Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Motor baru Novan
Novan pulang keruamh dengan hati yang riang gembira, motor baru sudah di beli karena ini memang motor impian nya, bila dengan motor ini dia merasa paling keren. sebenar nya dia punya rancangan ingin membonceng sang kekasih jalan jalan kekota menggunakan motor keluaran terbatu ini, namun semua hanya rancangan saja karena nasib memang tidak ada ynag tau.
Sama hal nya dengan Novan yang tidak tahu bakal di selingkuhi oleh Diana, bukan cuma selingkuh biasa karena sudah sampai berhubungan badan. lalu Novan yang nekat mencari santet, andai saja Erik tidak tercetus soal santet maka dia tidak akan ingat kearah sana untuk menyakiti Diana.
Karena Novan takut dengan Purnama, dia tahu sepupu nya bukan orang biasa. Purnama tau banyak hal ghaib yang tidak bisa di lihat oleh manusia biasa, seratus persen Novan takut sekali pada wanita cantik namun galak itu, apa lagi Purnama walau banyak menguasai hal ghaib, dia tidak mau menyakiti orang.
Didikan Bu Laras masuk kedalam pikiran nya dengan sempurna, padahal hal yang sangat mudah untuk dia bila hanya ingi menyakiti orang seperti Diana. Novan yang paham kalau sepupu nya pasti menolak, maka dia pun tidak datang kesana dan lebih bai cari dukun lain yang memang ampuh untuk membuatkan santet yang sangat jahat.
"Van!"
"Iya, Buk?" Novan menoleh saat di panggil Ibu nya.
"Tadi Pak Bujang pinjam mobil kesini, karena Diana sakit." beritahu Bu Romlah.
"Oh."
"Kayak nya parah sakit nya, Van." Bu Romlah agak kaget karena anak nya cuek saja.
"Biar lah, Bu! bukan urusan kita juga, mau sakit apa pun urusan dia." jawab Novan membuat Bu Romlah kian kaget.
Wanita setengah baya ini menatap putra nya yang tetap cuek sama sekali tidak ada raut cemas, apa mungkin mereka berdua memang sudah putus, tapi putus karena apa. seolah sangat mendadak sekali, Novan yang biasa nya sangat girang bila di ajak bicara tentang Diana ini terlihat biasa saja.
"Aku dan Diana sudah tidak punya hubungan apa apa lagi, Bu! jadi sudah lah tidak usah membahas dia." beritahu Novan.
"Kenapa dengan kalian berdua? mendadak saja kamu putus, Nak!" ujar Bu Romlah.
"Cuma sadar saja bahwa Diana hanya ingin uang ku." jawab Novan.
"Tidak ada masalah lain kan? Ibu harap kalau pun putus di selesaikan secara baik baik ya." pinta Bu Romlah.
"Tidak bisa, Bu!" jawab hati nya Novan, karena dia sudah pakai cara yang tidak baik.
"Apa jangan jangan karena kamu putusin dia jadi sakit begini?" Bu Romlah menebak sendiri, karena hari kejadian nya sama.
"Dia sakit gigi, Bu! tidak ada hubungan nya sama sakit cinta." sergah Novan.
"Kamu tau dari mana dia sakit gigi?"
Suara Pak Hasan mengagetkan Novan, dia juga sudah keceplosan bicara soal sakit gigi, harus nya tadi tidak perlu ia katakan masalah sakit nya. jantung Novan berdebar kencang, takur bila sampai ketahuan oleh orang tua nya bahwa dia sudah menyantet Diana akibat rasa sakit hati dari perselingkuhan gadis itu.
"Orang orang banyak yang bilang, Pak!" jawab Novan akhir nya.
"Memang orang orang banyak yang membicarakan sakit Diana, kok dugaan Bapak dia gejala kanker ya." ucap Pak Hasan duduk di kursi teras.
"Jangan sembarangan gitu!" Bu Romlah tidak enak bila ada yang dengar.
