Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 07. Mengusulkan Jalan Tengah
...“Ada apa ini? Apakah Zhea menggunakan kekuasaan keluarganya untuk memaksaku bersamanya?”...
Jika Nathan sedang merasa ketar ketir dengan kedatangan keluarga Xavier, maka berbeda dengan Zhea yang kini tengah sibuk menyusun rencana untuk menaklukan Nathan dalam belenggu cintanya. Maka Zhea tengah melakukan pencarian di internet berbagai cara memikat pria, menanyakan pada teman social medianya dan bahkan menanyakannya langsung pada Shea yang tengah menemaninya di dalam kamar.
“Hai, apakah kau begitu cintanya dengan Kak Nath sampai harus berbuat sejauh ini?” tanya Shea mengganggu konsentrasi Zhea yang tengah serius membaca dan mencatat hasil pencariannya.
“Ya, begitulah caraku mencintai seseorang. Aku akan memperjuangkannya sampai batas tertentu untukku berhenti atau memilih merelakannya. Namun, selagi aku masih memiliki kesempatan, maka aku tidak akan pernah mundur sedikitpun.” Jawaban Zhea cukup membuat saudari kembarnya itu berdecak kagum.
“Ck, asalkan kau bersaing secara sehat dan tidak melakukan hal konyol yang nantinya akan merugikan atau menyakiti dirimu sendiri.” Shea hanya bisa memberi dukungan dan tidak lupa mengingatkan Zhea untuk tidak berbuat diluar kendalinya.
“Aku tahu, Shea!” balas Zhea yang menghargai kekhawatiran dari saudara kembarnya.
“Berhentilah, jika kau sudah tidak sanggup menahan rasa sakitnya. Jangan terlalu memaksakan dirimu sendiri, karena mungkin saat itu terjadi kau memang harus menyerah dan merelakannya.” Shea menambahkan pesannya.
Zhea tampak tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan patuh seraya berkata, “Kini aku sangat penasaran bagaimana ekspresi Kak Nath saat melihat Grandpa, Grandma, Daddy dan Mommy datang ke rumahnya?”
“Yang pasti dia sangat takut dipaksa menikahi gadis keras kepala sepertimu,” celetuk Shea yang bisa menebaknya dengan mudah.
“Hahaha, benar sekali! Apalagi kalau sudah berhadapan dengan Mommy.” Zhea membenarkan, keduanya lalu tertawa bersama membicarakan tentang ekspresi keluarga Coopers dengan kedatangan keluarga mereka.
...****************...
Dan tebakan keduanya memang tidak meleset jauh, dimana Nathan memang tampak ketakutan dan gugup saat melihat kedatangan keluarga Xavier di rumahnya. Ketakutan Nathan semakin menjadi ketika Papah Will berkata bahwa kedatangan mereka memang untuk membahas tentang Zhea.
“Nath, duduklah! Mereka datang untuk merundingkan masalah Nona Zhea, karena ini berhubungan denganmu. Maka kami juga membutuhkan saran serta pendapatmu di sini.”
Perasaan Nathan semakin terasa tidak enak, pikirannya sudah memiliki banyak dugaan buruk tentang permintaan Zhea kepada keluarga. Paksaan dan ancaman untuk menikahi Zhea menjadi pemikiran utama di kepala Nathan saat ini. Meski begitu, dia tetap mencoba untuk tenang dan duduk di salah satu kursi kosong seperti perintah dari Papahnya.
“Maaf, jika pembicaraan ini tentang perasaan Zhea kepadaku. A-aku—”
“Diamlah, apakah aku sudah menyuruhmu untuk bicara?” potong Lucia dengan tatapan tajamnya, “Kau tenang saja, kami tidak akan memaksamu untuk menikah dengan Zhea atau apapun pikiran buruk yang ada di kepalamu saat ini tentang putriku tidak akan pernah terjadi.” Sambungnya menegaskan.
Sontak, Nathan seketika langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Bagaimana pun juga Lucia adalah orang yang paling dikaguminya dari kecil hingga detik ini. Bahkan alasan dia menjadi seorang dokter karena ingin mengikuti jejak Lucia.
