menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
...Selamat datang dicerita ku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca😚...
Hari ini pelajaran pertama adalah jam olahraga bagi kelas Aerin. Pak Johan selaku guru olahraga memerintahkan muridnya itu berjalan keluar sekolah untuk jalan sehat. Semua murid tampak senang.
"Halo Aerin". Sapa Gio teman sekelas Aerin yang terlihat suka padanya.
Gio yang mensejajarkan jalannya dengan Aerin namun tak terlalu direspon oleh nya.
"Aerin ngomong dong, perasaan elu tuh diem aja gak dikelas gak dimana".
"Males!" Singkat Aerin yang tatapannya fokus kedepan
"Wets! Wets! Wets! Ada apa nih". Claudia yang menyerobot ditengah² Aerin dan Gio
"Dih ganggu aja lu". Kata Gio sedikit kesal
"Bodoamat, dari pada lu gua bilangin ke pak Johan kalo lu suka gangguin Aerin". Ancam Claudia dengan menatap Gio tajam
"Awas lu yah". Gio sedikit berlari dan pindah ke barisan depan
"Mleeww, dadah". Ejek Claudia pada gio yang terlihat kesal
Mereka kembali melakukan perjalanan dengan ceria sambil bercanda gurau, dan ntah mengapa Aerin menikmati candaan yang dilontarkan temannya terlebih Claudia yang tak mau diam. Dan wajah Aerin mengembang senyum tipis.
Beberapa menit mereka jalan sehat dan kembali kesekolah, dengan ngos ngosan mereka langsung berlari kekantin sambil merehatkan kakinya yang pegal².
"Mak Sunn es jeruk 4!" Teriak Claudia saat sudah sampai dikantin langganan.
"Siaapp". Jawab mak sun
"Adduuhh si teteh² geulis mening cape pisan nya, nyoohhh es jeruk na". Kata Mak sun sambil membawakan pesanan yang diminta
"Dduhh Mak bukan cape lagi, tapi capee buuuaaanggeeettt". Ngeluh Elena drama
"Dih anjir bisa biasa aja gak". Kata Claudia sedikit enek
"Mak sun tinggal Hela nya".
"Ho'oh Mak".
"Ciaaa yang capee!". Seru heboh dari arah belakang mereka.
Dengan serempak 4 gadis itu menoleh pada sumber suara. Segerombolan para lelaki yang sangat mereka kenali itu menghampiri mereka dan menduduki di kursi yang kosong samping mereka atau mengambil kursi dari meja lain.
"Ngapain Lorang kesini? Bolos ya!" Kata Claudia mencurigai
"Dih asal". Jawab Alvin
"Terus kalo gak bolos ngapain kesini? Jam istirahat aja belum". Sahut Elena
"Bu Endang gak Dateng jadi kelas kita kosong". Jawab Gavion
Semua terdiam. Alvin dan Aidan sedang memesan makanan Elena dan Aldara pergi kekamar mandi hanya tinggal Sisanya saja.
Tatapan Gavion tak luput dari Aerin yang sedang berbincang dengan Claudia.
Karna memang belakang ini Aerin mulai nyaman bersama 3 gadis yang selalu dekat dengannya walaupun dirinya masih kaku dan tidak terlalu berharap takut semua itu terjadi kembali jika dia terlalu mengharapkan lebih pada orang lain.
Singkat waktu bel pulang sekolah berbunyi di jam 15.00 sore Aerin yang sudah berpesan pada mang Yono untuk tidak menjemputnya beralasan akan maen bersama temannya padahal itu hanya akalan dirinya saja karna merasa malas untuk kembali kerumah.
Sudah hampir 2 bulan Aerin dijakarta tapi tidak sekalipun papahnya mengajak untuk berkeliling jakarta, atau sekedar menghibur dirinya. Hanya sibuk dengan pekerjaannya saja.
Sore ini Aerin memutuskan untuk pergi kesebuah taman yang sering kali didatengin oleh pengunjung. Ntah berlibur atau orang yang lelah sepulang kerja.
