NovelToon NovelToon
TUAN MUDA ANTAGA

TUAN MUDA ANTAGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Penyelamat
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Susi Ana

"Biarkan sejenak aku bersandar padamu dalam hujan badai dan mati lampu ini. Aku tidak tahu apa yang ada dalam hatiku, aku hanya ingin memelukmu ..."

Kata-kata itu masih terngiang dalam ingatan. Bagaimana bisa, seorang Tuan Muda Arogan dan sombong memberikan hatinya untuk seorang pelayan rendah seperti dirinya? Namun takdirnya adalah melahirkan pewarisnya, meskipun cintanya penuh rintangan dan cobaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Bidadari Helena

Sang Kakek menyodorkan obat yang baru saja dibeli oleh Helena. Bukan ramuan lagi yang harus diracik oleh tangan. Melainkan obat penghilang sakit kepala yang ada di pasaran. Obat itu berbentuk pil berwarna merah muda. Bentuknya agak lonjong dan berukuran kecil. Tapi, Sang Kakek langsung menyerahkan tiga pil sekaligus dan harus ditelan. Lou menatap heran ke arah Kakek.

Meskipun ingatannya hilang, Lou masih ingat tentang pelajaran kuliahnya. Tidak boleh over dosis tentang obat-obatan. Lou langsung menerima obat itu dan meminta kemasannya. Dia pun langsung membacanya. Aspirin, Lou langsung tersenyum. Ya, obat penghilang rasa sakit di kepalanya yang sangat akut. Obat itu aman dikonsumsi jika menurut aturan.

"Akan ku minum satu butir saja, Kek. Sisanya nanti jika rasa sakit itu muncul lagi."

Kata Lou yang langsung menelannya. Sang Kakek pun menganggukkan kepalanya. Sementara Helena terus duduk di samping Lou yang telanjang dada karena harus meminum obatnya sambil duduk. Dia nggak mungkin minum sambil berbaring kan? Bisa-bisa tersedak deh.

"Apakah kakak sudah makan buburnya?" Tanya Helena, tanpa mengacuhkan kakeknya yang terus memperhatikan keduanya.

"Sudah, adik. Terima kasih, bubur buatanmu enak sekali."

Jawab Lou sambil tersenyum, saat sadar melihat badan atasnya telanjang....Lou langsung buru-buru menarik selimutnya dan refleks membaringkan badannya. Sontak saja, badan penuh luka itu terasa sakit semua.

"A duh duh duh, Kakek....pinjami aku baju dong. Aduh...."

Lou meringis kesakitan, sedangkan Sang Kakek terkekeh melihat tingkah konyolnya. Helena pun menahan tawa gelinya. Wajahnya nan putih, semakin terlihat menawan.

"Adik ya yang menemukanku hampir sekarat?" Tanya Lou yang berhasil menahan nyeri di sekujur tubuhnya.

"Begitulah, aku yang menemukan kakak pingsan di semak-semak. Kakek lho yang menggendongmu dengan susah payah kemari. Habisnya, tubuhmu tinggi sekali. Kakimu panjang, sampai kakek kewalahan. Oh iya, kenalkan kak!! Aku Helena, dan Kakek tua ini kakekku...Kakek Arlan!! Kakak siapa? Apakah ini punya kakak?"

Sang Kakek yang bernama Kakek Arlan tercengang. Beliau tak menyangka, cucunya begitu pandai bicara. Tanpa malu maupun canggung, cucunya bicara banyak pada pemuda asing yang baru sadar dari pingsannya. Di tangan cucunya itu, ada sebuah kalung dengan liontin aneh terpasang di sana. Dan Lou menatap asing pada kalung itu. Begitu pun saat Helena menanyakan tentang siapa dirinya. Lou hanya diam dan melihat jauh ke depan.

"Ng....a aku....tidak tahu.... aduh!"

Sekali lagi, Lou merasakan sakit dan nyeri yang teramat sangat di kepalanya. Dia meringis menahan sakitnya. Dia heran, kenapa Aspirin itu belum bekerja? Harusnya sanggup menahan nyeri yang dia derita. Dan kenapa harus sakit tiba-tiba bila dia berpikir tentang siapa dirinya? Kakek Arlan menggeret lembut lengan cucunya, dan mencoba menjauhkannya dari Lou.

"Helena, jangan ajak dia bicara. Dia sakit kepala bila ditanya siapa dirinya!"

Bisik Kakek Arlan pelan pada Helena. Helena menatap tajam dan seolah nggak percaya. Kakek Arlan pun menganggukkan kepalanya, pertanda ucapannya benar adanya.

"Maksud Kakek, apa sih? Mu mungkinkah dia....?"

Ucapan Helena tidak dilanjutkan. Dia melihat ke arah Lou dengan cemas. Lalu menatap lagi ke arah kakeknya, untuk mencoba menemukan jawaban yang keluar dari mulut tua itu.

"Kemungkinan, dia amnesia," sahut Kakek Arlan sambil mendesah pelan. Dan membuat Helena tersentak tak percaya.

