Nancy tak menyukai kala sang papa menjalin hubungan dengan Dania yang dikenalkan sebagai calon istrinya. Nancy mencari tahu latar belakang Dania hingga akhirnya ia mengetahui kalau Dania masih berstatus sebagai istri orang! Ketika kebusukannya terbongkar Dania berkilah akan segera bercerai dengan suaminya yang sekarang, Putra Wardhana namun Nancy tak memercayai itu hingga akhirnya Dania dan Putra benar-benar bercerai. Selepas bercerai, Nancy mulai mendekati Putra untuk misi membuat Dania cemburu karena sang mantan suami kini dekat dengannya. Akankah misi Nancy akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mandi di Sungai
Nancy dan Putra akhirnya tiba juga di sebuah rumah sederhana yang letaknya memang agak jauh dari pusat kota. Mengingat hari sudah malam kala mereka tiba di rumah orang tua Putra maka tentu saja tak banyak pemandangan yang bisa dilihat namun katanya Putra kalau pagi hari banyak yang bisa dilihat di sekitar sini dan Putra mengatakan bahwa Nancy pasti akan suka.
"Ayo turun."
Putra membantu Nancy turun terlebih dahulu baru kemudian pria itu membantu Nancy menurunkan kopernya dari dalam bagasi mobil. Perlakuan Putra barusan nyatanya cukup membuat Nancy menjadi merasa ada sesuatu di dalam dirinya, apakah perlahan cinta itu datang? Nancy juga tak tahu perasan apa ini namun ia tak mau terlalu memikirkan semua itu, ia mengikuti langkah kaki Putra menuju ke dalam rumah sederhana tersebut. Putra mengucapkan salam sebelum pintu terbuka dan menampakan Mustafa di sana, ayah dari Putra itu mempersilakan keduanya masuk ke dalam.
"Ayo masuk ke dalam."
"Terima kasih Pak," ujar Nancy.
Putra dan Nancy duduk di sofa ruang tengah sebelum akhirnya Suherti muncul dan menyapa keduanya. Nancy berusaha bersikap ramah pada kedua mertuanya ini dan berperan sebagai seorang istri yang mencintai suaminya supaya tidak timbul curiga. Putra yang tahu kondisi Nancy saat ini meminta izin pada kedua orang tuanya membawa Nancy ke dalam kamar.
"Ayo masuk ke kamar."
Nancy mengikuti langkah kaki Putra hingga mereka sampai di kamar pria itu, Putra juga sudah meletakan koper milik Nancy di sana dan Nancy nampak memerhatikan sekeliling kamar ini.
"Kamar ini memang gak sebesar kamar kita di rumah papa kamu. Aku harap kamu bakal maklum."
"Memangnya kamu pikir aku sedang memikirkan apa? Aku justru kagum ternyata kamar kamu rapih juga untuk ukuran cowok."
"Terima kasih pujiannya tapi ibuku itu selalu membersihkan kamar ini walau aku sedang gak tinggal atau menginap di sini jadi katanya sewaktu-waktu aku kembali maka kamar ini gak perlu dibersihkan lagi."
****
Keesokan paginya Putra mengajak Nancy untuk berkeliling di sekitar rumah, Nancy sama sekali tak menolak ajakan suaminya itu. Nancy nampak antusias kala diajak berkeliling sekitar rumah Putra. Sesekali mereka berhenti dan menyapa tetangga yang bertanya soal siapa Nancy dan Putra mengatakan kalau Nancy adalah istrinya.
"Kamu udah nikah lagi? Bukannya baru cerai?"
"Memangnya kenapa kalau aku menikah lagi? Toh juga gak ada larangan aku mau jadi duda selamanya atau nikah lagi."
"Apa jangan-jangan sebenarnya itu kamu yang selingkuh sama wanita ini sampai-sampai istrimu marah dan menggugat cerai kamu?"
"Hei, kalau bicara jangan suka sembarangan. Jelas-jelas kalau suami saya ini diselingkuhi sama mantan istrinya."
Nancy yang sejak tadi diam lama-lama telinganya panas juga kala suaminya dituding yang bukan-bukan oleh tetangga karena menikah lagi setelah tak lama bercerai. Putra yang tahu situasi semakin panas dan mungkin saja bisa tak terkendali maka memutuskan untuk mengajak Nancy pergi dari sana. Nancy sendiri masih saja kesal dan tak terima dengan tudingan yang dilayangkan oleh tetangga Putra itu.
