Married Via Audition

KEDEKATANNYA???

Langkah Arky begitu cepat sampai-sampai Irie rasanya ingin tersandung, ditambah lagi dia memakai high heels dan dress juga tarikan Arky. Pergelangan tangannya mulai terasa sakit akan tarikan kasar Arky hingga Irie tak ada pilihan selain menghempaskan nya paksa.

“Stop!” ucap Irie yang kini langkahnya berhenti, begitu juga dengan Arky yang mulai mendongakkan kepalanya seraya menutup sejenak kedua matanya serta menahan umpatannya.

“Apa aku membuat kesalahan? Kenapa kau sangat kasar?” dengan berani Irie mengatakannya. Sedikitpun dia tidak akan pernah takut jika dia tidak bersalah, meski itu kepada seorang Arky ataupun mafia dan preman sekalipun.

Arky menoleh, menatapnya tajam. “Kenapa kau berurusan dengan orang-orang seperti mereka?” kesal Arky saat tahu istrinya mengenal Pildo si pria sialan dan licik.

“Siapa? Pria tua itu atau para wanita tadi?” kini tak cuma Arky yang kesal, Irie pun juga kesal dan selalu salah. Ketus Irie sungguh membuat Arky geram akan wanita itu, tanpa pikir panjang Arky langsung mendorong serta memutar tubuh Irie hingga mereka berada di balik tembok yang tertutup dari para tamu yang ada.

Pria itu memepet tubuh istrinya ke tembok dan langsung menyambar bibirnya tanpa aba-aba hingga Irie melotot tak percaya dengan ciuman yang Arky berikan secara tiba-tiba. “Emmpp.... Lepas— hen...” tak bisa mengatakannya, tenaga Arky cukup kuat hingga bisa menahan kedua tangannya di tembok.

Lumatan yang ia berikan membuat Irie tak bisa bergerak bahkan bibirnya masih terdiam, saat Arky menutup matanya tiba-tiba bayangan Saffron keluar begitu saja. Refleks, Arky langsung melepaskan Irie dan berpaling dengan wajah panik.

“Fucking...” Umpatnya memukul tembok satu kali. Irie yang melihatnya benar-benar marah dan hanya mengusap bibirnya kasar lalu pergi ke arah parkiran.

Sedangkan Arky menempelkan dahinya ke tembok seraya memejamkan matanya. “Apa yang sudah kau lakukan?? Apa kau mau mengkhianati nya?” pria itu mencoba membenarkan dirinya sendiri, walaupun dia sebenarnya boleh melakukan lebih dari ciuman kepada Irie yang merupakan istrinya, tapi semuanya terhalang oleh ingatan nya pada Saffron.

Selang beberapa menit kemudian, Arky menyusul Irie ke dalam mobil, dimana kini Irie hanya duduk berdiam diri tanpa menatap ke arah Arky. Perilaku Arky tadi sungguh membuatnya kesal.

“Jalan.” Pinta pria itu kepada sang sopir.

Selama perjalanan, tak ada percakapan sama sekali. Arky mulai menekan sebuah tombol hingga pembatas antara kursi belakang dan depan mulai muncul hingga kini sopir yang fokus menyetir tak akan bisa melihat ataupun mendengarkan suara bosnya di belakang.

“Soal— ”

“Aku maafkan... Kau tidak akan bisa mengatakannya, benarkan?” tanpa menoleh, Irie sibuk bermain dengan jari-jarinya yang berada di pangkuannya. Arky terbungkam tak bisa membalasnya.

Untuk pertama kalinya dia dekat dengan seorang wanita, dan wanita itu adalah istrinya.

“Kita sama-sama tidak menginginkan semua ini. Kau memiliki masalah mu sendiri, begitupun denganku!” lanjut Irie yang kali ini terlihat senyuman kecil di bibirnya. Arky melihat senyuman itu.

“Aku turut prihatin dengan kondisi mu.” Suara Arky terdengar sedikit gugup tak seperti biasanya dia berbicara.

Irie menambah lengkungan di bibirnya saat mendengar hal itu. Rupanya Arky sudah mencari informasi tentangnya, itu sangat memalukan tetapi untuk apa juga ditutupi jika seseorang sudah mengetahuinya.

Irie mencoba melupakan kejadian tadi.

“Jangan khawatir, aku percaya istrimu masih hidup. Dan jika dia kembali, aku akan pastikan Alina sudah menjadi gadis yang baik!” ucap Irie penuh percaya diri selalu. Arky menatap heran wanita itu, dalam sekejap saja Irie berhasil melupakan permasalahan awal mereka.

