Nasyifa Zahira Jacob..gadis cantik,ceria dan multi talenta,hidup di keluarga harmonis dan sangat di sayang oleh kedua orang tuanya,juga Kakak sepupu laki-lakinya,dimanja bak putri raja, hidupnya seakan tak pernah ada masalah,nyaris sempurna
Gerald Alexander Lemos...pemuda tampan,genius,multi talenta..terlahir dari keluarga harmonis dan kaya raya,merajai pasar modal Asia dengan berbagai bisnis yang keluarganya punya,siapa yang tidak kenal keluarga Alexander dan keluarga Lemos? penyatuan keluarga terpandang yang sulit untuk di taklukkan.
Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja dengan penuh kelembutan di satukan dengan pria dingin,arogan dan tak tersentuh?
kisah mereka yang belum usai membuat pertemuan pertama setelah sekian lama terpisah menjadi kisah penuh rasa..sakit,kecewa,namun membuat keduanya harus terikat pada satu hubungan rumit.
Mampukah keduanya memecahkan benang merah antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
20 menit kemudian...
Syifa baru saja menyelesaikan kewajiban empat rakaat nya,ia merapikan perlengkapan shalat yang ia pinjam dari bik Jah,tadi saat ia keluar dari kamar mandi ia tak lagi mendapati Gerald berada di kamar itu, entah kemana pria yang berstatus suaminya itu pergi dan Syifa ga mau ambil pusing, bagaimana pun ia masih marah dan kecewa dengan pengakuan palsu yang Gerald ucapkan pada kedua orang tua mereka.
Baru Syifa akan duduk dan meraih handphone nya,suara ketukan pada pintu kamar terdengar, membuat Syifa mengurungkan niat awalnya,ia beranjak membuka pintu.
" Ada apa bik?" tanya Syifa pada bik Jah.
" Itu non,kata tuan muda non Syifa belum makan siang,itu udah bibik siapkan di atas meja " ucap bik Jah sopan, beliau masih sangat gugup menghadapi gadis cantik yang katanya telah menjadi nona muda di kediaman sang majikan.
" Tapi Syifa ga lapar bik" jawab Syifa lembut.
" Tapi non,tuan muda pasti akan marah ke kami kalau non Syifa ga makan" ucap bik Jah memberitahukan sigap keras sang tuan muda.
" Ayo bik" ajak Syifa memutuskan,ia tak ingin para pekerja mansion itu mendapatkan masalah karena dirinya.
"mari non" jawab bik Jah cepat,beliau sangat bahagia karena Syifa langsung luluh saat di katakan bagaimana nasib mereka jika Syifa tak menuruti sang tuan muda.
" Silahkan non" ucap bik Jah sopan setelah menarik salah satu kursi untuk Syifa duduk.
" Saya bisa sendiri Kok bik, bibik kerjakan yang lain saja" ucap Syifa merasa canggung mendapatkan perlakuan bak putri raja di kediaman sang suami, walau di kediaman orang tuanya juga ada Art tapi mereka berlaku layaknya keluarga.
" Saya harus menemani non Syifa makan,kata tuan muda non Syifa alergi terasi dan kacang-kacangan, apakah itu benar?" ucap bik Jah masih dengan nada sangat sopan.
" I-ia bik" jawab Syifa sedikit gugup, ia heran mengapa Gerald tau tentang nya hingga se detail itu?, pertanyaan itu muncul begitu saja di benak nya.
" Yang lain belum pada pulang ya bik?" tanya Syifa.
" Tuan sama nyonya besar katanya pulang malam non, karena tuan sama nyonya harus ke luar kota tadi, menggantikan tuan muda, kalau Oma sedang di rumah sakit" jawab bik Jah menjelaskan.
" Oh..." jawab Syifa singkat,namun matanya mas terlihat celingukan seakan sedang mencari seseorang.
" Tuan muda ada di ruang kerjanya non,tuan katanya sudah makan tadi di luar" ucap bik Jah yang seakan tau apa yang sedang di pikirkan sang nona muda, membuat Syifa tersenyum kikuk seraya mengangguk malu.
