Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
010 RUGI BESAR
Chapter 010. RUGI BESAR.
\=
Setelah mendesak Salwa agar bergerak dengan cepat, pak Romi lalu mengajak Alda dan Riko menuju ruang tunggu VIP yang ada di ruang kantornya.
Melihat itu semua, para pramuniaga lainnya langsung tercengang! Mereka tidak habis pikir dengan pikiran pak Romi.
"Apa ada yang salah dengan pak Romi?" ucap salah satu dari mereka.
"Aku yakin tidak, sepertinya ada yang tidak beres! Apa hanya kita yang tidak tahu?" ucap pramuniaga yang bermake-up tebal.
Dia cukup pintar, karena berpikir ada yang tidak beres dia sangat yakin dengan tempramen pak Romi seperti apa.
Sehingga jika orang itu sangat hormat maka bisa di pastikan kedua orang itu adalah orang penting.
Namun otak dia tidak bisa mencerna dari mana Alda dan Riko bisa di pandang dengan orang penting, setahu dia orang penting jika di cemoohan seperti tadi mereka langsung ngamuk dan menggunakan kekuasaan yang mereka miliki untuk membalas cemoohan itu berlipat ganda.
Sedangkan tadi, keduanya hanya melirik dan kemudian diam! Itu semua adalah ciri-ciri orang miskin.
Semuanya menunggu di tempat tunggu showroom, sedangkan Salwa sedang menyiapkan surat-surat dan perlengkapan mobil yang akan di beli oleh Alda dan Riko, karena mobil itu tidak murah maka prosesnya cukup rumit di tambah Alda ingin mobil itu langsung di bawa.
Sedangkan kedua mobil itu jika di gabungkan sekitar 7,5 miliar, ini membuat Salwa gerogi! Jika ini berhasil dia bukan ini sudah melebihi target dan mendapatkan bonus lebih dari 3% penjualan mobil.
Jika di uangkan itu akan lebih dari 220 juta rupiah, itu adalah uang yang sangat besar bagi Salwa.
Hanya menunggu kurang dari 20 menit, Salwa langsung menuju ke ruang tunggu VIP dia membawa surat kontrak pembelian dan minta tanda tangan dari Riko, Salwa mengembalikan kartu kredit itu dengan tangan gemetar.
Dia tadi saat memproses terus berharap, bahwa pembayaran harus berhasil! Setelah berhasil dia seperti mendapatkan durian runtuh.
Saking senengnya dia langsung bergegas cepat, menyerahkan kontrak penjual dan pembeli atas namanya dan nama Riko setelah mendepak kontrak itu sah dia langsung lega.
"Pak Romi sudah selesai, ini kontrak penjualannya!" ucap Salwa dengan senang.
Setelah itu pak Romi langsung menyerahkan surat-surat dan kunci mobil pada Alda dan Riko.
"Terimakasih tuan Riko tuan Alda atas kepercayaan tuan kepada showroom kami ini!" ucap pak Romi dengan gugup.
Dia masih membayangkan dengan ngeri, setelah melihat dengan pasti yang tercantum dalam struktur pembayaran tercetak Bank Sentur dunia.
'Orang kaya macam apa ini?' ucap pak Romi dalam benaknya.
"Baiklah, terima! Nanti surat lengkapnya pak Romi kirim ke alamat ini ya!" jawab Riko, menyerah alamat rumah keluarga Setiadi.
Pak Romi langsung menandai bahwa keluarga Setiadi sangat kaya dan berkuasa.
Setelah proses beres, keduanya langsung keluar, mereka berdua membawa kunci mobil satu-satu.
Setelah keluar dari kantor, para pramuniaga lainnya melihat itu dengan wajah lesu! Jika mereka tahu bahwa dua orang miskin ini akan benar-benar membeli mobil mereka akan melayani dengan cepat.
Semuanya melihat mobil hang di siapkan para mekanik adalah dua mobil super mahal, harga keduanya jika di gabungkan lebih dari 7,5 miliar, sehingga mereka meras rugi besar.
Jika pembelian besar itu mereka yang tangani akan mendapatkan komisi di atas 200 juta! Uang segitu banyak hampir menyamai gajih tahunan mereka.
