Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia Ini Memang Sempit
Malam itu Bahar baru pulang berdagang, Lilis dan Nenek Lestari sudah menunggu di depan kontrakan.
"Asalamuallaikum" sapa Bahar.
"Waalaikumsallam" balas Keduanya.
"Loh Lis, Ibu kenapa malam-malam malah di luar?" tanya Bahar.
"Nungguin Bapak pulang!" jawab Lilis.
"Nenek juga menemin Lilis di luar, udara malah segar juga" timpal Nenek Lestari.
Bahar ingat sewaktu ia sedang berdagang, ia diberikan satu buah selembaran dari seseorang namun Bahar tidak memperhatikan siapa orang yang sedang dicari itu karena begitu ia menerima selebaran, ia langsung menaruhnya di dalam saku celananya tanpa melihat foto dari selebaran itu.
Bahar lalu merogoh saku celananya dan mengambil kertas itu.
"Lis, lihat tadi ada yang memberikan Bapak selebaran tentang orang hilang, Bapak belum membukanya coba kamu buka Lis" perintah Bahar sembari memberikan secarik kertas itu kepada Lilis.
Lilis menerima kertas itu dan langsung membukanya.
"Dicari orang hilang seorang wanita paruh baya bernama Lestari Lindawati umur 72 tahun ciri-ciri rambut sudah memutih. Akhir hilang memakai baju warna ungu muda" Gumam Lilis membaca sampai tamat kemudian melihat fotonya.
"Ini kan nenek" ucap Lilis sembari memperlihatkan selebaran itu kepada Nenek Lestari.
"Ya Allah ternyata aku dicari" ucap Nenek Lestari.
"Nenek, ternyata keluarga Nenek mencari keberadaan Nenek" ucap Lilis
"Tapi Nenek tidak mau pulang, Nenek masih takut dengan Silvia" ujar Nenek Lestari.
"Saya senang Ibu tinggal di sini! Saya sudah menganggap Ibu seperti ibu saya namun di luar sana keluarga Ibu mencari keberadaan Ibu" ucap Bahar merasa dilema.
Lalu Lilis melihat kontak-kontak yang bisa dihubungi.
"Adrian dan Akihiro" gumam Lilis, Lilis pun melihat ada kontak dari kedua orang itu.
"Apakah Nenek mengenal Adrian?" tanya Lilis.
"Ya, itu cucu Nenek" balas Nenek Lestari.
"Kalau Akihiro?" tanya Lilis kembali.
"Juga cucu Nenek! Akihiro anak dari putra Nenek yang nomor 2" jawab Nenek Lestari.
"Dari kedua nomor ini siapa yang akan Nenek hubungi?" tanya Lilis.
"Adrian saja karena dia yang paling dekat dengan Nenek" jawab Nenek Lestari.
Lilis pun langsung mendiang nomor yang bernama Adrian, ia heran karena kontak itu sudah terdaftar di ponselnya ya dinamai dengan dokter Adrian tampan.
"Ini kan dokter Adrian, apa cucu Nenek seorang dokter?" tanya Lilis.
"Kamu mengenal Adrian?" Nenek Lestari balik bertanya.
"Iya saya kenal, ini kan dokter Adrian. Dokter Adrian yang sudah membantu saya waktu itu. Ya ampun saya tidak menyangka kalau itu adalah cucu nenek" ujar Lilis.
"Dunia ini memang sempit ya?" ucap Bahar.
Lilis pun langsung menghubungi dokter Adrian tak lama dokter Adrian langsung mengangkat panggilan dari Lilis.
"Halo, Lis" sapa dokter Adrian.
"Halo dok, dokter sedang mencari Nenek dokter?" tanya Lilis.
"Iya Lis, Nenek saya hilang sudah beberapa hari saya masih mencarinya. Polisi juga belum menemukan" jawab dokter Adrian.
Lilis pun mendial panggilan menjadi video call. Lilis segera mengarahkan kamera ponselnya ke wajah Nenek Lestari.
"Apa beliau yang sedang dokter cari?" tanya Lilis.
"Astagfirullah Lis, itu nenek saya Lis. Kamu menemukannya di mana?" Adrian melihat itu sangat bahagia sekali lantaran neneknya ada bersama Lilis.
"Ceritanya panjang dokter" balas Lilis.
"Sekarang kirim nomor rumah kamu, saya akan segera menjemput Oma pulang" pinta Adrian.
"Oma aku merindukan Oma, aku mencari Oma" ucap Adrian sembari menangis.
"Maafkan Oma, Dri! Kamu sudah menemukan Oma tetapi kamu jangan dulu bicara kepada siapa-siapa termasuk kepada Herman dan tantemu ataupun Akihiro" Pinta Nenek Lestari.
Walaupun permintaan sang Oma yang membuat Adrian heran tetapi Adrian mematuhi perkataan dari Nenek Lestari.
"Baiklah Oma, aku akan segera ke rumah Lilis sekarang juga" ucap Adrian.
"Baiklah Dri, kemari lah" balas Nenek Lestari.
Lilis lalu menuliskan pesan alamat kontrakannya, selang 30 menit Adrian sudah berhenti di depan kontrakan Lilis.
Adrian buru-buru turun dari dalam mobilnya dan berlari ke arah Nenek Lestari yang sudah berdiri siap menyambut kedatangan sang cucu.
"Oma" Adrian berteriak.