Tak menjawab, Syifa memulai makan nya, sesekali matanya menatap sekeliling ruangan yang saat ini ia tempati, ruangan yang katanya sebagai ruang makan,tapi tampan lebih seperti ruangan - ruangan di hotel berbintang.
Syifa merasa makanan yang melewati tenggorokan terasa seperti duri, sungguh selera makan nya seakan sirna setiap kali ia terbayang dengan wajah kecewa sang ayah yang bahkan sampai tak mau menatap wajah nya saat ia berpamitan tadi.
" Sudah bik..saya sudah kenyang" ucap Syifa lirih,ia menatap wajah bik Jah yang terlihat melirik piring makanya dan hanya menanggapi nya dengan sebuah anggukan singkat.
" Ada lagi yang non Syifa butuhkan?" tanya sopan bik Jah.
" Sudah cukup bik,saya akan kembali ke kamar " jawab Syifa ramah.
" Oh iya non,mari bibik antar " ucap bik Jah sopan, yang langsung di jawab dengan gelengan kepala oleh Syifa.
" Ga apa bik, Syifa bisa sendiri, sudah hafal kok" jawab Syifa lembut,tak lupa sebuah senyuman lembut ia tunjukkan pada bik Jah,demi meyakinkan wanita paruh baya itu.
" Oh..ia non, silahkan atau mungkin mau lihat-lihat sekeliling mansion juga ga apa non" ucap bik Jah.
" Lain waktu aja deh bik, Syifa masih sedikit lelah bik,nanti kapan Syifa pingin keliling pasti ajak bibik " jawab Syifa lembut.
" Siap non,non Syifa tinggal bilang aja kapanpun bibik siap kok" jawab bik Jah cepat,beliau begitu bahagia saat mendapati kenyataan bahwa wanita yang menjadi nona muda di keluarga sang majikan adalah wanita yang seperti nya sangat baik, terlihat dari sikap lemah lembut nya yang tampak natural.
" Syifa tinggal ke atas ya bik" pamit Syifa.
Ia melangkah meninggalkan ruang makan, melewati beberapa ruangan yang terlihat seperti ruang santai keluarga dan juga terlihat ruang tamu yang menang terletak lebih ke bagian depan.
Syifa kembali menuju kamarnya,ia lupa hampir seharian ini ia bahkan tak memegang handphone nya, tepatnya setelah tadi pagi saat berbalas pesan dengan kedua sahabatnya dan terakhir menerima panggilan dari Taufik.
Syifa tersenyum miris saat membaca beberapa pesan di grup WhatsApp ia dan kedua sahabatnya, yang ternyata sedang terlibat obrolan ngajak nonton yang ternyata juga di sambut antusias oleh Mira sekretaris Ferdy.
Gadis 25 Tahun itu menang tidak masuk dalam group mereka,namun dari pernyataan dari Mona yang disertai bukti balasan pesan dari wanita itu, membuat mereka memutuskan agar esok setelah dari kantor mereka akan mengunjungi sebuah mall, berhubung besok adalah tanggal penerimaan gaji para karyawan dan Mira mengatakan akan mentraktir mereka makan.
Syifa tak berniat membalas atau ikut bergabung di chat Mona dan lyly,ia hanya menyimak saja dan akan memutuskan besok saja,ikut atau tidak, karena ia sendiri masih belum tau hubungan yang seperti apa kedepannya antara ia dan Gerald,sebab sampai detik ini Gerald bahkan belum berbicara apapun,selain tadi saat pria itu selesai mandi.
Saat sedang asyik dengan ponselnya,suara ketukan pintu kamar terdengar, membuat Syifa bangkit dari duduknya,ia membuka pintu yang ternyata bik Jah bersama salah satu Art lain, sebuah koper besar berdiri gagah di depan mereka, tepatnya di depan pintu kamar dan tentu Syifa sangat tau milik siapa itu.
"Ini non..tadi sopir keluarga dokter Alamsyah datang mengantarkan koper milik non Syifa" ucap bik Jah sopan.
" Mana mang Udin bik?" tanya Syifa celingukan mencari sosok sopir kesayangan nya itu.
" Udah pulang non" jawab bik Jah sedikit tak enak, terlebih saat melihat raut wajah cantik Syifa yang terlihat begitu kecewa.