"Apa? Kakek bohong kan?!" Tanya Helena yang menahan nada tingginya agar Lou tidak ikut kaget. Kakek pun mengangguk pelan.

"Semoga saja tidak benar. Kakek juga khawatir kalau-kalau keluarganya mencari dia. Kita bisa dapat masalah berat."

Tampak jelas di wajah tua itu sebuah kecemasan yang sangat besar. Beliau juga merasakan sebuah kehilangan besar. Kedua orang tua Helena, menghilang tanpa jejak. Meninggalkan Helena, saat cucu cantiknya itu masih bayi merah. Kakek Arlan pun sudah berusaha menemukan putri dan menantunya. Namun keberadaan mereka bagai di telan bumi. Hingga saat ini, keduanya belum ketemu. Entah mereka masih hidup ataukah sudah mati. Tak terasa, air mata membasahi kedua pipi tua itu.

"Jangan menangis Kakek. Helena tahu, pasti Kakek sedang memikirkan ayah dan ibu."

Helena langsung memeluk kakeknya. Gadis cantik itu berusaha menenangkan Sang Kakek. Kakek Arlan tersenyum, beliau bangga. Mendapati cucunya menjadi sosok gadis yang tegar dan tabah.

"Ayo kita masuk, kasihan anak muda yang berbaring di dalam. Jika kita tinggal terlalu lama." Ajak Kakek Arlan pada cucunya.

Helena pun mengangguk dan mengikuti sang Kakek masuk. Lou berusaha memejamkan mata, dan nggak mau berpikir lagi tentang siapa dirinya. Dia capek, kepalanya selalu sakit buat berpikir.

"Jangan terlalu dipaksa untuk berpikir. Jika dirimu melupakan namamu, Kakek bisa memberimu nama untuk sementara. Siapa tahu, pelan-pelan....kau akan mengingat masa lalu mu," kata Kakek Arlan begitu mendekati Lou.

"Tunggu kek....aku tadi menemukan sebuah dompet dalam saku celananya. Sebentar...."

Helena menuju ke dapur dan mencari baju kotor yang kakeknya taruh dalam bak cucian. Helena mencari dompet yang tadi ditemukannya di celana kotor Lou. Tak berselang lama, gadis cantik itu menemukan apa yang dia cari dan langsung membawanya masuk.

"Apa yang ada di dalamnya, Helena?" Tanya Kakek Arlan yang menatap tangan cucunya yang mencoba membuka dompet tersebut.

Lou yang memejamkan mata, membuka matanya. Dan ikut menoleh ke arah Helena. Dia ingin duduk bersama mereka. Tapi dia sadar, dia telanjang. Dan hanya berbalut selimut. Mau nggak mau, dia harus tetap berbaring di balik selimut itu. Helena pun menemukan tanda pengenal dalam dompet itu.

"Ini kek....ada tanda pengenal kakak ini. Ng....namanya....Lou Meiyer Antaga... Mahasiswa jurusan Kedokteran di Universitas A. Wow, ini Universitas yang terkenal di Ibu Kota Kek!!"

Helena melonjak kaget dan setengah nggak percaya, begitu membaca tanda pengenal itu. Lou hanya diam, karena dirinya memang nggak ingat apapun. Keduanya saling bertatapan. Kakek Arlan hanya diam dan termangu.

"Dugaan ku benar, kau bukan anak muda sembarangan....Lou."

Kata Kakek Arlan menatap lekat-lekat ke arah Lou. Lou pun berkaca-kaca ingin menangis. Entah apa yang tiba-tiba dia rasakan, ketika Kakek Arlan memanggil namanya untuk pertama kalinya. Ada rasa sedih, haru dan rahasia yang dia rasakan. Dia mencoba mengingat sesuatu yang hampir sama, saat seseorang memanggil namanya. Siapa? Siapa orang itu? Lou berusaha mengingat nya pelan-pelan.

"Jangan sedih Kakak Lou!! Coba, obatnya diminum lagi. Mungkin kakak Lou cuma syok berat sehingga mengalami amnesia sementara...."

Hibur Helena yang kembali memasukkan tanda pengenal itu ke dalam dompet. Kemudian, meletakkan nya di atas bantal Lou. Lou pun tersenyum, agar rasa sedihnya tidak membuat orang lain ikut merasakan nya.

"Baiklah, adik. Nanti, akan kakak minum lagi...." Jawab Lou singkat, dengan wajah malu-malu. Tangannya begitu kencang memegangi selimutnya.

"Cucuku memang pintar. Tapi awas, jangan jahil. Lihatlah, Lou ketakutan jika kau menarik selimutnya.Hahaha...."

Tawa Kakek Arlan pun pecah, membuat wajah Helena memerah. Dia tahu, di balik selimut itu ada badan yang telanjang penuh luka. Helena tampak marah menatap kakeknya. Pikir nya, sang Kakek sengaja menggodanya. Jika tidak, kenapa pemuda ini dibiarkan telanjang?

1
monrach
sangat bagus
Delita bae
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇🙏
Jhon wae
bagus sekali,semangat update
Susi Ana
bismillah mulai dari awal lagi
Fa.NT: Semangat Thor 💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!