Kehidupan Baru

Merasa seluruh isi hatinya terbaca, raut wajah Sely berubah cepat. Dia menjatuhkan kopernya tanpa sadar. "Julia, aku tak bermaksud begitu. Kau benar, aku kesal padamu. Apa kau tahu? aku harus menyelesaikan kuliahku dan tinggal di sana untuk mempercepat prosesnya. Tapi tiba-tiba semua keadaan berubah, dan mereka menertawakanku. Aku bahkan tak bisa menghubungimu sama sekali. Aku pulang tergesa untuk menemuimu. Dan kini aku tak dapat mengendalikan semuanya. Apakah kau sengaja melakukan ini padaku?"

Ada amarah yang berapi-api di mata Sely. Beberapa titik keringat bahkan terlihat di keningnya. Nafasnya memburu dan tak teratur. Teriakan kemarahannya baru saja lolos dan dia menatap Julia dengan kesal. Sangat kesal, tapi dia harus menahan semuanya. Karena bagaimanapun dia tak bisa marah sesuka hatinya.

Sudut mulut Julia berkedut pelan. Hatinya begitu riang namun ekspresinya tetap tenang. Dia menatap Sely yang tampak terguncang. “Kenapa kau menyalahkanku?” Tanyanya pura-pura tak mengerti.

Mendengar itu Sely bahkan lebih marah. Wajahnya memerah menahan amarah. Dia dengan cepat melompat mendekati Julia dengan jari telunjuk melayang tepat di depan wajah Julia. “Kau masih tak mengerti? Julia, apakah kau marah padaku? Kenapa kau setega ini?”

Nada itu terdengar sedih tapi Julia tahu ada rasa kemarahan yang jelas di dalam kata-kata tersebut. Dia sangat memuji akting sahabat pemilik tubuh ini. Bagaimana gadis cantik seperti Sely dengan mudah membalikkan keadaan? Menyalurkan amarah dengan nada sedih seakan gadis ini melakukan kesalahan besar yang membuat dirinya marah. Tapi jika dilihat dan didengar dengan teliti, gadis bernama Sely ini tengah memojokkan Julia agar dia merasa bersalah lalu meminta maaf dan Sely akhirnya menang.

Pertempuran halus dan licik ini, Julia benar-benar tak menduganya. Tapi dia adalah Angel Zhao orang yang sama sekali tak memiliki persahabatan dengan gadis bermuka dua di depannya. Dan semua kesedihan, kemarahan dan kekesalan Sely tak ada hubungan dengannya. Atau lebih tepatnya itu bukan urusannya. Tapi kenapa gadis ini selalu menariknya? Benar-benar menyebalkan.

Julia mundur dan menggelengkan kepalanya. Saat ini dia menatap sang satpam yang tampak sedikit khawatir akan hal yang tengah terjadi. Tapi tatapan matanya jelas menunjukkan bahwa dia baik-baik saja dan tak ingin siapa pun membantunya.

“Aku tega padamu? Aku tak mengerti semuanya. Kenapa semua tentangmu harus menjadi tanggungjawabku?” Dia tampak berpikir sesaat dengan tatapan bingung. Tapi sebenarnya, kata-kata yang Julia ucapkan itu tampak seperti ketidakpeduliannya dengan semua masalah Sely. Dan hal itu membuat Sely kehilangan karakter lembutnya.

“Itu karena kau tak membiayai kuliah dan membayar uang sewa apartemenku!” jawab Sely lepas kendali. Amarahnya memuncak dengan sangat cepat. Kelelahan menahan semuanya tercetak jelas di wajahnya.

Biaya kuliah!

Uang sewa apartemen!

Dirinya!

Julia ingin tertawa keras, namun dia menahan dalam dirinya. Akhirnya semua jelas. Lalu beberapa bayangan tampak samar di ingatannya. Membuatnya mengerti bahwa itu pasti kilas dari kenangan pemilik tubuh ini. Sudut mulutnya tak sanggup untuk menahan tawanya, yang hanya bisa terlihat senyum tipis saja. Julia Brasco! Sebodoh apa dirimu hingga menanggung hidup orang lain? Sepolos apa dirimu hingga dimanfaatkan orang sedemikian rupa!