" Oh udah pulang ya bik,ya sudah deh.. makasih ya bik" ucap Syifa lesu.
" Ia non,perlu bibik bantu beres-beres nya non?" tanya jik jah lembut,beliau sudah sedikit mendapatkan info dari sang nyonya bahwa menantu cantik keluarga sang majikan itu adalah gadis yang sangat manja dan belum mandiri.
" Boleh deh bik, kalau ga merepotkan" jawab Syifa canggung,tapi mau bagaimana lagi, ia juga kurang begitu ahli dalam hal menata lemari, karena memang di kediaman kedua orang tuanya sang bunda yang selalu mengontrol segala kebutuhan pribadi nya, bukan ia pemalas atau terlalu manja,tapi menang sang bunda yang merasa bahwa sang putri masih putri kecil nya.
Tak menjawab, dengan sebuah anggukan kepala,bik Jah melangkah pasti memasuki kamar sang tuan muda, dan langsung menuju walk in closed, di ikuti Syifa dan salah satu Art yang terlihat sigap menyeret koper milik Syifa.
Syifa hanya berdiri memperhatikan segala yang bik Jah lakukan,ia bertekad akan belajar dan ia berharap ini adalah yang terakhir orang lain memasuki area pribadi milik nya,terlebih saat ini ia sudah bersuami,ia ingin merapikan sendiri kamarnya dan juga semua kebutuhan pribadi nya dan sang suami.
" Sudah non,ada yang non butuhkan lagi?" tanya bik Jah.
" Ga bik.. terimakasih banyak ya bik, maaf merepotkan " ucap Syifa pelan dan sopan,dan itulah yang membuat bik Jah sangat mengagumi sang nona muda, walaupun terlihat belum mandiri dan terkesan manja,tapi gadis cantik itu ber perilaku sangat sopan dan lemah lembut.
" Ya udah bibik tinggal ya,ayo Sit" ucap bik Jah seraya menarik lengan rekan kerjanya yang sejak tadi terlihat bengong sejak pertama memasuki kamar sang tuan muda,sudah bukan rahasia lagi bahwa Gerald tak pernah mengizinkan pekerja lain memasuki kamar nya kecuali bik Jah.
" Ia bik..sekali lagi terimakasih banyak ya bik" balas Syifa.
Bik Jah dan art bernama Siti meninggalkan kamar Syifa dan berjalan menuju lantai dasar.
" Gila bik ya...mewah banget ya kamar tuan Gerald, ngalahin kamar hotel berbintang" ucap Siti saat kedua nya berjalan beriringan menuruni tangga.
" Namanya juga kamar orang kaya Sit, untuk apa juga coba mereka kerja kadang sampai lupa waktu,kalau uang nya ga dinikmati,lah paviliun kita aja fasilitas nya ngalahin rumah juragan paling kaya di kampung kita Sit, apalagi tempat pribadi mereka " jawab bik Jah Santai.
" Iyo ya bik,tapi istrinya tuan Gerald itu cantik banget ya bik,baik,sopan terus lemah lembut banget lagi, keliatan masih muda banget deh" komentar Siti.
" Baru mau masuk 20 tahun,cinta pertamanya den Gerald itu" jawab bik Jah santai.
" Hah... masak iya bik? Bukannya non Cindy ya pacarnya mas Gerald? Wong sering kesini gitu,dari tadi sebelum liat orang nya,tak kirain non Cindy yang jadi istrinya mas Gerald" jujur Siti.
" Pantes kamu bengong tadi?" tanya bik Jah.
" Ia bik, kaget beneran tadi pas pintu kebuka yang nampak perempuan lain,trus cantik banget lagi" jawab Situ jujur.
" Den Gerard itu suka sama non Syifa dari masih sekolah SMA dulu,tapi kata den Gerald non Syifa itu ga mau di ajak pacaran, mungkin itu sebabnya tau-tau udah nikah gini" cerita bik Jah.
" Wih...manis banget ya bik cerita mereka,kok kayak cerita-cerita di novel gitu,aku malah mikir mereka merid karena sesuatu hal,ya semisal married by accident gitu ya kata keren nya" ucap Siti mengeluarkan segala penasaran nya.
