Seorang wanita yang hidup dengan mengandalkan pekerjaannya sebagai seorang pengacara.
Perawakan yang tegas, tak takut apapun dan terkadang Brutal menjadikannya sosok kuat yang sangat di perhitungkan.
Akhirnya mendapat kesempatan emas menjadi salah satu orang kepercayaan Bos Besar yang ternyata punya keterkaitan di masa lalu di waktu kecil.
Bagaimana kisah wanita salah satu kerabat Keluarga Nugraha? Yuk kita ikuti jalan ceritanya.
Salam Sukses, Sehat, Semangat dan jangan lupa Bahagia.
Author Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MB 27
Berakhir dengan perbincangan yang panjang, lebih mirip seperti bascame nongkrong anak muda, mereka berlima terlibat percakapan yang menyenangkan dan terlihat tertawa menikmati obrolan.
Tak lama sebuah pesan terdengar dari Ponsel yang tak lain milik Arron, sekejap sang pemilik melihat dan nampak raut wajah yang berbeda disana.
"Queen ikut aku!" Ucap Arron yang tiba-tiba saja berdiri dengan wajah dinginnya.
Elsa dan yang lainya hanya saling pandang, memberikan tanda lewat matanya agar segera mengikuti.
Keduanya kini berjalan menuju sebuah mobil sport yang dibawa oleh Arron, memasukinya dan melesat pergi dengan cepat.
Sementara Queen masih terdiam, merasa aneh dengan ekspresi datar dan dingin dari sang Boss yang ada di sampingnya, mau tanya takut salah, tidak tanya kok ya penasaran kemana arah tujuan.
Akhirnya Queen memberanikan diri.
"Maaf kak, kita mau kemana?"
"Sebentar lagi kita sampai"
Queen terkejut melihat sekeliling, nampaknya sebuah lingkungan Apartemen mewah, lalu untuk apa Queen di bawa kesini?, rapat kolega? Tidak mungkin bukan, wong Elsa saja tidak ikut serta, ada apa sebenarnya?, dan anehnya Queen tidak protes sama sekali, justru mengikuti kemana langkah kaki Boss nya pergi.
Hingga berada di sebuah pintu Apartemen, jari-jari sang Bos dengan tepat dan cepat memasukkan sebuah sandi, Queen hanya melihat sekejap karena merasa tak sopan jika sampai dirinya hapal tanpa sengaja.
"Persiapkan dirimu Queen, jangan sampai muntah lagi" satu kalimat dengan jelas tertangkap pendengaran Queen.
Tentu Queen terkejut, kata muntah membuat pikirannya langsung tersetrum dengan sebuah tindakan as-usila yang pernah dilihatnya, apa mungkin_?
Diluar dugaan, Arron mengeluarkan sebuah camera otomatis, dengan alat canggihnya menghubungkan ke Ponsel pribadinya, sejenak memastikan Arron dan Queen terlihat di dalamnya lalu_
"Tunggu kak, ada apa sebenarnya?" Tanya Queen tak tahan lagi akan rasa penasarannya.
"Lihat saja, jangan berisik" Ucapnya.
Langsung bibirnya bungkam, mengikuti langkah perlahan dan memasukkan sebuah kamera dari sela pintu sebuah kamar yang tertutup rapat, sedetik, dua detik dan di detik ke lima, nyata sekali pemandangan apa yang ada di dalam kamar itu.
Queen langsung membungkam mulutnya, pasalnya tanpa sengaja rasanya ingin menjerit saking kagetnya, dan beruntung itu bisa dihindari, hingga rekaman adegan gila itu akhirnya telah di dapatkan dengan sempurna.
Aneh, kini tak ada lagi kesedihan di wajah Boss yang di ketahui sangat memuja kekasihnya, mungkinkah pengkhianatan yang dilakukan sudah membuat hatinya beku, sakitnya pasti tak terkira, Queen hanya mengelus dada, merasa beruntung tak pernah berurusan dengan yang namanya perasaan dan asmara.
"Kita pergi"
"What?!" Queen terkejut.
"Kenapa?" Tanya Arron.
"Kenapa pergi?" Pertanyaan konyol Queen tentunya.
"Memangnya kita mau bergabung bersama mereka?, kalau kamu mau, ayo!"
"Apa?!" Queen langsung mundur seketika, takut kalau sang Boss mengalami kongslet otak karena patah hati.
Arron justru tertawa kecil.
"Dasar gadis lugu!" Ucap Arron lalu menyentil dahi Queen.
Tangannya menyambar Queen, dan menggenggam erat untuk di ajaknya pergi, jauh dari ruangan dan pemiliknya yang sedang menikmati hubungan gelapnya.
Hari sudah larut malam, setelah memutari beberapa jalanan dan hanya terduduk diam, akhirnya Arron berbicara.
"Aku akan mengantarmu pulang" ucapnya.
"Iya kak, terimakasih, lalu kak Arron?" Tanya Queen nampak jelas begitu mengkhawatirkan.
"Entahlah" ucapnya.
"Ck, aku tau kak Arron sedang menata hati, mungkin sakitnya aku tak bisa menyelami, tapi tolong kak, jangan berbuat yang tidak-tidak, wanita itu tidak pantas membuat kak Arron sampai jatuh"
Arron tersenyum, menatap Queen sejenak dan mengangguk.
"Hem, terimakasih, tapi pantas kan jika aku membalas?"
"Emm, pantas sih, wanita itu sudah sangat kurang ajar" sambung Queen setelah di pikir-pikir.
Kembali Arron tersenyum, lalu meminta tolong Queen membuka ponselnya karena dia sedang menyetir, atas perintah, Queen pun memencet satu nama, dan akhirnya tersambung juga.
