalam kantin, eric yang melihat salah satu meja tampak kosong berjalan duduk di sana, sedangkan elsa berjalan ke arah etalase yang terlihat penuh dengan berbagai lauk pauk di dalamnya.
“Bu, saya pesan nasi rames ya satu ya, lauknya ayam goreng, dibungkus aja ya bu.” Ucap elsa setelah melihat pelayan wanita yang berusia sekitar lima puluh tahunan menghampiri elsa.
“Baik neng, silahkan langsung ke kasir ya, nanti nasinya saya antar ke sana.” Ucap pelayan tersebut.
Elsa melangkahkan kakinya menuju ke kasir, terlihat di sebelah meja kasir berjejer camilan yang tampak lezat. Elsa pun menggambil dimsum dan beberapa kue sus kesukaannya serta beberpa puding mangga dan coklat, setelahnya dia membayar semua makanan yang di belinya.
Eric yang melihat elsa akan membayar, langsung berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke samping elsa, dia mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dan meletakkannya di meja kasir tersebut.
“Pake uang ini aja.” Elsa menoleh melihat ke arah eric, dia menautkan alisnya menatap eric.
“Udah pake uang akan aja.” Tolak elsa ramah.
“Sayang, tidak ada penolakan di kamus aku.” Elsa sedikit merinding ketika mendengar bisikan eric di telinganya, sampai penjaga kasir tampak tersenyum senyum sendiri melihat interaksi elsa dan eric di depannya.
“Hmm… baiklah.” Elsa menggambil uang yang eric taruh di atas meja kasir.
“Berapa total semuanya mbak…?” Tanya elsa memastikan.
“Total keseluruhan seratus enam puluh ribu kak.” Jawab kasir tersebut, elsa menyerahkan uang dua ratus ribu, sebelum kasir tersebut menggambilkan kembaliannya elsa melarangnya.
“Sudah kembaliannya buat mbak aja.” Betapa senangnya kasir tersebut menerima kembalian yang sangat banyak bagi dia.
“Terima kasih kak.” Elsa menganggukkan kepalanya, sambil menggambil makanan yang dia beli tadi.
Eric yang sudah duduk kembali di kursi yang sempat dia tinggalkan tadi untuk menyerahkan uang ke elsa, dengan asik membaca email yang baru saja aldo kirim.
“Ayo sayang, kita pergi” Bisik elsa di telinga eric yang terlihat fokus menatap hpnya, eric yang terkejut dengan panggilan elsa barusan menatap wajah elsa yang tampak memerah menahan malunya.
“Panggil aku sekali lagi.” Pinta eric ke elsa yang sudah akan pergi meninggalkan eric.
“Tidak ada siaran ulang” jawab elsa sambil pergi meninggalkan eric yang masih terbengong menatap elsa.
Eric berlari mengejar elsa yang sudah semakin menjauh, setelah dia sampai di samping elsa eric iseng menggandeng tangan elsa, elsa yang merasakan genggaman tangan eric langsung memelototkan matanya menatap eric.
“Sebentar ya.. bolehkan.” Ucap eric dengan senyum jailnya.
“Hmm…” gumam elsa singkat yang masih di dengar eric.
Mereka melangkah menuju kamar inap emon, setelah akan sampai ke kamar emon eric melepaskan genggaman tangannya. Sebenarnya Elsa merasa sangat nyaman saat eric menggenggam tangannya, tapi mereka harus menjalani hubungan ini dengan konsekuensi yang harus mereka hadapi.
Setelah sampai di kamar inap sang ayah, elsa membuka pintu dengan perlahan, tampak eric berjalan di belakang elsa.
Setelah membuka pintu kamar emon, elsa melihat punggung seseorang laki laki yang sedang mengobrol dengan emon ayah elsa.
“Oh itu anak saya sudah datang, elsa sini nak, perkenalkan ini dokter Adrian.” Adrian yang di kenalkan emon menoleh melihat ke arah elsa yang sudah ada di sampingnya.
“Loh… Kak Adrian..” seru elsa yang kaget melihat Adrian di depannya.
“Elsa… apa kabar…?” Tanya Adrian yang juga terlihat kaget melihat elsa.
Adrian langsung memeluk elsa, sudah lama mereka tidak saling bertemu. Eric yang melihat Adrian memeluk elsa tampak tidak suka, dia menggenggam erat tangannya yang dia masukkan ke saku celananya.
Elsa langsung tersadar saat mendengar deheman eric yang ada di belakangnya.
“Eh… iya kak, kenalkan ini eric, atasanku di kantor.” Elsa memperkenalkan eric sebagai atasannya bukan sebagai kekasihnya, eric semakin di buat marah dan emosi, apalagi ketika melihat senyum manis yang elsa berikan untuk Adrian.
“Kalau begitu saya pamit dulu pak.” Ucap eric yang berniat pergi, dipikirkan eric saat ini sangat kesal dengan elsa yang terlihat ramah dengan pria lain selain dirinya.
“Oh iya, terima kasih ya nak eric sudah mau membantu keluarga saya.” Ucap emon yang merasa sungkan dengan eric.
“Sama sama pak, semoga bapak lekas membaik,” eric mencium punggung tangan emon dan tak lupa dia berpamitan dengan ana yang dari tadi melihat interaksi orang orang di depannya.
“Saya pamit dulu bu,” eric mencium punggung tangan ana.
Elsa yang melihat eric akan pergi, dia mengikuti langkah eric dari belakang, belum sampai elsa melangkahkan kakinya, emon memanggil elsa.
“El, kata dokter Adrian ayah besuk boleh pulang.” Elsa tidak dapat meneruskan langkahnya, dia tidak jadi mengantarkan eric keluar dari kamar inap emon. Elsa berbalik arah menghampiri Adrian yang masih berdiri di depan ranjang pasien.
“Benarkah kak.” Ucap elsa.
Eric merasa kemarahannya sudah mencapai puncaknya, dia sangat panas hatinya saat tahu elsa lebih memilih menghampiri Adrian dari pada mengantarkan dirinya keluar.
Dengan langkah sedikit cepat eric keluar dari kamar inap emon, setelah mendapat kepastian dari Adrian akan kepulangan ayahnya besuk, elsa keluar mengejar eric yang sudah tidak terlihat.
“Huft…” terdengar helaan nafas berat dari mulut elsa, dia tahu lalu eric sedang marah, elsa bingung dengan apa yang akan dia katakan jika bertemu dengan eric nanti.
......................
Saat ini eric memilih berangkat ke perusahaannya, tampak wajah tidak ramah eric saat ini.
Eric menuju ke ke atas di mana ruang kerja eric berada, aldo yang kaget akan kedatangan emon langsung berdiri dari meja kerjanya.
“Selamat siang pak, nggak jadi cuti pak.” Ucap aldo memastikan, eric diam tidak membalas pertanyaan aldo.
Setelah masuk ke dalam ruang kerjanya, eric menutup pintunya agak keras sampai aldo berjengit kaget mendengar hantaman dari pintu ruang kerja eric.
“Kemasukan setan apa ya pak eric hari ini.” Gumam aldo.
Eric dengan kesal duduk di atas kursi kebesarannya, dia mengacak acak rambutnya kesal jika mengingat interaksi elsa dan Adrian tadi.
Rasanya eric akan memukul wajah Adrian yang sok manis di depan keluarga elsa.
“Ah.. sial… sial.. sial…” eric melempar pulpen yang ada di atas meja sampai pulpen tersebut retak karena lemparan eric yang cukup keras.
Hari ini pikiran eric sangat kacau, dia harus mendengarkan pikirannya yang mulai panas saat ini.