NovelToon NovelToon
Gairah Istri Kesepian

Gairah Istri Kesepian

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Momoy Dandelion

Di Bawah Umur Harap Minggir!

*****

Salahkah bila seorang istri memiliki gairah? Salahkah seorang istri berharap dipuaskan oleh suaminya?

Mengapa lelaki begitu egois tidak pernah memikirkan bahwa wanita juga butuh kepuasan batin?

Lina memiliki suami yang royal, puluhan juta selalu masuk ke rekening setiap bulan. Hadiah mewah dan mahal kerap didapatkan. Namun, kepuasan batin tidak pernah Lina dapatkan dari Rudi selama pernikahan.

Suaminya hanya memikirkan pekerjaan sampai membuat istrinya kesepian. Tidak pernah suaminya tahu jika istrinya terpaksa menggunakan alat mainan demi mencapai kepuasan.

Lambat laun kecurigaan muncul, Lina penasaran kenapa suaminya jarang mau berhubungan suami istri. Ditambah lagi dengan misteri pembalut yang cepat habis. Ia pernah menemukan pembalutnya ada di dalam tas Rudi.

Sebenarnya, untuk apa Rudi membawa pembalut di dalam tasnya? Apa yang salah dengan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31: Tabiat Asli Rudi

"Lepas! Aku mau pergi!"

Lina kembali memberontak saat Rudi menyuruhnya masuk ke dalam rumah. Wanita itu bersikeras ingin pergi ke tempat adiknya. Akan tetapi, Rudi tak mengijinkannya.

"Kamu tidak boleh pergi kemana-mana sebelum kita menyelesaikan masalah ini. Cepat ikut aku masuk!" bentak Rudi.

Baru kali ini Lina mendengar nada bicara Rudi yang begitu meninggi, penuh amarah. Tenaganya sangat kuat hingga menyulitkan untuk melepaskan diri.

"Aku juga butuh menenangkan diri! Kamu pikir aku bisa bicara setelah melihat hal semacam itu?"

Lina terus berusaha melepaskan tangan Rudi darinya. Ia benar-benar tidak bisa menghadapi Rudi saat ini. Perasaannya sangat kacau.

"Kamu bisa menenangkan diri di dalam. Masuk sekarang!"

Bentakan Rudi semakin keras. Lina sampai terkejut. Di saat yang bersamaan, tampak Trian memperhatikan ke arah mereka dari depan halaman rumahnya. Tatapan mereka bertemu, membuat Lina merasa malu. Ia akhirnya mengalah dan mengikuti Rudi masuk ke dalam rumah.

Rudi menghempaskan tubuhnya ke ranjang dengan kasar. "Dari mana kamu tahu tempat itu?" tanyanya dengan murka.

Lina terkekeh. Baru ia sadari suami yang telah dinikahi kurang dari satu tahun itu memiliki sifat yang sama sekali ia duga. Entah mengapa ia jadi kasar.

"Katakan, siapa yang memberitahumu?" Rudi bertanya sekali lagi.

Lina berusaha bangkit. Ia duduk di tepi ranjang memperhatikan suaminya yang masih diliputi amarah.

"Apa itu masih penting?" tanyanya.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu. Apa yang sebenarnya terjadi? Kamu benar-benar ...."

Lina tak sanggup meneruskan kata-katanya. Perlahan air matanya turun tanpa dikehendaki.

Rudi mendekat. Ia bersimpuh di hadapan Lina dengan perasaan yang kacau. Ia pegangi tangan Lina seraya menciumnya menumpahkan segala rasa bersalah.

"Lina, maafkan aku ... Aku memang bersalah, tapi maafkan aku." Nada bicaranya terdengar parau. Ia tak tega melihat wanita di hadapannya menangis tersedu-sedu.

"Dengarkan aku, Lina ... Perbuatanku memang salah. Tapi, aku berani bersumpah kalau aku sangat mencintaimu." Tutur kata Rudi terdengar begitu mendalam.

