Maisya Fahira, gadis bar-bar dengan segala keunikan yang di miliki nya,rela hidup sebatang kara di ibu kota hingga sukses menyelesaikan kuliah nya berkat bantuan dari sang kakak serta kedua sahabat baik nya, hingga di terima bekerja di sebuah perusahaan besar milik suami dari sahabat terdekat nya,siapa sangka dalam turun naik nya kehidupan yang dia jalani,Maisya justru bertemu dengan seorang pria yang berhasil mencuri seluruh hati nya.
Akan kah perasaan Maisya berbalas sempurna atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpaksa Berbohong
Tiga hari terasa begitu singkat bagi Maisya yang masih betah menikmati suasana kampung halaman nya.siang ini Maisya sudah harus kembali ke kota lagi karena ada telpon dari Sari yang mengatakan ada konsumen yang ingin bertemu dengan dia.
Maisya mengendarai sendiri mobil nya tanpa bantuan sopir, lambaian tangan dari sang ibu serta kedua adik nya mengiringi kepergian Maisya.tak terasa air mata kembali jatuh dari pelupuk mata indah nya.namun dia harus tetap pergi demi mencari sesuap nasi.
Mobil Maisya berhenti di persimpangan lampu merah,Maisya sejenak memejamkan mata namun yang ada malah kepingan-kepingan ingatan beberapa hari yang lalu kembali mengusik ketenangan nya.
Maisya dengan cepat membuka kedua mata nya,rasa nya terlalu malas untuk memikirkan tentang pria itu.
Beberapa jam kemudian akhirnya mobil yang Maisya kendarai sampai juga di halaman ruko milik nya.
Di luar sana ada dua orang yang sedang menunggu kedatangan nya dengan wajah yang sulit untuk di tebak.
" Selamat sore bestiie - bestiie." sapa Maisya heboh menutup rapat masalah yang sudah terjadi kepada nya.
Dila dan juga Bima membalas dengan senyuman tipis,namun sarat dengan makna tersembunyi.
" Ada apa dengan kalian berdua? Kurang mendapat kan jatah dari si do'i?" celetuk Maisya dengan alis yang menyatu.
Karena tidak kunjung mendapatkan balasan atas apa yang di ucapkan,Maisya memilih mengeluarkan koper nya terlebih dahulu sebelum menghadapi keanehan dari kedua sahabat nya itu.
" CK... Nggak peka banget sih Lo jadi orang, nggak minta maaf lagi." ujar Bima berkacak pinggang.
" Belum lebaran Bim, ngapain minta maaf segala?" Maisya mendorong koper nya lalu meminta salah satu karyawan nya untuk membawa koper tersebut ke kamar nya.
" Kenapa Lo pulang nya mendadak Sya? Kan kita berdua juga pengen ikut." ucap Dila dengan wajah sedih nya.
Entah kemana perginya bayi mungil yang baru dia lahir kan.yang jelas hanya ada Dila di depan ruko milik Maisya.
" Oh...Itu! Gue tiba-tiba kangen sama ibu gue,maka nya gue memutuskan untuk pulang, sorry ya nggak bisa ngajak kalian,abis nya kalian berdua sibuk sama urusan kalian masing-masing." tutur Maisya secara hati-hati takut keceplosan.
Maisya kembali melanjut kan ucapan tentang Dila yang sibuk mengurus anak nya dan Bima yang menghilang entah kemana akibat kebanyakan meneguk minuman beralkohol.
" Lo nginap di mana malam itu? Sari bilang Lo juga nggak pulang ke rumah?" tanya Bima ingin tahu.
" Mati gue." Maisya mengerang dalam hati.
Dengan kaki yang bergetar Maisya berusaha mencari alasan yang tepat agar Bima tidak curiga kepada nya.Maisya masih malu untuk mengakui semuanya sekarang,dia hanya butuh waktu untuk bisa jujur di hadapan kedua sahabat nya.
" Sya!" seru Dila menyentuh tangan Maisya.
" Eh iya, kemarin gue terpaksa nginep di hotel yang lain karena kamar hotel di sana sudah pada penuh,Lo mah enak karena kamar nya udah di siapkan langsung sama yang punya acara." ucap Maisya berusaha tenang.
" Eh iya...Kenapa Lo nggak ikut sama gue aja?" tanya Bima lagi sedangkan Dila hanya menyimak pembicaraan tersebut karena memang dirinya tidak terlibat dalam peristiwa malam itu.
" Gila ya Lo,masa gue tidur satu kamar sama banyak pria,gadis macam apa gue ini?" kekeh Maisya ingin mengalihkan topik pembicaraan.
Dila pun ikut terkekeh mendengar ucapan sahabat bar-bar nya itu, dari yang dia lihat seperti nya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyembuhkan luka batin pada Maisya,tapi entah lah ,atau mungkin Maisya sendiri yang terlalu pintar menyembunyikan kesedihannya.
" Iya ya yang paling gadis banget..ya udahlah nggak usah bahas itu lagi, sekarang mana oleh-oleh untuk kami berdua?" desak Bima sambil menengadahkan tangan nya di depan wajah Maisya.
" Ada.... Maka nya ayok kita masuk dulu,badan gue capek-capek semua ini tapi udah Lo todong dengan pertanyaan yang segunung." desis Maisya sambil meraba-raba badan yang terasa remuk redam dan pinggang nya terasa ingin patah akibat terlalu lama duduk.
Sambil duduk bersila di atas karpet bulu,semua yang ada di ruko tersebut menikmati penuh suka cita oleh-oleh yang di bawa Maisya dari kampung halaman nya, untung saja tadi ketika di jalan Maisya ingat untuk mampir mencari oleh - oleh,kalau tidak! Bisa ngamuk tujuh hari tujuh malam pria yang bernama Bima ini.
