NovelToon NovelToon
Diam-Diam Sayang

Diam-Diam Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Diam-Diam Cinta
Popularitas:23.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Widyastutik

Rivandra,, menjadi seorang penerus perusahaan besar membuatnya harus menjadi dingin pada setiap orang. tiba-tiba seorang Arsyilla mampu mengetuk hatinya. apakah Rivandra akan mampu mempertahankan sikap dinginnya atau Arsyilla bisa merubahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Widyastutik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 27

"Surat pengunduran diri? apa maksudnya ini?" tanya Zaen bingung.

"Saya mau resign, Pak."

"Iya aku tahu. Tapi alasannya apa, Syilla?"

"Saya mau melanjutkan studi saya, Pak. Saya ingin seperti Shayna bisa menjadi lulusan S2, bahkan Shayna sampai S3."

"Benar hanya karena itu?" tanya Zaen penuh selidik.

"Iya, Pak. Memangnya untuk alasan apa lagi?"

"Karena Rivandra akan bertunangan besok mungkin." jawab Zaen tenang.

Arsyilla berdehem untuk mengatasi kekagetannya. Apa karena ini, Pak Rivandra membawaku ke balkon tadi pagi?

"Lalu apa hubungannya dengan saya?" elak Arsyilla.

"Mungkin kamu patah hati karena mentor favoritmu akan bertunangan dengan orang lain."

Arsyilla tertawa getir, "Pak Zaen ketularan halu seperti Shayna. Pak Rivandra akan bertunangan dengan wanita yang tepat, Pak. Dengan persamaan status sosial, persamaan status pendidikan bahkan dari segi fisik pun mereka sangat serasi." jawab Arsyilla keki karena tatapan penuh selidik dari Zaen.

"Apa Shayna tahu tentang ini?" tanya Zaen kalut sambil menyandarkan tubuhnya.

"Tidak. Saya harap Pak Zaen bisa merahasiakannya dari Shayna. Biarkan saya yang akan menjelaskannya sendiri nanti."

"Rivandra? Apa dia juga tidak tahu?"

"Tentu saja tidak, Pak. Kan saat ini saya bukan anak buah Pak Rivandra lagi. Jadi, surat resignnya tentu hanya saya berikan pada Pak Zaen."

"Kamu tahu kalau aku gak bisa menerima surat resignmu ini sampai aku menemukan pengganti yang cocok."

"Pak Zaen kan bisa menarik Vivian ke divisi Pak Zaen." usul Arsyilla sambil tertawa lirih.

"Entahlah Syilla. Firasatku gak enak setelah menerima surat resignmu ini." keluh Zaen bingung. "Apalagi kamu memintaku untuk merahasiakannya dari Shayna dan Rivan. Kamu pasti mengerti setantrum apa Shayna nanti."

"Saya harap Pak Zaen mengerti. Saya gak mau studi saya terganggu." pinta Arsyilla setengah memohon.

"Kapan kamu akan resign?"

"Aku harap Pak Zaen mengijinkannya sampai tiga hari kedepan."

"Kita lihat saja nanti."

"Terima kasih pak. Tentang resign saya, saya harap Pak Zaen bener-bener akan merahasiakannya pada Shayna dan Pak Rivandra."

"Kamu gak percaya padaku?"

"Saya percaya pada Zaen, sebelum saya tahu kalau Pak Zaen ternyata tunangan Shayna."

Zaen hanya tertawa lirih mendengarnya.

*****

Rivandra berdiri di balkon gedung teratas perusahaannya. Dekorasi pesta sudah terpasang di aula gedung. Undangan untuk semua pegawai dan juga klien perusahaan juga sudah tersebar. Orang tuanya bahkan sudah membeli satu cincin bermata zamrud untuk diberikan kepada Katty.

Angin malam itu terasa begitu angkuh, berkali-kali menampar wajah dan mempermainkan bajunya. Rivandra menggenggam ponsel yang berisi semua foto Arsyilla dan dirinya saat liburan di Yogya.