Lina tertawa di sela tangisannya. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa. Rasanya sekarang dia sudah menjadi gila.

"Lina, istriku tersayang, bisa tidak kamu anggap hari ini tidak ada apa-apa? Hubungan kita selama ini baik-baik saja, kan? Apa aku kurang baik sebagai suami?" Rudi tampak terus membujuk istrinya.

"Kalau sudah seperti ini bagaimana bisa baik-baik saja? Bagaimana bisa aku bersikap biasa mengetahui ternyata suamiku menyukai laki-laki?"

Lina tak habis pikir dengan jalan pemikiran suaminya. Seolah semua masalah bisa diselesaikan dengan melupakannya.

Rudi terdiam. Inilah kemungkinan buruk yang ia takutkan setelah mereka menikah.

"Aku ingin berubah, Lina. Karena itu aku menikahimu. Aku sangat mencintaimu."

Lina membuang pandangannya. "Kamu menikahi aku hanya untuk menutupi hubungan dengan bosmu. Bukan karena mencintai aku."

Rudi menghela napas dalam-dalam. "Aku akui, selama ini memang menyimpang. Tapi, setelah mengenalmu, aku punya keinginan untuk berubah. Aku benar-benar mencintaimu, Lina ... Aku ingin membina rumah tangga yang bahagia bersamamu."

"Rumah tangga seperti apa yang mau kamu bangun? Rumah tangga dengan istri yang selalu ditinggal-tinggal, dibiarkan kesepian, lalu berharap untuk terus memaklumimu?" tanya Lina.

"Lina, please ...." Rudi terus berusaha membujuk istrinya agar bisa memaafkannya.

"Selama ini ternyata kamu sibuk menghabiskan waktu dengan laki-laki? Atasanmu? Padahal aku di rumah tidak bisa tidur karena selalu mengkhawatirkanmu setiap hari!" Lina menunjukkan kemarahannya.

"Bisa tidak kita lupakan saja masalah ini?" pinta Rudi dengan raut wajah yang berubah serius.

"Aku hanya berhubungan dengan laki-laki! Bukan selingkuh dengan wanita lain. Aku memang melakukannya karena belum bisa seratus persen meninggalkannya. Demi apa? Demi kamu! Asal kamu tahu itu demi kamu!" tegasnya.

Rudi bangkit, ia berpindah duduk di samping istrinya. Ia belai pipi sang istri dengan lembut.

"Terpaksa aku masih melakukannya agar urusan pekerjaanku berjalan lancar. Dengan begitu, aku bisa memberikanmu banyak uang. Kita bisa hidup berkecukupan, orang tua kita ikut senang. Biaya kuliah adikmu juga lancar. Apa kamu mau kehilangan itu semua?"

Lina terdiam. Selama ini ia begitu dimanjakan oleh kemewahan yang Rudi berikan kepadanya.

"Aku hanya minta kamu bersabar. Sampai waktunya nanti tiba, aku pasti akan membahagiakanmu. Aku akan meninggalkan kehidupan lamaku," bujuk Rudi.

"Maaf, Rudi. Sepertinya aku tidak bisa. Rasanya aku jadi gila kalau tetap bertahan denganmu. Aku tidak bisa berpura-pura tidak tahu. Aku mau pergi," pinta Lina.

"Kamu tidak boleh pergi!" Rudi tak terima. Ia tidak membiarkan istrinya pergi.

"Kamu jangan egois! Aku berhak punya keputusan sendiri! Aku ingin bercerai darimu!" Lina menepis tangan Rudi darinya.

Dengan langkah cepat, ia berjalan ke arah luar kamar. Ia ingin meninggalkan rumah itu.

"Lina!" teriak Rudi.

Kesabarannya benar-benar habis. Sebelum Lina meraih knop pintu, ia lebih dulu menariknya.