Sebagai Angel Zhao, dia ingin sekali tertawa. Dia belum pernah menemui orang polos yang sangat bodoh di dunia seperti Julia. Dan sialnya kini tubuh ini menjadi induk semangnya. Kenapa ada banyak hal buruk yang harus dia singkirkan dari hadapannya.

“Julia, apa aku melakukan kesalahan? Apa karena aku tak datang menjengukmu? Atau karena aku.. tidak, kau tak bisa seperti ini padaku. Aku satu-satunya temanmu, dan kau tak bisa melakukan ini padaku!”

“Kapan aku melakukan sesuatu padamu?” bantah Julia dingin. “Sely, kenapa aku harus menanggung semua biaya hidupmu? Kuliahmu, apartemenmu, atau apapun itu. Kenapa aku harus membayarnya? Kau tak berpikir hanya karena aku menganggapmu teman kan?”

Mendengar itu wajah Sely langsung membeku. Ekspresinya berubah cepat dan keterkejutan terlintas di matanya. Dia tak menyangka bahwa Julia akan mengatakan itu semua. Dia tak pernah mengira bahwa gadis bodoh yang selalu takut akan kekesalannya bisa menjawab  semua amarahnya. Julia Brasco, seberapa jauh temannya ini berubah? Kenapa dia merasa Julia sangat asing.

Tak pernah membayangkan ini terjadi, Sely nampak terkejut dan kaku. “Ju—Julia, aku..aku..,”

“Aku bertanya tanya, kenapa semua tentangmu harus terarah padaku? Itu terjadi juga bukan karena kau temanku kan?” tanya Julia dengan ekspresi wajah yang tengah berpikir keras.

“Julia, hentikan semuanya. Jangan bercanda! Hidupku bukan hal yang bisa kau mainkan.” Tagur Sely mulai lelah.

“Kau harus melakukannya atau aku tak akan menjadi temanmu lagi!” hardik Sely kesal.

“Hahahahaha, tawa Julia meledak meski dia mencoba menahan semuanya. Kini semuanya jelas, di mata Sely jelas dia hanyalah tambang emas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tapi sayang sekali, yang Sely hadapi saat ini adalah Angel Zhao, artis besar yang tak membutuhkan seorang munafik untuk menjadi bagian hidupnya. Bagaimana mungkin seorang gadis seperti Sely mengancamnya.

Sely terkejut saat tawa Julia pecah. Dia mundur selangkah dengan tatapan salah tingkah. Tidak, dia tahu semua ada yang salah. Julia yang dikenalnya tidak seperti ini. Julia yang dihadapannya memiliki tatapan dingin dan senyum jijik. Sely merasa ditertawakan seperti sampah tak berguna. Seharusnya Julia memohon padanya untuk terus menjadi temannya, memberikan semua yang dia inginkan. Tapi sekarang tatapan jijik itu, menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap Sely. Tiba-tiba perasaannya menjadi takut. Apa yang sebenarnya terjadi pada Julia?

“Kenapa aku harus melakukannya untukmu?” tanya Julia setelah tawanya reda. Dia menatap jijik pada Sely dan mendengus bosan. “Kenapa aku harus menanggung biaya hidupmu? Apakah kau sangat miskin? Tapi aku juga tak ingin memiliki teman yang miskin sepertimu! Jadi kau bisa pergi sesukamu.”

Sely menggeleng dengan tatapan tak percaya. Tubuhnya bergetar hebat dengan tatapan mata mengunci wajah Julia yang terlihat jijik menatapnya. Saat wajah cantik itu berlalu, dia segera berbailk menahan Julia. Dengan panik dia berkata, “Julia, Julia, tidak. Aku hanya bercanda. Apa ini? Kenapa kau marah dan selalu menganggapku serius? Kita sudah  berteman lama, apa kau percaya bahwa aku benar-benar meminta itu semua? Jangan bercanda, aku pulang karena aku dengar kau membebaskan Ben.”

Julia memicingkan matanya saat tangan Sely menahannya. Dia tersenyum tipis pada perubahan ekspresi Sely. Sepertinya gadis ini benar-benar lawan yang sepadan. Dan dia harus hati-hati bila berurusan dengannya.