Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI HADANG PEMBUNUH BAYARAN
Keesokan paginya, Qin Ruyue berangkat menuju kuil, dia menggunakan kereta kediaman Adipati dengan ditemani oleh Li Mei dan juga sepuluh orang pengawal yang di pilih secara langsung oleh Adipati untuk melindungi putrinya.
Semua orang masih berpikir bahwa gadis itu hanyalah orang yang lemah dan tidak memiliki kemampuan bela diri, mereka tidak mengetahui bahwa di kehidupan sebelumnya, Qin Ruyue di latih dengan keras oleh Mu Jingxuan, sehingga dia berhasil membantu pemuda itu dalam memadamkan pemberontakan.
Qin Ruyue merupakan salah seorang ahli pedang dan pemanah terbaik, setelah dia memasuki istana, Mu Jingxuan tidak memerintahkan mama untuk mengajarinya etiket, melainkan beberapa orang master terkenal untuk mengajarinya berbagai macam keterampilan bela diri, sehingga dia tampak berbeda dengan para permaisuri putri dari pangeran yang lain.
Meskipun begitu, dia juga telah banyak mempelajari berbagai macam etiket saat masih tinggal di rumah Adipati, sehingga tidak pernah mempermalukan pangeran ketiga dan selir Qian.
"Nona!" panggil Li Mei, dia menuangkan teh ke dalam cangkir, sambil terus menatap wajah majikannya yang terasa sedikit berbeda. Meskipun Qin Ruyue tetap tampil cantik dan sangat anggun, namun di mata dan hati Li Mei selalu saja merasakan ada sesuatu yang berbeda.
"Apakah ada masalah?" tanya Qin Ruyue.
Li Mei menunjuk ke arah pedang dan panah lengan, "Bukankah anda tidak bisa bela diri? Untuk apa menyimpan senjata tajam seperti itu?"
Qin Ruyue tersenyum tipis, "Li Mei, siapa yang mengatakan bahwa aku tidak mahir berpedang ataupun menembakkan anak panah? Saat aku masih kecil, ayah sering mengajakku ke barak dan melihat para prajurit yang berlatih, hanya saja aku harus belajar secara diam-diam agar tidak membuatnya marah."
Mata Li Mei langsung membulat mendengar penjelasan dari mulut Qin Ruyue, "Benarkah nona? Li Mei belum pernah melihat anda melakukannya."
Qin Ruyue mengangguk, "Dalam 3 tahun terakhir ini banyak hal yang berubah, termasuk kematian ibuku. Ayah mulai memanggil guru untuk mengajariku etika putri bangsawan, semua ini karena perjanjian yang telah di buat oleh kakekku dengan mendiang kaisar di masa lalu."
"Nona, apakah anda benar-benar akan menikah dengan pangeran ketiga?" tanya Li Mei.
Qin Ruyue menggelengkan kepalanya, "Aku harus terus berpura-pura sebagai orang yang bodoh agar perjanjian pernikahan ini bisa di batalkan. Di masa lalu, kakek tidak menyebutkan aku harus menikah dengan pangeran yang mana, hanya saja saat itu mataku terlalu buta, sehingga terus mengejar pangeran ketiga."
"Nona, Li Mei mendengar kabar bahwa pangeran kesembilan adalah pria yang sangat bodoh, selain itu dia juga lumpuh dan sangat kekanakan. Jika anda tidak mau menikahi pangeran ketiga, kenapa tidak bertaruh dengan seorang pangeran yang tidak memiliki kekuasaan apa-apa? Meskipun dia tidak disukai oleh kaisar dan sering ditindas oleh saudara-saudara tirinya, namun masih merupakan anggota keluarga istana. Ini tidak melanggar perjanjian antara kakek anda dengan mendiang kaisar." ucap Li Mei.
Qin Ruyue menganggukkan kepala sambil tersenyum manis, "Li Mei! Kau benar-benar jenius! Di perjamuan istana nanti aku pasti akan meminta agar kaisar menikahkanku dengan pangeran ke-9. Ini jauh lebih menyenangkan, tidak apa-apa untuk menjadi seorang pengasuh, daripada harus bertarung setiap hari untuk memperebutkan kekuasaan."
Li Mei terbelalak kaget, dia hanya asal bicara, namun ternyata direspon dengan begitu gembira oleh majikannya. "Nona! Apakah anda serius?"