"Sakit gigi nya parah memang, Buk! Bapak tadi dengar cerita nya Fajar, dia yang ikut melihat saat Diana mau berobat." jelas Pak Hasan.
"Aduh kasihan ya, apa bisa kanker jadi lari kegigi?" tanya Bu Romlah lagi.
"Ya bisa kalau kanker otak, kan itu satu jaringan juga." jawab Pak Hasan sok tau kesan nya.
"Emang parah sekali apa, Pak?" Novan pura pura bertanya agar tidak di curigai.
"Lah wong sampai menjerit jerit, itu kepala nya di hantam kan berulang kali pada tiang rumah saat mau berangkat." jelas Pak Hasan.
"Ya allah!" Bu Romlah yang kaget sampai menutup mulut nya.
Novan bahagia sekali mendengar Diana yang sakit sampai separah itu, ternyata liur pocong sangat lah manjur untuk membunuh orang juga. untung saat itu Novan tidak kena ludah juga, kalau kena maka dia pasti bisa celaka akibat ludah yang beracun.
"Hah!"
"Kenapa kamu?!" Pak Hasan heran karena Novan terlihat kaget saat mau masuk rumah.
"Anu, aku lupa meletakan ponsel ku." dusta Novan.
"Di meja belakang sana, kamu kebiasan!" rutuk Bu Romlah.
"Oh, aku ambil dulu lah kalau begitu." Novan masuk kedalam rumah, pandangan nya mengedar kesana sini mencari sosok tadi.
Saat Novan mau masuk kedalam rumah tadi, tanpa sengaja mata nya malah melihat sosok pocong yan ludah nya sudah ia ambil, mungkin kah setan itu ikut dia pulang. tapi untuk apa dia mengikuti Novan, pemuda ini agak berdebar karena poong itu sangat jahat maka nya di gunakan oleh orang orang.
"Tidak ada lagi." Nova bernafas lega karena tidak ada sosok pocong itu lagi.
Wussssh.
Bau amis dan bangkai menusuk hidung bersama dengan angin dingin yang berkelebat, Novan berbalik dan mencari apa yang sudah lewat barusan. namun sama sekali tidak ada apa apa, dia saja yang tidak sadar bahwa dari pantulan kaca lemari barang. ada sosok pocong sedang menatap nya, dia adalah pocong makam keramat.
"Agak seram juga jadi nya, semoga dia tidak ikut aku pulang!" Novan berlari masuk kamar.
Pocong itu tetap di sana berdiri tegak, entah apa yang dia lakukan di rumah Novan, yang pasti karena pemuda itu sudah mengambil liur nya dan dia pun jadi ikut kesini bersama dengan Novan. pasti ada kesalahan yang sudah Novan lakukan, maka nya dia bisa sampai ikut.
Sementara itu di depan, orang tua Novan agak heran dengan tingkah putra nya yang memang cuek saja walau sudah dengar Diana sakit parah. apa yang sudah membuat Novan tidak cinta lagi pada Diana, sedangkan selama ini dia begitu mencintai kekasih nya.
"Apa mungkin memang Diana pakai pelet ya, Pak?" Bu Romlah agak berbisik karena takut ada yang dengar.
"Tidak tau juga, yang membuat heran itu karena Novan yang mendadak saja cuek, apa memang gadis itu punya pelet." Pak Hasan juga curiga.
"Mungkin pelet nya habis dan dia sakit, maka nya Novan hilang rasa." cetus Bu Romlah.
"Jangan terlalu di pikir kan lah." Pak Hasan takut bila istri ny asal tuduh saja.
Biasa nya Ibu Ibu akan suka gosip, nanti malah di gosip tidak jelas kesana kemari karena rasa curiga dari Bu Romlah saja, jadi sebaik nya diam saja dulu karena belum tau pasti juga apa yang sudah terjadi pada hubungan Novan dan Diana.
ws mau sakaratul gk sadar²..
melu gemes akk kalau ketemu org macam gitu didunia nyata.
trkdg mlh play victim . hadeh