Ia tidak menyangka orang yang seminggu ini ia cari-cari akhirnya bisa berdiri di hadapannya.
"Bu, bawa masuk cucunya" perintah Bahar.
"Ayo Dri, kita masuk dulu" ajak Nenek Lestari.
Adrian mengangguk lalu mengikuti langkah sang nenek masuk kedalam.
"Oma kenapa Oma bisa ada di rumah Lilis?" tanya Adrian.
"Lah Oma heran kenapa kamu bisa kenal Lilis?" Nenek Lestari balik bertanya.
"Nanti aku cerita, tapi aku ingin tahu kenapa Oma bisa ada disini? Aku sudah mencari-cari Oma kemanapun" Adrian berkata sembari terisak.
"Maaf mengganggu waktu ngobrolnya, ini saya bawakan minuman" ucap Lilis menyela.
"Terimakasih Lis" balas Adrian sembari memandang Lilis dengan tatapan dalam.
"Sama-sama dok" balas Lilis lalu duduk di samping Bahar.
"Dri, Oma nggak mau pulang" ucap Nenek Lestari.
"Kenapa Oma nggak mau pulang? Oma Herman, Akihiro semua mencari Oma. Ayo Oma kita pulang kasihan juga Lilis sama bapaknya harus selalu menjaga Oma" ujar Adrian.
"Oma Lebih baik tinggal di sini bersama Lilis dan Mas Bahar. Oma tidak mau pulang, Oma takut dengan Silvia" tolak Nenek Lestari.
"Takut dengan Tante Silvia? Memang apa yang Tante Silvia lakukan? tanya Adrian semakin heran.
Adrian melihat gurat wajah ketakutan tersirat di wajah sang oma.
"Kamu tahu Dri, yang membuat Oma seperti itu adalah ulah Silvia. Silvia yang sudah membuat Oma celaka karena Silvia menganggap Oma tidak adil atas pembagian harta warisan antara ayahmu dan Herman padahal Oma tidak membeda-bedakan antara ayahmu dengan Herman" ungkap Oma Lestari
"Jadi semua ini gara-gara Tante Silvia?" tanya Adrian.
"Iya Dre, asal kamu tahu perut Oma ditikam oleh pisau sampai berlumuran darah sesudah itu ketika Oma meronta-ronta Oma dibuang di semak-semak, untung Allah masih memberikan hak hidup untuk Oma dan mengirim Lilis sebagai perantara untuk menolong Oma kalau tidak mungkin Oma sudah membusuk di semak-semak" ungkap Nenek Lestari memaparkan semua kejadian yang menimpanya.
Mendengar itu hati Adrian langsung bergemuruh. Dirinya seketika langsung dikuasai oleh amarah pantas saja dari Gelagat yang selama ini Silvia tampilkan tidak ada wajah kepanikan ketika Nenek Lestari hilang. Ia terkesan acuh membiarkan saja ketika orang-orang panik mencari keberadaan orang tua mereka.
"Ini tidak bisa dibiarkan kita harus laporkan Tante Silvia ke polisi, dia sudah melakukan percobaan pembunuhan berencana" ujar Adrian.
"Tapi bagaimana Oma tidak mempunyai bukti " balas Nenek Lestari.
"Kita harus mencari solusi sama-sama Oma. Kebenaran harus terungkap bagaimanapun dan sulit apapun. Posisi Tante Silvia adalah keluarga kita tapi dia sudah bersalah dia harus diadili" ucap Adrian.
Nenek Lestari nurut saja dengan apa yang diucapkan oleh sang cucu.
Malam itu Nenek Lestari pulang bersama Adrian Meninggalkan kontrakan Lilis, walau Nenek Lestari telah betah tinggal di dalam kontrakan kecil itu tetapi ia juga tidak mau membebani terus Lilis dan Bahar.
Sebelum pulang Adrian mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Bahar dan Lilis yang sudah menolong sekaligus menampung Nenek Lestari di kontrakannya.
"Terima kasih banyak atas semua pertolongan yang sudah Bapak dan Lilis lakukan kepada Oma saya. Semoga apa yang kalian lakukan mendapat pahala dari Tuhan. Saya tidak bisa tidur nyenyak selama ini memikirkan di mana keberadaan Oma saya" ucap Adrian.
"Manusia itu memang harus tolong-menolong Mas dan saya juga bersyukur kalau Oma kamu bertemu dengan Lilis di jalan dan bisa Lilis selamatkan" balas Bahar.
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih ya, Lilis! Saya menyaksikan kamu sudah dua kali menolong orang lain" ucap Adrian kembali.
"Sama-sama dok! Terus jaga Nenek ya, takut Nenek disakiti lagi oleh orang jahat" balas Lilis.
Kini Adrian pun meninggalkan kontrakan kecil itu sembari membawa Nenek Lestari masuk ke dalam mobilnya. Adrian tidak akan membawa sang Oma pergi ke rumah utama melainkan ia akan membawa sang Oma ke apartemen miliknya. Adrian tahu di rumah utama masih ada Silvia dan Herman yang menginap ingin memantau perkembangan keberadaan orang tua mereka.
"Kamu mau boyong Oma ke apartemen?" tanya Nenek Lestari.
"Iya Oma, aku akan membawa Oma ke apartemen untuk sementara waktu sembari kita mengumpulkan bukti Karena sekarang di rumah utama ada keluarga Om Herman" balas Adrian.
Nenek Lestari hanya mengangguk saja.
semangat k