" Hust.. sembarangan aja kamu" tegur bik Jah.
Tak menjawab,Siti hanya tersenyum menanggapi teguran sang kepala pelayan,ia memang tak terlalu banyak tau tentang keluarga sang majikan, karena ia bertugas di bagian laundry dan terbilang cukup jarang berinteraksi langsung dengan keluarga sang majikan.
*****
Malam hari...
Syifa dan keluarga sang mertua sudah berada di meja makan dengan formasi lengkap,Tuan Arkan Angkasa Lemos,nyonya Rosella Lemos dan Oma Irma yang baru keluar dari rumah sakit,Serta pasangan pengantin baru dadakan.. Syifa dan Gerald.
Keduanya duduk bersisian,meski sangat canggung, Syifa berusaha menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang istri,ia meraih piring yang berada di depan Gerald dan mengisinya dengan nasi serta beberapa lauk,tak susah baginya menghidangkan menu untuk Gerald,belajar dari pengalaman pribadi karena ia sering melihat sang Bunda yang selalu melayani sang suami saat di meja makan,dan Syifa mencoba melakukan hal yang sama pada Gerald yang kini berstatus suaminya, terima atau tidak, kenyataan nya kini mereka sepasang suami istri.
Karena ia lumayan tau apa yang pria itu suka dan apa yang tidak, mengingat dulu saat masih sekolah Gerald sering minta di bawakan sarapan pagi oleh Syifa dan Gerald juga mengatakan apa yang ia tak suka dan apa saja makanan yang ia suka.
Mana Rosella tersenyum melihat tindakan Syifa yang berinisiatif untuk melayani Gerald,hal yang sama juga pada tuan Arkan dan Oma Irma, sedangkan Gerald tampak tertegun dengan tindakan sang istri,ini baru untuk nya,dan ia merasa sedikit aneh.
" Lain kali biar bibik yang melayani" ucap Gerald dingin.
Hal itu membuat Syifa terkesiap dan langsung menatap wajah tampan Gerald, Syifa berfikir Gerald tak menyukai ia melayani nya dan itu cukup membuat Syifa merasa tak di hargai oleh Gerald.
" Maaf" jawab Syifa lembut seraya mengangguk patuh, matanya sedikit berkaca-kaca, sekuat tenaga ia menahan agar airmata nya tak menetes.
Nyonya Rosella ingin protes namun sang suami cepat mencegah nya, menggenggam erat telapak tangan sang istri seraya menggeleng, melihat itu nyonya Rosella bungkam, terlebih Oma Irma juga terlihat diam.
Suasana hening, hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring sesekali terdengar di ruangan itu, beberapa pelayan terdiam menanti dengan setia untuk melayani sang majikan.
" Makan yang banyak ya sayang...ini rumah kamu juga,mama ga mau nanti kamu nampak kurus disini" ucap mama Rosella santai.
" Ia Tante..tapi Fa memang sudah kenyang " jawab Syifa pelan.
" Kok Tante sih sayang,mama manggilnya sama seperti Gerald.
" Ia ma maaf" jawab Syifa patuh.
" Bagaimana dengan kuliah kamu ...?" tanya tuan Arkan pada Syifa, bertujuan agar gadis cantik itu merasakan kenyamanan saat bersama mereka.
Dan terbukti bahwa Syifa terlihat lebih santai dan tidak terlalu kaku.
" Alhamdulillah lancar pa.. " jawab Syifa lembut dan di angguki oleh tuan Arkan.
Diam.. suasana kembali hening hingga makan selesai dan semua meninggalkan ruang makan,Gerald menuju ruang kerjanya,begitu juga sang papa, sedangkan Oma memutuskan untuk langsung beristirahat di kamarnya,nyonya Rosella memilih menemani sang suami di ruang kerjanya,Syifa...gadis cantik itu memutuskan memasuki kamar, kamar milik Gerald tepatnya.
Syifa mengganti bajunya dengan baju tidur lengan panjang serta hijab instan berbahan kaos,ia masih belum berani menampakkan mahkotanya di hadapan Gerald, entah mengapa ia merasa Gerald bagaikan orang asing,bukan Gerald yang dulu ia kenal.