"Tentu saja! Li Mei, sebenarnya aku tidak ingin terjebak dalam perseteruan berdarah, kaisar saat ini telah berusia 45 tahun, dia pasti akan segera turun tahta dalam 3 sampai 5 tahun mendatang. Untuk menghindari perselisihan, akan lebih baik untuk memilih pangeran kesembilan." ucap Qin Ruyue sambil tertawa, dia terus bertukar pikiran dengan Li Mei, hingga akhirnya kereta yang mereka tumpangi berhenti.
"Apakah sudah sampai?" tanya Li Mei sambil membuka tirai kereta, tubuh gadis pelayan itu tiba-tiba saja bergetar, dia bergegas menutup tirai dan melapor.
''Nona! Kereta kita di hadang oleh orang-orang berpakaian hitam! Apa yang harus kita lakukan?"
Qin Ruyue terlihat sangat tenang, "Li Mei, kau tidak perlu khawatir, masalah ini aku akan menanganinya dengan cepat."
Sementara para pengawal yang di tugaskan untuk menemani kereta yang membawa Qin Ruyue dan Li Mei sudah menarik pedang mereka dan berhadapan dengan 10 orang pria berpakaian hitam.
"Apa yang kalian lakukan? Menyingkir lah!" ucap salah seorang dari pengawal itu sambil mengacungkan pedangnya.
"Hahaha... Jika kalian masih sayang nyawa, lebih baik segera pergi dari sini. Kami datang untuk merampok kereta mewah itu!" ucap seorang pria berpakaian hitam sambil menunjuk ke arah kereta yang membawa Qin Ruyue dan Li Mei.
"Badjingan! Jangan sesumbar di depan kami! Apakah kalian tahu konsekuensinya menghentikan kereta milik Adipati Zhenbai? Pergilah! Jangan mengganggu perjalanan kami!" ucap pengawal itu lagi.
"Hahaha... Dasar para pengawal bodoh! Apakah kalian benar-benar berpikir kami datang untuk merampok? Cih! Kami disini untuk mengambil nyawa orang yang berada di dalam kereta itu!" ucap pria berpakaian hitam dengan sombong.
Para pengawal terlihat saling berpandangan, tak lama kemudian mereka segera menerjang ke arah orang-orang berpakaian hitam itu, sambil menghunuskan pedangnya, sehingga pertempuran antara kedua kubu tidak bisa lagi dihindari.
Trang!
Trang!
Trang!
Bilah-bilah tajam itu beradu, menghasilkan suara dentingan yang nyaring. Para pengawal yang telah mendapatkan pelatihan selama beberapa tahun menunjukkan kemampuan terbaiknya, untuk melindungi Qin Ruyue.
Sayangnya musuh yang mereka hadapi juga bukan roti lembut, selain pelatihan ekstrim, mereka juga mengkonsumsi berbagai macam obat-obatan peningkat kemampuan, sehingga membuat pertarungan menjadi semakin sengit.
Trang!
Trang!
Srak!
Pedang-pedang itu mulai mengenai anggota tubuh lawan, mereka terus merangsek maju sambil menebaskan senjatanya, meskipun keringat dan darah bercampur mengotori pakaian.
Srak!
Aaargh!
Terdengar teriakan salah seorang pengawal, dia terjatuh di tanah akibat sabetan pedang di bagian perutnya, hingga mengeluarkan banyak darah.
Qin Ruyue mengambil busur dan anak panah, dia bersiap untuk membidik para pembunuh bayaran itu satu persatu. Tangannya terlihat terampil, namun gayanya begitu indah.
Dalam beberapa detik, dia berhasil melepaskan lebih dari sepuluh anak panah dan langsung menghantam tubuh para pembunuh bayaran ada yang terkena di bagian perut, dada maupun kepala.
Jleb!
Bruk!
Enam orang pembunuh bayaran terjatuh, dua orang diantara mereka bahkan mati, setelah anak panah itu berhasil menembus batok kepalanya.
"Sial! Kalian cepat bawa kereta kuda itu pergi! Aku akan menghadapi para pengawal busuk ini!" ucap salah seorang pria berpakaian hitam, sambil melirik ke arah rekan-rekannya yang terluka.
Qin Ruyue tidak takut, dia kembali membidik ke arah orang-orang yang mendekati keretanya, dengan sangat akurat.
Jleb!