"Kok bisa-bisanya sih dia bicara begitu tanpa bukti? Jangan-jangan dia itu fansnya mantan istri kamu itu."
"Aku nggak tahu soal itu."
"Apakah kamu dulu pernah mengajak Dania ke sini?"
****
Putra dan Nancy tiba di sebuah danau yang cantik sekali, di tepi danau itu masih sepi dan mereka memutuskan untuk duduk di atas rumput, Putra tak langsung menjawab pertanyaan Nancy barusan namun ia nampak sedang memikirkan sesuatu saat ini.
"Aku minta maaf kalau memang sudah memberikan pertanyaan yang membuat kamu gak nyaman tapi aku kan mau tahu."
"Aku memang pernah membawa Dania ke rumah orang tuaku setelah kami menikah dan dia memang sempat bertemu beberapa tetangga sekitar namun sayangnya dia gak betah lama-lama tinggal di sini. Katanya di sini terlalu dingin dan ia bosan kalau gak ke mall."
Nancy diam menyimak cerita Putra walau sebenarnya di dalam dirinya kesal entah apa ia cemburu atau apa namun yang jelas saat Putra menyebut nama wanita lain ada sesuatu di dalam dirinya yang tak bisa menerima itu.
"Tapi kamu satu-satunya wanita yang aku ajak ke sini karena memang tempat ini adalah tempat favorit aku ketika memang ingin menepi sejenak dan memikirkan semua masalah yang tengah aku hadapi sewaktu aku belum pindah ke Jakarta."
"Benarkah?" tanya Nancy yang raut wajahnya mendadak berubah saat Putra mengatakan itu.
"Tentu saja, yang ini aku sama sekali gak bohong kok."
Nancy nampak tersenyum sekilas sebelum ia mengalihkan pandangan ke arah lain.
****
Dania datang ke rumah Hanggono dan melihat rumah ini sepi sekali padahal walau biasanya sepi ia masih bisa mendengar suara Nancy. Hanggono menyambut kedatangan Dania di rumah ini karena memang hari ini mereka akan survey lokasi di mana rencananya pesta pernikahan mereka akan digelar secara mewah.
"Kok sepertinya rumah sepi?"
"Putra dan Nancy sedang pergi ke rumah orang tuanya Putra."
Dania menganggukan kepalanya, ia kemudian meminta Hanggono untuk segera membawanya ke lokasi karena ia sudah sangat tak sabar. Hanggono kemudian menggandeng lengan Dania masuk ke dalam mobil dan setelahnya mobil pun melaju menuju lokasi. Dania tak henti-hentinya tersenyum kala melihat lokasi yang akan menjadi tempat di mana ia dan Hanggono akan melakukan pesta pernikahan mereka yang pasti ia mau pesta itu digelar secara mewah dan besar-besaran. Dania mengatakan bahwa Hanggono harus mengundang banyak orang penting dalam acara pesta pernikahan mereka namun Dania merasa kesal karena sejak tadi orang yang ia ajak bicara sama sekali tak menyahut.
"Mas, kamu ini kenapa sih? Aku dari tadi ajak ngomong kok malah diam saja?"
"Aku minta maaf, tadi kamu ngajak ngomong apa?"
"Lupakan saja, sebenarnya apa sih yang saat ini sedang kamu pikirkan?"
"Bukan apa-apa."
****
Putra mengajak Nancy mandi di sungai yang masih jernih, Nancy awalnya menolak dengan ajakan sang suami namun karena Putra yang sedikit memaksa maka akhirnya Nancy bersedia juga untuk ikut bersama sang suami.
"Bagaimana? Aku nggak bohong kan ketika mengatakan kalau airnya jernih?"
"Iya, airnya sangat jernih sekali."
Putra membuka kaos yang dikenakan olehnya dan membuat Nancy terkejut, untuk pertama kalinya ia melihat bentuk tubuh suaminya yang cukup menggoda, Putra terjun ke sungai dan nampak menggoda kala melihat pria itu begitu lihai berenang.
"Kamu yakin gak mau ikut turun ke sungai? Asyik lho, kamu gak akan bisa mendapat kesempatan ini lagi."
"Aku nggak mau, nanti bajuku basah. Terus aku juga gak bawa baju ganti."