Taman yang di datengin itu Aerin lihat di internet, bukan hanya taman saja, tapi perpaduan danau kecil yang sangat indah juga tempat² makan lesehan atau rumah makan mangkanya tempat itu dijadikan banyak pengunjung untuk menghilangkan kejenuhan.
Satu menit Aerin memandangi danau indah itu, atau sekilas melihat orang yang asik berfoto.
Lima menit....
Tigapuluh menit....
Satu jam...
Hari sudah semakin sore karna dia merasa sudah cukup lama Aerin pun memutuskan untuk pulang.
Walaupun jaraknya cukup lumayan jauh tapi Aerin pulang dengan berjalan kaki jika dirinya sudah cape baru dia akan memesan taksi online.
Dia sebrang jalan agak jauh dari tempat Aerin ada pasang mata yang melihat kearah nya.
"Itu kan Aerin". Gumam nya
Pria itu langsung menancapkan gas nya menghampiri gadis yang baru saja dia lihat.
Aerin tersentak kaget saat seseorang mengahadang jalannya tepat di depan. Dipandangnya dengan seksama lelaki dibalik helm full face itu, saat pria itu membuka helmnya mata Aerin membulat karna terkejut saat siapa yang ada dihadapannya itu.
"Aerin apa kabar? Aku nyariin kamu kemana² tau gak aku kangen". Ucap lelaki itu dengan antusias sambil mendekat kearah Aerin
"Rehan?" Lirih Aerin kaget
"Iya gua Rehan. Gua kangen banget tau sama lu Rin".
Masih ingatkan dengan Rehan? dia mantan kekasih Aerin dari bandung yang sudah membohongi Aerin. Dan mempermainkan perasaannya.
Tak peduli justru Aerin melenggos pergi namun dengan cepat Rehan menahan tanganya
"Lepas!" Desis Aerin sambil menghempas kuat pegangannya.
"Aerin, kita bisa bicarakan ini lagi kan? Sebenernya aku masih cinta sama kamu. Aku pengen kita kaya dulu lagi. Dan kenapa kamu pindah gak bilang² kamu tau aku Dateng kerumah kamu ternyata rumah itu udah kosong". Kata Rehan menyakinkan
Aerin tersenyum miring. "Lu salah orang, sorry gua buru-buru".
"Aerin hey, pliss kita belum selesain masalah kita".
"Masalah apa?" Sentak Aerin menatap tajam Rehan dan pengucapan penuh penekanan
"Masalah sama cewek baru Lo itu?! Dulu Lo dengan gampangnya bilang kalo dia pacar Lo?! Sekarang sudah berbulan-bulan lamanya Lo Dateng lagi dan bilang mau nyelesain masalah?! Atau lu mau pamer kalo punya cewek yang lebih kaya gitu?"
"Rin aku gak bermaksud kaya gitu".
"Lu budek apa gimana sih? Bukannya waktu itu gua udah ngasih Lo peringatan buat gak muncul dihadapan gue lagi selamanya!".
"Rin pliss kasih aku waktu buat jelasin".
Aerin memberontak saat Rehan terus memegang tanganya begitu kuat hingga dirinya merasa kesakitan.
"Lepasin tangan gue!"
"Gak, asalkan kamu kasih aku kesempatan aku satu kali lagi".
BUGh...
Aerin melangkah mundur karna kaget. Rehan yang tiba-tiba tersungkur karna ntah dari mana pukulan itu berasal tiba-tiba saja mengenai wajahnya.
"Brengsek Lo apain Aerin hah!" Tegas nya dengan tangan mengepal kuat.
"Siapa Lo?" Tanya Rehan yang tersungkur dibawah
"Gak penting buat Lo ya anjing! Tapi karna Lo udah nyakitin Aerin, berurusan sama gua". matanya melotot tajam pada Rehan
"Gue mantan nya kenapa?"
Deg!
Sedikit terkejut mendengar apa yang dilontarkan, tapi itu membuat nya semakin marah.
BUGh...
BUGh...