Tatapan iri dengki dari para pramuniaga lainnya tersorot kepada Salwa! Namun Salwa tidak ambil pusing, dia terus menemani Alda dan Riko sampai mobil itu siap dan mereka pergi dari showroom mobil itu.
*
Setelah Alda dan Riko pergi, gadis yang tadi keceplosan saat berbicara dengan pak Romi langsung menghampiri Salwa.
"Salwa, hari ini kamu sangat beruntung kamu akan mendapatkan komisi besar! Nanti traktir aku makan yah?" ucap dia dengan riang.
Gadis ini memang polos, dia sebenarnya hanya terbawa arus yang besar karena orang-orang mencemooh Salwa sehingga dia ikut bergabung.
Namun setelahnya dia lupa dan ngobrol lagi seperti biasa dengan Salwa, ini membuat Salwa tahu sebenarnya seniornya yang satu ini baik, cuma dia orangnya agak lemot dan selalu terbawa arus saja.
Sehingga Salwa tidak ambil hati terhadapnya, namun dengan yang lain Salwa sedikit hati-hati.
"Baiklah kak Niken, nanti aku traktir makan sepuasnya!" jawab Salwa dengan senyum manis.
"Yehh...!" gadis yang bernama Niken ini langsung senang.
"Niken...!" bentak gadis yang bermake-up tebal.
"Iya Ayu...!" jawab Niken dengan kencang.
Ayu yang ingin membentak lagi, namun dia menelan itu semua karena dia melihat pak Romi keluar dari kantornya dan berjalan ke arah mereka semua.
"Salwa, apa tadi kamu meminta nomer telfon salah satu dari mereka?" ucap Romi dengan antusias.
Dia tadi masuk kembali setelah mengantar Alda dan Riko keluar, karena dia cukup penasaran dengan keluarga Setiadi.
Namun setelah mencarinya, ada teman yang memberitahu bahwa keluarga Setiadi di kota Emerald sangat misterius! Jangankan orang biasa seperti mereka, para pejabat politik saja susah untuk bertemu dengan mereka, hanya orang-orang dari departemen keamanan negara yang sedikit memiliki akses dengan mereka, lalu para mafia bawah tanah juga sedikit memiliki akses.
Sehingga Romi hanya bisa menyerah untuk mendekati Riko, namun setelah dia ingat Salwa dia kembali berbinar.
Akhirnya dia keluar dan menanyakan itu.
"Ada tapi mereka katanya jarang menggunakan telfon, entah apa alasannya tidak tahu!" jawab Salwa seperti yang di bicarakan tadi dengan Alda dan Riko.
Riko memberikan nomer telfon kepada Salwa karena dia minta jika ada kendala kedepankan, sehingga dengan enggan Riko memberikan nomer telfon pribadinya.
Namun dia menjelaskan, bahwa dia jarang menggunakan telfon sehingga tidak selalu aktif! Jika sudah di hubungi tolong di maklum.
Salwa menjelaskan seperti itu.
"Bukankah kata Ayu, mereka semua tidak memiliki ponsel! Pantas saja susah untuk di hubungi, mungkin itu nomer palsu!" celetuk Niken menanggapi penjelasan Salwa.
Ayu yang mendengar ini langsung melorotkan matanya dan hampir tersedak, dia memang mengatakan itu tadi, sebelum mereka berdua terbukti bisa membeli mobil, namun sekarang bagaimana ucapan itu bisa terbukti.
Mendengar itu pak Romi juga langsung terkejut, setelahnya dia ingat kembali ucapan Niken pertama kali saat dia mendengar karyawannya tertawa terbahak-bahak.
Dia ingat, bahwa Salwa sedang melayani orang yang lucu seperti badut! Sehingga dia menolehkan ke arah Ayu.
"Ayu, moral kamu di sini sangat buruk! Hampir saja membuat masalah pada showroom mobil ini, karena moral kamu buruk bonus akhir bulan ini, kamu tidak dapat dan gajih bulan ini di potong 20%!" ucap pak Romi.
Lalu dia tidak menggubris lagi terhadap ayu, dia lebih fokus kepada Salwa karena ingin meminta nomer telfon Riko.
\=
\=
Bantu like semuanya 😁
Terimakasih.
.