Air mata Rivandra menetes satu per satu. Melihat senyum Arsyilla di foto yang ada di ponselnya dan mengingat kebahagiaannya yang singkat tapi memupuk subur perasaannya pada Arsyilla.

"Aku merindukanmu, Syilla." keluhnya sedih. "Apa yang harus aku lakukan? Aku pengecut, Syilla!"

****

"Apa kamu gak mau mengucapkan selamat pada mentor favorit kita, Syilla?" goda Kayla.

"Iya bener. Aku harap kamu gak patah hati, Syilla." sahut Nadine.

"Sayang sekali, harusnya kamu mencoba pacaran sama Pak Rivandra dulu, Syilla. Apalagi adiknya bener-bener sangat mendukung kebersamaan kalian." gurau Vivian menambahkan.

Ketiganya tertawa melihat wajah cemberut Arsyilla. "Kalian gak capek ya membahas hal yang sama setiap harinya." ejek Arsyilla.

"Lihat! Itu Pak Rivandra dan keluarganya sudah keluar." tunjuk Kayla.

"Apa yang berbaju merah itu yang tunangan Pak Rivandra?" tanya Vivian memastikan.

"Syilla, sepertinya mentor favorit kita lagi nyariin kamu." goda Nadine.

"Hentikan pembahasan itu, kalian mau orang-orang berpikir aku menyukai Pak Rivandra beneran?!" tegur Arsyilla risih.

Ketiganya terdiam dan sesekali saling menyikut untuk menggoda Arsyilla. Ketiganya melangkah mendekat ke arah keluarga Rivandra.

Tapi Arsyilla memilih menjauh, Arsyilla bukannya tidak tahu kalau mata Rivandra tengah berkeliling mencari seseorang. Mata Arsyilla dan Rivandra bertemu, sorot mata yang biasanya terlihat tajam kini sedang sendu. Seolah mengatakan tidak mau berada di posisi sekarang ini.

Arsyilla memilih menjauh agar Rivandra tidak bisa menemukannya. Acara pertunangan pun di mulai. Arsyilla tahu, senyum yang di tampakkan Shayna di depan umum itu palsu. Karena Arsyilla tidak menemukan lesung pipi yang sama seperti dirinya. Saat Shayna tersenyum apalagi tertawa.

Satu layar besar menampilkan wajah Rivandra yang tengah mendekap Katty dengan senyum yang manis. Rivandra terlihat sangat gagah dengan kostumnya. Arsyilla batuk saat tanpa sengaja seseorang menyenggol lengannya yang sedang minum.

Arsyilla menggelengkan kepalanya saat dari kejauhan Shayna menyuruhnya bergabung dengan teman-teman magangnya.

"Arsyilla."

Arsyilla menoleh saat Dion memanggilnya dan menyelipkan satu kertas ke tangan Arsyilla.

"Pak Rivandra menyuruhku memberikannya padamu. Aku harap kamu segera membuang kertas itu setelah membacanya." kata Dion sebelum pergi menjauh.

Arsyilla membuka kertas itu.

"Apa kamu mau lari bersamaku, Syilla?"

Arsyilla meremas kertas itu hingga kecil dan membuangnya ke tong sampah. Entah kenapa hatinya terasa nyeri. Apalagi saat di layar besar itu, Katty sengaja mencium Rivandra di depan para undangan.

Akhirnya Arsyilla memilih pulang dari pesta itu tanpa berpamitan dengan siapapun. Arsyilla merebahkan tubuhnya saat berada di kamar kosnya. Matanya terpejam, tapi bayangan Katty dan Rivandra yang sedang berciuman mengganggunya.

Ponsel Arsyilla berdering lama, membuat Arsyilla bangun dengan malas. Ada nama Bu Kinasih di layar ponselnya.

"Assalamualaikum, Nduk."

"Waalaikumsalam, Bu. Ada apa Bu? Apa ibu baik-baik saja?"

"Harusnya ibu yang bertanya seperti itu. Apa kamu baik-baik saja, Nduk. Gimana dengan hatimu?"