"Cukup! Cukup Gav". Aerin melerai perkelahian antar 2 cowok didepannya.
Dia adalah Gavion yang tak sengaja lewat dan melihat Aerin berinteraksi dengan Rehan.
Rehan yang kaget saat melihat Aerin lebih berpihak kepada lelaki lain. Begitupun dengan Gavion yang terkejut saat Aerin memegang tanganya.
"Cukup ya Han! Gua harap ini untuk terakhir kalinya Lo ganggu gue! Dan gue gak mau ngeliat muka Lo lagi!" Sarkas Aerin
"Ayo Gav". Ajak Aerin menarik tangan Gavion
"Denger tuh! Awas lu!" Ancam Gavion sebelum ketarik oleh Aerin.
Rehan perlahan berdiri dengan rasa nyeri nya sambil menatap kepergian Aerin yang duduk diboncengan motor lelaki yang tak dia kenali itu.
"AAAKKHHH!! SIALAN!! Siapa cowok itu?" Gerutu nya mengamuk dipinggir jalan.
Kembali pada Aerin dan Gavion. Suasana motor mereka sepi hanya suara motor dan yang lainnya saja yang terdengar.
Mereka diam terbungkam tak satu dari mereka yang membuka suara.
Gavion yang masih syok atas prilaku Aerin tadi. Ntah mimpi apa semalam itu membuat Gavion senang.
"Stop!" Gavion menghentikan motornya saat Aerin memintanya.
Diberhentikan motor itu dipinggir jalan. "Kenapa?" Tanya Gavion
"Turun". Aerin yang turun duluan memasuki sebuah apotik
"Hah! Ngapain?. Woy!". Panggil Gavion bingung namun Aerin sudah duluan berjalan.
Dengan heran Gavion turun dari motornya dan mengikuti langkah Aerin namun tak ikut masuk dia justru duduk dikursi depan apotik tersebut.
Tak lama Aerin keluar dengan menjinjing sekantung plastik putih kecil ditangannya.
"Ngapain sih?" Tanya Gavion heran
Tak menjawab Aerin menduduki dirinya di kursi samping Gavion yang kosong dan fokus pada obat yang dia beli.
"Ngedeket". Pinta Aerin
Dengan canggung Gavion mendekatkan wajahnya dan dia dibuat terkejut lagi oleh perlakuan Aerin. Ternyata dia membelikan obat dan mengobati wajahnya.
Karna perkelahian tadi bukan hanya Rehan yang babak belur, tapi Gavion pun kena tonjokan dari Rehan hingga membuat wajahnya biru.
"Awww... Sakit". Ringis Gavion
"Lebay banget sih!". Ketus Aerin
"Ya lu ngobatin nya gak pelan²"....
"CK! Ya sorry". Aerin lebih memelankan mengobati nya dari pada yang tadi. Dengan perlahan Aerin men tap tap kan wajah Gavion yang biru menggunakan kapas dengan obat alkohol antiseptik nya.
Dikejauhan ternyata ada pasang mata yang menatapnya penuh amarah. Dia rehan yang tadi langsung mengikuti kemana perginya mereka berdua dan sekarang malah melihat Aerin sedang mengobati luka cowok itu.
"Ternyata Aerin kalo diliat dari Deket makin cantik yah, gua yakin sih dia ini cewe baik² cuman ketutup judes sama jutek nya aja". Batin Gavion dengan lekat memandangi menyelusuri setiap wajah Aerin.
Mata yang coklat serta kulit yang putih juga bibir yang kecil pink pink alami mampu menghipnotis Gavion.
Aerin yang fokus mengobati lukanya seketika tak sengaja menatap mata Gavion. Mereka saling tatap walau Beberapa detik dan Aerin langsung memalingkan wajahnya.
"Udah selesai". Ucapnya sembari membereskan bekas obatnya.
"Makasih". Ucap Gavion
"Iya, gua juga makasih karna udah nolongin gue".
Gavion menggulum bibirnya merasa ragu untuk berbicara.