Bagi Nathan Lucia adalah orang terbaik dan terhebat dalam hidupnya, bahkan di saat dia mengetahui putrinya jatuh cinta kepadanya. Lucia tetap akan bersikap rasional dan membela putrinya mati-matian.
Bahkan Rayden dan Levi pun lebih memilih diam, jika Lucia sudah mengeluarkan tanduknya seperti itu. Dan begitu pun Mamah Zhia yang membiarkan Lucia menyelesaikan sendiri masalah putrinya.
“Kapan rencana pernikahanmu dengan kekasihmu itu?” tanya Lucia melenceng jauh dari pembicaraan awal mereka.
“Untuk pernikahan kami belum bisa memastikannya dengan pasti, karena kekasihku akan segera menyelesaikan pendidikannya sebagai dokter ahli bedah lebih dulu. Namun, kami sudah sepakat untuk bertunangan lebih dulu bulan depan,” jawab Nathan tanpa menutupi apapun.
“Dokter ahli bedah? Kalau begitu apakah kekasihmu salah satu dokter bedah utama di rumah sakit milikmu?” tebak Lucia yang tepat sasaran.
“Benar, Kak Lucia! Kekasihku adalah Dokter spesialis bedah subspesialis bedah Onkologi di rumah sakit milikku. Namun, kami sudah menjalani hubungan ini semenjak kami di universitas.”
“Siapa namanya? Apakah dia wanita yang waktu itu—”
“Benar, Kak! Dia wanita yang saat itu bersamamu, Dr. Giselle Alendiandra.” Dengan lantang Nathan memperkenalkan kekasihnya.
“Tidak buruk juga pilihanmu, Nath!”
Bukannya merasa kesal atau marah, Lucia malah memuji kekasih Nathan yang memang layak dibandingkan dengan putrinya. Dan ‘yah, Lucia memang beberapa kali bertemu dengan Giselle bahkan dia juga mengakui kemampuan wanita itu dalam dunia medis.
“Sayang, kenapa kau malah berkata seperti itu?” sela Levi yang tidak suka Lucia malah memuji saingan cinta putrinya.
“Levi, kau diam saja dan biarkan Lucia yang mengurusnya.”
Zhia memperingati menantunya untuk mempercayakan pembicaraan ini kepada Lucia. Mau tidak mau Levi terpaksa harus menahan diri dan membiarkan sang istri yang mengambil alih pembicaraan, meski sebenarnya Levi sangat ingin memaki Nathan yang secara tidak langsung menyakiti hati putrinya.
“Nathan!”
Entah mengapa cara Lucia memanggil namanya membuat seluruh bulu kuduk Nathan berdiri saat mendengarnya. Seketika suasana tampak sangat tegang, ditambah dengan ekspresi serius Lucia menatap Nathan saat itu.
“I-iya, Kak Lucia!” balas Nathan dengan nada bicara yang terbata karena merasa sangat gugup.
“Seperti yang telah aku katakan sebelumnya, bahwa kami datang bukan untuk memaksamu untuk menikahi Zhea, putriku. Dan bukan juga untuk menjodohkan mu dengannya.” Lucia kembali mengulang perkataannya sebelumnya, bahkan kali ini dia semakin menegaskan.
“Namun, setelah aku mendengar semua jawabanmu atas pertanyaan yang telah aku berikan. Bolehkan aku mengusulkan sebuah jalan tengah untuk permasalahan ini?”
Semua orang tampak tertegun mendengar penuturan Lucia. Mereka juga sangat penasaran dengan apa yang nantinya akan Lucia usulkan untuk menyelesaikan masalah perasaan Zhea kepada Nathan.
“A-apa maksud—”
“Berikan putriku kesempatan untuk mengejar dan mendapatkan cintamu, setidaknya sampai kalian memutuskan untuk menikah. Akan tetapi, jangan pernah melukai hatinya terlalu jauh cukup dengan kau mengabaikannya atau sedikit memarahinya. Itulah batas toleransi yang bisa aku berikan kepadamu, Nathan!” Lucia memotong pertanyaan Nathan dan menjelaskan tentang usulan yang dia pikirkan dan pertimbangkan sejak awal.
Bersambung....
Giselle memang menghubungi seseorang yaitu papahnya dan kedua kakaknya...👍
ayo cpt cari tau sebelum ada hal mengerikan