Satu tamparan keras mendarat di pipi Lina.

"Kamu tidak ada empati-empatinya, dengan apa yang sudah aku lakukan selama ini? Aku kan sudah bilang minta maaf!" bentak Rudi.

Lina memegangi pipinya yang sakit. Rudi seperti orang kesurupan. Tidak puas menampar, lelaki itu juga berusaha mencekiknya.

"Setelah apa yang aku lakukan padamu, kami meminta cerai, hah?"

"Aku kerja keras juga untuk kamu!"

Lina sekuat tenaga menendang tubuh Rudi sehingga cengkramannya terlepas.

"Nikmati saja sendiri hasil kerja kerasmu. Aku tidak mau menerimanya lagi!" tolak Lina.

Ia kembali bangkit untuk pergi dari sana. Namun, Rudi kembali menarik rambutnya.

"Apa sih masalahnya? Aku tidak selingkuh dengan wanita lain! Apa ruginya! Tinggal diam dan terima saja apa susahnya!"

Rudi yang kehilangan akal sehat memukuli Lina. Ia tidak terima keputusan sang istri untuk menceraikannya.

"Ada apa ini?"

Tiba-tiba Trian muncul dari balik pintu. Ia merasa curiga dengan kegaduhan yang terjadi di rumah sebelah. Apalagi sebelumnya tahu jika Lina ditarik paksa masuk ke dalam rumah. Trian melihat Lina sedang dijambak dan dipukuli Rudi.

"Jangan ikut campur! Ini urusan rumah tangga kami!" bentak Rudi.

Trian terkejut melihat kondisi Lina yang memprihatinkan. Wanita itu tampak berantakan dan kesakitan.

"Kalau sudah menggunakan kekerasan, aku tidak akan tinggal diam. Lepaskan Lina atau aku laporkan ke polisi!" ancam Trian.

"Brengsek! Kenapa kamu ikut campur!"

Rudi naik pitam. Ia melepaskan Lina dan menyerang Trian. Terjadi perkelahian di antara keduanya. Mereka saling adu jotos dan mendorong hingga merusak beberapa barang yang ada di rumah.

"Jangan campuri urusan orang!" teriak Rudi.

Trian membanting tubuh Rudi ke lantai. Melihat lelaki itu tidak berkutik, ia menghampiri Lina yang masih terduduk di pojokan.

"Lina, ayo kita keluar," ajak Trian.

1
Dasirah Yuna
Luar biasa
Nursina
mantap lanjut
Andra Mahardika
mantaaapp
Rha Jonatan
arjun bagaimana kabarnya..???
Nurkhayati Salimun
jangan2 rudi perempuan juga,nggak pulang karena datang bulan
appaaa
kayaknya bener yg sblmnya komen si rudi ini lgbt, jd anusnya rusak tdk bisa menahan bab.
BeQty
Lumayan
Sartika tika
Luar biasa
Sartika tika
kyaknya rudi kaum pelangi...dia yg jd perempuan...makanya lubang anusnya udh doer jd gk bs nahan kotoran
Ida Rassya
Luar biasa
Sartika tika
knp dua2nya gk nginap aja di hotel klo takut kena grebek....dua2nya kn punya alasan lina takut sendirian dirumh, trian krna gk bs masuk rumah
Jue Juliza Johnson
Luar biasa
senja imma
thor udah tamat ini???
Momoy Dandelion: udah, kak 🤭
total 1 replies
Sartika tika
klo emng sering seperti ini, hrsnya kn bikin kunci cadangan,
Dini Kisaran
tegang gk tuh si trian🤣🤣🤣🤣🤣
Farika Willesden
Luar biasa
Ana Susana
❤️
Bila D
pada dasarnya Dara itu hanya bocah sableng makanya Trian masih betah mendampingi, bukan pribadi yg jahat
Bila D
mungkin Rudy termasuk golongan pelangi
Novie Bundane Fathan
silite jebol....😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!