"Gimana dengan hatiku? Maksud ibu?"

"Ibu tadi melihat berita di TV. Ada berita tentang pertunangan Mas Rivan, Nduk. Apa kamu baik-baik saja?"

Arsyilla tersenyum getir meskipun tahu Bu Kinasih tidak bisa melihat senyumnya. Hatinya tiba-tiba merasa sangat sakit. Sampai dadanya terasa sesak.

"Aku kan sudah bilang, Bu. Aku dan Mas Rivan itu berbeda jauuuh sekali bu. Aku gak pantas untuk Mas Rivan."

"Nduk, jangan bohongi hatimu. Ibu bisa merasakan kalau kamu menyukai Mas Rivan. Kamu hanya semakin menyakiti hatimu sendiri, Nduk. Jujurlah, Nduk. Jujur sama hatimu, kalau kamu menyukainya. Kalau ada kesempatan untuk mengatakan pada Mas Rivan tentang perasaanmu, katakan saja, Nduk. Kamu bisa menangis sepuasnya. Agar kamu dan Mas Rivan bisa sama-sama ikhlas dengan takdir yang tidak menyatukan kalian." nasehat Bu Kinasih.

Tidak perlu waktu lama Arsyilla menjadi sesenggukan. Merasakan sakitnya apa yang dirasakan Rivandra saat ini.

"Ibu tahu kamu menyukainya, Nduk." tegas Bu Kinasih sedih.

"Aku... Aku sudah berusaha... Menghindarinya Bu. Aku... Padahal aku sudah sadar kalau aku gak mungkin bisa bersama dengan Mas Rivan. Kenapa aku malah bodoh menyukainya bu. Sakit sekali bu." keluh Arsyilla di antara tangisnya.

"Karena ini kamu mempercepat kepergianmu ke Turki?" tebak Bu Kinasih.

Arsyilla hanya menangis tidak mampu menjawab tebakan Bu Kinasih yang memang benar.

"Jangan suka melarikan diri, Nduk. Selesaikan urusan hatimu juga. Jangan menyiksa Mas Rivan dengan menghindarinya. Pasti sangat menyakiti hati kalian berdua. Ingat, Nduk. Sebelum pergi, selesaikan urusan hati kalian. Biar bisa sama-sama ikhlas."

Arsyilla mendekap ponselnya saat Bu kinasih menutup telponnya.

'Kenapa kamu bodoh sekali, Syilla. Kamu tahu kalian sangat jauh berbeda. Tapi kamu bisa-bisanya menjadi bodoh malah menyukainya.' batin Arsyilla sedih.

1
Nurul Widyastutik
sepertinya marah sekali degan mereka 😁🙏🙏
budak jambi
bagus itu lebih baik untk danie sm mona kl perlu kubur jadi satu peti
budak jambi
ayo valen gerk cept jgnsampe daniel ambl smua harta km.biar miskin tu bajungan
Morani Banjarnahor
lanjut thor...
Nurul Widyastutik
Luar biasa
budak jambi
semoga ortu kalian sadr telh hancur kn hidup ank ny...dan sadr bahwa ank lebh berarti dr pada harta
Fitriani NB
sedih bacanya
budak jambi
kalian tu bukan anak ny tapi alat yg di guna kn untuk menambh harta yg banyk buat mereka
Nurul Widyastutik: sbaar,, sabar,,, 😁
total 1 replies
budak jambi
buat apa memuji kl dak jd menantu hany buat ank tersakiti saja...makn tu harta dan bawa tu harta sampe ke liang kubur kalian
budak jambi
ortu egois smg menyesal merk yg sdh hancur kn hidup ank hanya demi harta
budak jambi
harta tidak akn di bawa mati tuan danie..jgn egois jd ortu pikir kn perasaan ank biar kn mereka milih jln hidup mereka
Davi 04
cerita bagus
Nurul Widyastutik: terima kasih kak
total 1 replies
Sumar Tono
Luar biasa
Nurul Widyastutik: terima kasih🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!