LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
LL 17
"Berapa umurmu, Louis?" tanya Lune.
"25 tahun hampir 26 tahun," jawab Louis.
"Benarkah? Kau tak terlihat setua itu," ucap Lune.
"26 tahun bukanlah umur yang tua," jawab Louis yang tak memindah kaki Lune di atas pahanya.
Lalu mereka saling menatap. Dan Lune memalingkan wajahnya karena merasa dadanya berdebar ketika terlalu lama melihat mata tajam Louis.
"Kau alumni kampusku juga kan?" tanya Lune yang kini berusaha berteman dengan Louis dan menghentikan permusuhan mereka.
"Ya," jawab Louis dan menurunkan kaki Lune yang ada di atas pahanya.
Lalu pria itu beranjak berdiri dan menaruh kotak obatnya ke tempatnya lagi. Lune beranjak duduk dan mengamati gerak gerik Louis.
Louis berjalan menuju dapur yang terlihat dari ruang tengah itu.
"Hei, aku lapar," kata Lune tanpa basa basi.
Louis tak menjawab dan tampak sedang membuka kulkasnya.
Lune beranjak berdiri dan berjalan menuju le dapur juga.
"Kau mau memasak? Kau bisa memasak? Wooww itu sangat hebat," ucap Lune ketika melihat Louis mengeluarkan daging dan beberapa sayuran dari kulkas.
"Aku suka tinggal sendirian dan tak suka ada pelayan di sini," jawab Louis.
"Kau akan memasak apa?" tanya Lune yang kini berdiri di sebelah Louis.
"Minggirlah, kau menggangguku," ucap Louis.
"Sayang sekali aku tak membawa ponselku. Akan lucu jika aku bisa merekammu memasak dan menyebarkannya di akun sosial mediaku," kata Lune yang kemudian duduk di atas meja marmer besar di tengah dapur.
Lalu Lune mengambil pisang di meja dan memakannya untuk mengganjal perutnya yang kosong.
Lune hanya memgamati Louis memasak dan itu membuat matanya terhibur karena Louis dan memakai bajunya dan hanya memakai celana training saja.
Punggung Louis terlihat sangat seksi dan mata nakal Lune tak lepas dari hal itu.
"Kau punya kekasih, Louis?" tanya Lune sambil mengunyah pisangnya.
Louis tak menjawab. Dia memang jarang menjawab sesuatu yang dianggapnya tak penting.
Sepanjang memasak, Louis jarang bicara dan Lune kini berdiri di sampingnya meskipun Louis mengusirnya beberapa kali.
"Ini terlihat enak," ucap Lune melihat kentang panggang di atas meja.
Lune mengambil secuil kentang itu dan Louis memukul pelan pungging tangannya.
"Bisakah kau bersabar sebentar?" Ucap Louis berdecak.
"Baik, Chef," jawab Lune menurut tapi dengan bibir mencebik.
Tak lama kemudian, masakan pun jadi dan Louis hanya membuat steak dan beberapa makanan pelengkapnya.
Lune membawa piring piring itu ke meja makan dan akhirnya makan berdua bersama Louis.
"Hmm ... ini sangat enak. Kau berbakat menjadi chef," ucap Lune sambil mengunyah," kata Lune.
"Diam dan makanlah. Jangan banyak bicara," jawab Louis.
Lune mengangguk dan menyantap makanan itu dengan lahap.
Setengh jam kemudian, mereka menyelesaikan makan siangnya dan kembali ke ruang tengah.
Hujan masih mengguyur kota dan itu membuat Louis menyalakan perapian untuk menghangatkan ruangan.
Louis masuk ke kamarnya dan mengambil sweaternya. Dia juga mengambil satu training dan memberikannya pada Lune.
"Pakailah," ucap Louis.
"Thank you. Kau sangat manis," jawab Lune dan langsung memakai celana Louis di depannya.
"Wait, kau memakai celanaa dalamku?" tanha Louis ketika sekilas melihat hal itu.
"Ya, ini cukup untukku karena pinggulku lebar. Tak mungkin aku tak memakai celanaa daalam, bukan? Yang benar saja," jawab Lune dengan santainya dan duduk kembali di sofa.
Louis hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah tengil gadis di depannya itu.