“Kenapa kau melakukannya?” tanya Arky yang kini terlihat serius. Irie menatap balik manik indah Arky tanpa senyuman, lalu kembali menatap ke depan.

“Karena aku tidak mau menjadi ibu tiri yang gagal. Aku tahu aku masih muda, tetapi ibu Jolie sudah memberikan kepercayaan nya kepadaku, aku akan berusaha. Dan kau juga harus mendekatkan diri kepada Alina! Anak perempuan lebih membutuhkan kasih sayang ayahnya, karena dia cinta pertama ayahnya!” jelas Irie yang kini kembali tersenyum dan memberikan sedikit saran untuk Arky.

Arky terpukau mendengarnya, Irie benar-benar wanita yang unik dan berbeda dari yang lain.

Meski aneh rasanya ketika kamu dekat dengan orang asing yang hanya beberapa hari saja sudah berhasil membuatmu penuh tanya dan penasaran akan dirinya. Begitulah yang saat ini Arky rasakan.

.

.

.

Beberapa menit menempuh perjalanan, tanpa sadar Irie tertidur di dalam mobil. Bagaimana tidak? Wanita itu selalu sibuk mengurus dan membujuk Alina hingga dia sendiri tidak menempatkan istirahat walaupun seharian di rumah.

Sesampainya di rumah, sang sopir yang terus menatap ke Arky lewat spion depan seolah tahu bahwa bosnya memang tak begitu menyukai pernikahan keduanya.

“Tuan, apa perlu saya membawa Nyonya ke dalam?” tawar sopir tersebut yang siap membantu Arky membawa Irie masuk ke rumah.

“Tidak perlu, pergilah.” Pintanya yang langsung dituruti oleh pria berpakaian sopir warna putih itu.

Setelah kepergian pria tersebut, Arky menoleh ke istrinya yang masih memejamkan matanya tanpa sadar bahwa mobil sudah berhenti. Wajah tenangnya membuat Arky tak bisa memalingkan wajahnya.

Rambut Irie yang menutupi wajahnya setengah karena pergerakan kepalanya, refleks tangan Arky menyingkirkan helaian rambut tersebut. Puas memandanginya, Arky segera keluar dari mobil lalu membuka pintu mobil Irie dan menggendongnya, namun Arky sempat terdiam ketika wajahnya begitu dekat dengan Irie hingga akhirnya dia bisa sedikit menahan dirinya dan mulai menggendongnya.

Pria itu melangkah masuk menuju kamar, namun siapa sangka bahwa Alina melihat pemandangan tersebut. “Cih.” Wajah Akina menunjukkan ketidaksukaan nya melihat ayahnya menggendong Irie bak sepasang kekasih.

Seakan sang ayah mengkhianati ibunya yang masih hidup. Alina memilih kembali duduk ke ranjangnya seraya menoleh ke foto Saffron yang memeluknya. “Aku berharap kau segera kembali, agar wanita itu pergi dari sini.” Lirih Alina berbicara dengan foto sang ibunda.

Sementara di kamar, Arky mulai meletakkan tubuh Irie di atas kasur secara perlahan juga memberikan selimut. “Cih.” Geming Arky tersenyum tipis lalu pergi ke arah kamar mandi.

Di dalam ruangan serba putih nan dingin itu, Arky terus memikirkan persoalan ucapan Irie tentang seorang anak perempuan. Air shower yang mengguyur seluruh tubuh Arky, ia berharap bisa mendinginkan kepalanya.

Tiba-tiba sepasang tangan merambat memeluk tubuhnya dari belakang dengan penuh cinta. Arky yang terkejut seketika menoleh ke kanan dan menyadari bahwa Saffron lah yang memeluknya.

Sedikit aneh, namun pria itu merindukan pelukannya tersebut. Saffron menempelkan pipinya ke punggung Arky, mengecup ringan punggung telanjang itu, tangan kanan Saffron terus mengusap lembut lengan suaminya dari atas ke bawah, lalu merambat ke pundaknya hingga turun ke dadanya dan menciumi leher Arky dengan penuh kerinduannya.

“Kau pasti bisa Arky!” bisik lembut Saffron mengalun di telinganya.

Arky memejamkan matanya saat dia mencoba merasakan sentuhan istrinya, namun ketika dia membuka kembali matanya, tidak ada siapapun di dalam kamar mandi selain dirinya.