"Lakukan tugasmu, seperti yang aku bilang kemarin, sepertinya ja-lang itu tak bisa aku maafkan lagi" satu kalimat yang jelas di dengar oleh Queen barusan tadi.
Ada rasa was-was di hari Queen saat itu juga, takut akan apa yang mungkin bisa dilakukan oleh sang Boss yang jelas saat ini menahan amarahnya.
Lalu kemudian mobil telah tiba di kontrakan Queen yang nampak sepi tentunya, pemilik rumah seharian keluyuran tak pulang-pulang, karena ulah sang Boss yang tengah mencari pelampiasan.
"Terimakasih Kak, hati-hati dijalan" begitulah salam perpisahan yang diucapkan oleh Queen, setelah memastikan mobil cukup jauh, Queen pun masuk ke Kontrakan dengan wajah lelahnya.
"Dia yang punya masalah, kenapa jadi aku yang lelah?" Gumamnya sambil berjalan perlahan memasuki kontrakannya.
Melihat semua perangkat lengkap diatas kasur, rasanya Queen ingin segera berhampur, tapi sayang, tubuhnya sangat lengket dan tidak nyaman, hingga kamar mandi saat ini menjadi tujuan terbaiknya.
Setelah semua ritual itu, Queen langsung tidur terlelap tanpa kata, banyaknya pesan yang masuk dalam ponselnya tak di hiraukan, pokoknya menikmati tidur dengan damai lah tujuannya saat ini.
*
*
Rasanya baru sebentar, dan Queen sudah mendengar suara adzan yang telah memanggil, dilihatnya jam, ternyata memang sudah waktunya ibadah subuh.
Cek ponsel di atas meja, dan Queen menarik nafas panjang saat sang Boss sudah mengirim banyak pesan yang baru saja di bukannya.
"My God, Boss Arron, apa lagi sih ini_?" Rasa jengkel seketika menyelimuti, disaat ada tugas dimana dirinya jam delapan malam nanti harus mengikuti undangan salah satu perusahan yang ingin me neken kontrak persetujuan.
Tetap Queen melanjutkan, sedikit langkah yang di hentakkan karena merasa kesal sendiri, namun apa boleh buat, patuh dan taat akan peraturan perusahaan dan juga Boss yang angin-anginan adalah hal terbaik saat ini, ingat, saat ini harus hidup mandiri.
"Pagi cantik?, dari mana saja semalam?" Sapa Elsa yang rupanya sudah datang lebih dulu.
"Hem" jawab Queen yang masih merasakan capek disana sini.
Tak menyerah begitu saja, Elsa terus mengikuti sampai masuk ke ruang kerja, saat Queen menyadari, mengerutkan kening sejenak.
"Kenapa?, mau kerja bareng disini?" Tanya Queen heran melihat Elsa sudah senyum-senyum gak jelas didepannya.
"Tidak, nunggu jawaban saja"
"Memang ada pertanyaannya?" Queen kembali bertanya.
"Sudah tadi, jawabnya hanya hem saja"
"Oh, sorry, emang tanya apa?"
Elsa langsung melipat senyumannya, menatap angker dan menaruh curiga.
"Dari mana semalam, jangan-jangan?" Kini Elsa memutari Queen dan mengamati dari atas sampai bawah.
Ada hembusan nafas panjang, lalu Queen langsung menggetok kepala Elsa, siapa tau pikirannya bisa lurus kembali.
"Auh!, sakit!" Ucap Elsa terkejut dan mengusap kepalanya.
"Mangkanya, pagi-pagi otak di buat doa dulu, biar sampah-sampah gak masuk di sana, kotor!" Ucap Queen lalu duduk di kursinya.
"Ish, aku penasaran, kalian semalam itu kemana?" Ulang Elsa bertanya.
"Rahasia, yang jelas kami tak aneh-aneh, aman, Boss kita masih waras"
Elsa tersenyum, lega mendengarnya, takut terjadi hal-hal yang tidak baik tentunya, dan melihat kondisi Queen saat ini tampaknya memang hanya kelelahan saja, jalannya juga seperti biasa, lah kok ternyata pikiran Elsa sampai kemana-mana, maklum sang Boss kan laki-laki perkasa, batinnya.
"Jangan senyum-senyum, pergi sana!" Ucap Queen yang makin risih dengan gelagat ajaib teman kerjanya.
Mereka bekerja masing-masing, tumben seharian tak bersua sama sekali dengan Arron, tentunya tak membuat Queen berharap, justru senang karena masih kesal dengan rencana kerja lembur nanti malam.
Namun jangan salah, Queen di buat heran dengan kedatangan wanita ular yang dengan senyuman ramah tamah sengaja di sajikan.
"Dasar wanita gila" gumam Queen, dan akhirnya waktu yang ditunggu telah tiba, terkejut sih melihat sang Boss nampak biasa saja di gandeng oleh wanita yang jelas-jelas sudah mengkhianatinya, apa ini, sungguh Queen tak mengerti.
"Kamu kenapa?" Tanya Elsa melihat Queen dengan muka masamnya.
"Ini masih lama kolega yang mau kerja sama?" Tanya Queen kesal juga, melihat didepannya duduk wanita dengan tanpa sungkan sesekali mempertontonkan kemesraan.
Lalu pintu terbuka, tamu yang ditunggu telah tiba, seketika mata Queen membulat karena terkejut melihatnya.
Bersambung.
Jangan lupa KOMENnya
udah tamat aja ceritanya masih candu sih ama semua cerita2 athor pingin ny gk habis2 klw bsa klw boleh lanjut terus 🥰🥰🥰
saudara yg lain ka....
seru...
buat cerita baru thor...
request Thor buat cerita keluarga ailina dong ..
selalu kutunggu