"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
"Sam... Apa kau mencintaiku?." Tanya Giselle dengan suara gemetar. "Tega sekali kau membentak istrimu! harusnya kau mengerti jika istrimu belum siap ya jangan memaksa."
Urat leher Samuel mengambang menahan amarah, tatapannya tajam terhadap Giselle. "Aku tak segan-segan menceraikan mu jika kau tidak merubah arah hidupmu itu!."
"Sam apa hanya karena aku belum bersedia hamil kita harus adu mulut seperti ini? menikah tidak harus tentang anak kita bisa saling melengkapi hingga akhir hayat nanti." Timpal Giselle yang kukuh, ia tidak sanggup jika harus hamil yang dimana otomatis tubuh idealnya akan berubah tak karuan.
"Kau pikir aku tak tahu ketakutan mu apa ha?!."
Dengan mata yang sudah berkaca-kaca Giselle menatap wajah Sam. "Rupanya kau memang tidak sungguh-sungguh mencintaiku, hal seperti ini menjadi perdebatan Sam. Jika kau mencintaiku semuanya akan baik-baik saja karena saling mengerti!."
"Ya benar, dan kau pun begitu! Jika kau sungguh-sungguh mencintaiku keturunan yang ku minta mungkin sudah hadir sekarang." Timpal Sam. "Diantara kita tidak ada yang benar-benar saling mencintai, aku ingin sendiri kau pulanglah!."
Setelah berucap Sam memilih masuk ke dalam mansion keluarga Dirgawijaya, meninggalkan Giselle yang terisak seraya masuk mobil untuk pulang. "Teganya kau beranggapan jika aku tak mencintaimu Sam!."
Sepasang mata menyaksikan kepergian Giselle dari halaman atas rumah besar itu, Renata mama dari Samuel mendengar pertengkaran mereka berdua yang kebetulan wanita paruh baya itu sedang menghirup angin segar di atas balkon.
Cukup lama Renata diam entah apa isi kepalanya ia pun langsung masuk ke dalam menghampiri kamar Sam yang sudah pasti ada di sana.
"Sam.." Panggilnya.
"Masuk saja ma."
Pintu itu tidak dikunci lalu Renata pun masuk ke dalam. "Mama mendengar pertengkaran kalian berdua."
Sam tak langsung menjawab ia menghisap rokoknya, rambut pria itu acak-acakan tak karuan.
"Sekarang stop ma berhenti meminta cucu dariku walaupun aku anak mama satu-satunya, permintaan mama untuk menikahi Giselle sudah ku penuhi, membujuknya untuk memberikanku keturunan sudah ku lakukan selama dua tahun. Namun wanita itu benar-benar membuatku jengkel!." Ujar Sam.
Renata menghela nafas panjang ia mampu merasakan suasana hati putranya.
"Dimana papa?."
"Papa sudah istirahat duluan Sam."
"Oke mama akan berhenti menagih cucu lagi, tapi mengenai hubunganmu dengan Giselle bagaimana Sam? tidak mungkin juga selamanya kamu tak mempunyai keturunan. Kau satu-satunya putra mama dan papa dan sebagai pewaris tentunya harus ada penggantimu nanti." Lanjut Renata. "Ah sepertinya mama salah memilihkan sosok istri untukmu."
Sam memilih diam membiarkan mamanya merasakan rasa penyesalan.
"Hubunganku dengan Giselle biar ku urus mama jangan khawatir." Singkat Sam.
"Oke baiklah, sekarang tenangkan dirimu mama keluar." Renata mengecup kepala putranya lalu pergi dari kamar Sam.
Samuel kembali menghisap batang rokok meniupkannya dengan perlahan, tatapan Sam tertuju pada langit malam pikirannya mulai terasa tenang sedikit demi sedikit. Entah datang darimana wajah wanita cantik yang seingatnya adik dari Novan tersirat dalam benak Samuel.
Beberapa kali kontak mata membuat wajah Naura dapat diingat oleh Sam, aneh memang dalam situasi seperti ini bisa-bisanya Sam kepikiran wanita itu. "Aku pikir adik Novan belum sebesar Naura." Gumamnya.
Dalam waktu bersamaan tiba-tiba handphone Sam berdering, pria itu langsung menerimanya saat Andre menghubungi. "Pertemuan dengan wanita yang ku bicarakan beberapa hari yang lalu jadi?."
"Hmm, atur saja jadwalnya jangan bentrok dengan pekerjaan!."
"Of course tuan, pastinya kau tidak akan menyesal." Timpal Andre.
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
dan Gisel merestuinya biar tidak ada kata talak
buat naura ternyata sangat jelas dampak dari pergaulan bebas di negara atehis
harus nya ngarang cerita boleh
gak harus anak Tampa menikah
ini sungguh bukan adat ketimuran apa yang di katakan oleh para ulama terdahulu terbukti dengan kebenaran nya