"Rin bener yang tadi mantan Lo?" Tanya Gavion sedikit kaku
"Bukan". Singkat Aerin
"Loh? Bukannya tadi tuh cowok bilang kalo dia mantan Lo?"
Aerin menatap Gavion. "Dia itu cuman orang yang gak tau diri yang pernah Dateng ke kehidupan gue".
Gavion memilih mengangguk dari pada harus bertanya lebih takut gadis itu merasa tak nyaman.
"Terus lu habis dari mana kok masih pake seragam?" Tanya Gavion lagi
"Bukan urusan lu!" Aerin langsung melangkah kaki nya pergi meninggalkan Gavion juga obatnya.
"Eh mau kemana?" Panggil Gavion menghampiri Aerin.
"Pulang lah".
"Gua anter yah".
"Gak usah".
"Udah ayok gapapa". Gavion langsung menarik tangan Aerin dan disuruh naek keatas motor nya.
Dengan ragu Aerin menduduki dikursi
boncengan motor sport milik Gavion. Untuk pertama kalinya dia dibonceng oleh Gavion.
"Eh mami nanyain lu terus tau?" Ucap Gavion dibalik helm nya
"Salamin aja kali". Jawabnya sedikit males
"Yee, maksud gua mami nyuruh lu kerumah lagi, katanya mami kangen. Gimana hari ini ketemu mami?" Ajak Gavion
Aerin terdiam dengan tawaran Gavion. Sebenernya dia merasa sedikit lebih nyaman dekat mama nya Gavion ntah mengapa pelukannya mampu menghilangkan rasa kerinduannya pada mendiang mama nya. Atau mungkin hanya perasaan nya karna terlalu rindu akan sosok seorang ibu.
"Lo diem berarti mau". Kata Gavion asal
"Gua belum jawab yah". Cetus Aerin
"Bodo pokoknya hari ini lu kerumah gue". Paksa Gavion.
*****
Dilain tempat seseorang yang penuh dengan ketakutannya.
"TOLONGGG".....
"HAHAHA LO FIKIR BISA KABUR DARI GUE HAH!!"
Brak!
Seseorang terjatuh akibat tersandung karna terus berlari.
Wajahnya berkeringat dingin ketakutan sepenuh mati saat dirinya dikejar oleh manusia bertopeng.
Keadaan yang gelap gulita dan jauh dari warga dia terus berlari semakin jauh memasuki hutan.
"Haha!! Mau kemana gadis cantik!!". Sosok itu mendekat kearahnya dengan suara yang begitu mengerikan. Dan Celurit ditangan nya
"Jangan mendekat!" Gadis itu mengeluarkan sebuah pisau cutter yang ada di saku celananya.
"HAHAHAH!!" Tawanya menggema ditengah² hutan yang sepi
"Lo fikir gua bakal takut sama cutter yang Lo bawa!"
"Lo siapa sih hah!"....
"Gua?! Gua malaikat pencabut nyawa Lo".
Deg!
Desiran hebat mengalir didalam tubuhnya.
"Gak! Gua mohon jangan bunuh gua". Ketakutannya semakin memuncak
Srett...
"Aakkkhhhh!!!!" Celurit itu berhasil merobek kulit kakinya
Saat sosok itu mengayunkan celurit nya gadis malang itu juga berhasil melukai tangan nya menggunakan cutter yang dipegang.
Darah sama² menetes dari kaki dan tangan mereka masing-masing. Namun tak ada kesakitan sedikit pun dari manusia bertopeng itu.
"Haha! Lo fikir Lo bisa ngelukai gue!" Manusia bertopeng itu hanya mengusap darah yang Keluar dari tanganya dengan santai.
Secara gadis itu mengerang kesakitan hebat.
"Aakkhhh.... Gua mohon ampuni gua, gua gak tau salah gua apa tapi gua mohon jangan bunuh gua".
"karna Lo udah bikin sakit hati orang yang gua sayang, dan ini hukuman buat Lo! Dan buat tanggung jawab karna Lo udah berani coba nyakitin Gue!!"
"Jangan.... JANGANN..."
*****
...Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...