***
Karena merasa bosan di tinggal di rumah sendirian oleh anak nya, Alvarendra memilih mempercepat kepergian nya dari rencana nya semula.
"Lo beneran suka sama teman nya Bima itu?" tanya Bayu penuh selidik.
" Hmm." Al berdehem dengan tubuh yang bersandar pada sofa empuk.
" Gimana rasanya main sama janda muda?' tanya Samy penasaran.
Al langsung menatap penuh amarah kepada Samy , pertanyaan itu membuat Indra pendengaran nya terganggu dan dia tidak pernah suka melihat wanita nya di jadikan bahan olokan.
" Sorry Al,gue cuman bercanda doang." lirih Samy paling malas kalau di tatap demikian oleh Al yang terkenal kejam.
" Maka nya jaga mulut Lo, kebiasaan sih nyerocos mulu."Bayu menendang kaki Samy cukup kuat sampai membuat si korban mengaduh kesakitan.sementara Bayu sudah tertawa kencang di atas penderitaan Samy.
" Al ,Lo pakai pengaman kan pas main nya?"kini giliran Jeno yang bertanya sedang kan yang lain nya memilih diam sebagai pendengar.
Entah kenapa tiba-tiba saja Jeno kepikiran tentang hal itu,jangan sampai sangking bersemangat nya Al yang tidak pernah menyentuh wanita sampai melupakan karet pengaman.
Al terdiam dengan senyuman tipis nya.
" Enggak." jawab Al santai.
" Sial! Kalau sampai dia hamil bagaimana? Habis Lo sama Bima yang mirip emak-emak arisan bodong."kata Samy menggebu -gebu,wajah galak Bima menjadi momok menakutkan bagi pria tampan ini.
" Ya tinggal gue tanggung jawab lalu nikahi dia biar status anak gue jelas.selesaikan?" ujar Al begitu enteng.
Apa yang keluar dari mulut Al sukses membuat semua sahabat nya terhenyak.
Al yang terkenal dingin pada wanita dan pernah berucap tidak akan menikah sampai kapanpun akhirnya mulai tertarik membicarakan pernikahan dan wanita.
Semua sahabat Al menatap intens ke arah wajah Al yang sangat misterius, benarkah yang berada di tengah-tengah mereka saat ini adalah seorang Alvarendra Darwis?
" Lo serius sama ucapan Lo tadi?" tanya Jeno memastikan.
" Seribu rius malah,udah lah jangan banyak tanya,lihat aja nanti gue punya kejutan untuk kalian." Al memilih meneguk minuman yang sudah di tuang ke dalam gelas nya,dalam satu kali hisapan minuman tersebut sudah habis masuk ke dalam tenggorokan nya.
" Kita tunggu kejutan itu!" seru Samy heboh.
"Semoga ini menjadi awal yang baik untuk Lo Mr kejam bin dingin." ucap Bili dalam hati nya.
Sedangkan di kediaman Wibowo.setelah kedatangan Digo tempo hari,Bu Endang langsung jatuh sakit karena terlalu lelah memikirkan nasib putra nya.setiap malam kedua mata lelah nya enggan terpejam sampai pagi menyapa.
Selama Bu Endang sakit,meja makan selalu kosong setiap pagi ,itu karena pasangan paruh baya ini yang lebih menyantap sarapan di dalam kamar mereka.
" Kenapa Mama bisa sakit Pa?" tanya Elsa yang khawatir dengan kondisi sang Mama, padahal selama ini Mama nya jarang sakit karena gaya hidup nya yang sangat sehat.
Elsa yang merasa heran kenapa orang tua nya sudah jarang menghubungi nya akhir nya melakukan panggilan terlebih dahulu.namun saat panggilan tersambung dia malah mendapat kan kabar yang kurang menyenangkan. Pak Wibowo mengabari anak nya kalau Bu Endang sedang sakit dan saat ini mereka sedang sarapan di dalam kamar.
" Papa juga nggak tahu Sa!Kata dokter, Mama butuh istirahat biar cepat sembuh." dusta Pak Wibowo yang tidak ingin menambah beban pikiran pada anak perempuan nya.
" Pasti karena Kak Digo kan Pa?" tebak Elsa tepat sasaran.
" Enggak Sa! Untuk apa mikirin anak itu, dia udah besar bisa menentukan sendiri pilihan hidup nya,Mama Kamu sakit karena memang udah waktunya mendapatkan jatah sakit ,udah Kamu fokus kuliah aja biar cepat selesai terus pulang ke tanah air dan gantikan Papa."kata Pak Wibowo yang sudah sangat yakin menyerahkan kursi kepemimpinan nya kepada sang putri.
Sementara Bu Endang yang belum siap untuk berbicara kepada sang putri terpaksa diam tanpa suara.sebenarnya beliau sudah sangat rindu kepada anak perempuan nya itu tapi terpaksa di tahan dulu sampai tubuh nya benar-benar pulih.
" Pa! Harus banget Elsa yang gantikan Papa? Kenapa nggak Kak Digo aja sih Pa?" keluh Elsa tidak setuju.
" Dia sudah tidak berhak lagi memimpin perusahaan, memimpin rumah tangga nya saja gagal dan lebih memilih wanita licik itu,udah Kamu lanjutkan kuliah nya dulu,Papa ada urusan penting." sambungan telepon akhirnya terputus sebab Pak Wibowo yang harus menenangkan istri nya yang tiba-tiba saja menangis sesenggukan.
" Digo!" Pak Wibowo mengerang murka dalam hati,kalau saja Digo tidak berulah pasti istri nya masih baik-baik saat ini.
Bersambung.
Sebelum lanjut jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar dan pencet tombol like nya,bantu juga dengan rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ya guys.
Salam sayang untuk kalian semua