NovelToon NovelToon
Transmigrasi Psikiater Cantik

Transmigrasi Psikiater Cantik

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Tamat / Isekai / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Keluarga / Transmigrasi / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Elwi Chloe

Suka cerita tentang toko utama wanita yang tidak mudah ditindas? Di sinilah lapaknya!

Renata Carissa, seorang putri dari Panglima TNI yang berprofesi sebagai Psikiater. Memiliki kehidupan yang sempurna dengan memiliki suami yang begitu mencintainya dan anak laki-laki yang sangat tampan.

Sepeninggal suami tercintanya, Renata pun meninggal karena mengalami sakit keras.

"Aku berharap bisa bertanya kepadanya, mengapa aku tidak pernah tahu?"

"Apakah aku bisa bertemu dengan Jefra-ku lagi?"

Itulah harapan terakhir Renata.

Bukannya ke akhirat dan bertemu dengan suami tercintanya. Namun, Renata justru secara misterius berubah menjadi tokoh antagonis yang berperan menjadi pelakor. Nasib tokoh yang menyedihkan, hidup dalam penderitaan, dan berakhir bunuh diri.

Ya, dia masuk ke dalam novel!

Tidak ingin nasibnya berakhir tragis, Renata memutuskan untuk mengubah alur cerita yang sudah tertulis itu.

Dan takdir mempertemukannya kembali dengan Jefra, suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elwi Chloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran Yang Ditutupi

"Biar aku tunjukan siapa sebenarnya istri yang kamu anggap baik ini, Alvaro."

"Apa maksudmu?" Alvaro mantap Renata dengan raut wajah yang agak terkejut.

Renata merogoh kantung blazer yang dipakainya, untuk mengambil sapu tangan berwarna putih dengan renda di ujungnya.

Kemudian melangkah mendekati Sanaya.

"A-ada apa?" tanya Sanaya dengan kikuk.

Renata tersenyum manis, "Aku hanya ingin membersihkan wajahmu yang kotor," jawabnya.

"Ti-tidak usah," Sanaya mencoba menghindar, tapi Renata memegang pipinya.

"Renata, apa yang ingin kamu lakukan pada Sanaya?" ucap Alvaro masih dengan nada yang tinggi.

Tanpa menjawab ucapan Alvaro, Renata segera mengelap wajah Sanaya dengan sapu tangan, menghapus jejak air mata gadis itu dan luka memar yang ternyata adalah makeup.

"Lihat bukan, istrimu ini tidak kenapa-kenapa," kata Renata seraya menepuk pipi Sanaya pelan.

Sanaya langsung menundukkan wajah dan menggigit kuat bibir bawahnya. Dia sudah tertangkap basah.

"Sanaya kamu..." Alvaro menatap tidak percaya istrinya.

Ternyata Sanaya yang berbohong. Istri yang dianggapnya berhati malaikat justru memfitnah orang yang tidak bersalah. Sungguh kebenaran yang membuat Alvaro dan semua orang yang menonton menggelengkan kepala.

Gadis yang terlihat lugu dan polos ternyata bisa berbuat seperti itu.

"Jadi berhentilah untuk menyalahkan aku, salahkan saja istrimu ini," ujar Renata mendorong pelan dada Alvaro dengan jari telunjuknya, yang membuat pria itu sedikit mundur ke belakang.

Alvaro hanya terdiam dengan rasa kecewanya pada Sanaya, dirinya jadi malu sendiri. Ingin memarahi Sanaya, tapi dia tidak mau semakin malu. Saat ini jabatannya sebagai Kepala Manager masih dalam masa percobaan. Jika citranya rusak di mata karyawan, pasti akan berdampak buruk pada kelangsungan jabatan yang sudah diraih dengan susah payah.

Kemudian Alvaro meraih pergelangan tangan Sanaya untuk membawa istrinya itu pergi.

"Ayo pergi," kata Alvaro dengan nada yang dingin pada Sanaya.

"Tunggu, Tuan Alvaro Tjong yang terhormat!" seru Renata menghentikan langkah Alvaro dan Sanaya.

"Apa?" Alvaro berbalik menatap Renata.

"Kamu pergi begitu saja? Tidak ada kata maaf?"

Genggaman tangan Alvaro pada pergelangan tangan Sanaya menguat, yang sukses membuat sang istri merintih kesakitan, tapi Alvaro seakan tidak perduli dengan itu.

"Maaf," ucap Alvaro dengan wajah yang sudah merah padam karena malu.

Malu karena para karyawan sudah berbisik-bisik tidak mengenakan tentang Sanaya. Memang benar jika istri adalah pakaian suami, begitu pula sebaliknya. Apapun yang diperbuat Sanaya pasti akan berdampak pada Alvaro juga. Sebagai suami, pasti dirinya telah dianggap tidak becus membimbing istri.

"Kenapa tidak ikhlas seperti itu?" Renata berekspresi seakan kecewa, "Padahal nama baikku hampir tercoreng karena ulah istri tercintamu itu."

"Kak Renata, kamu keterlalu──"

"Tutup mulutmu, Sanaya," geram Alvaro pada Sanaya yang mencoba memperburuk keadaan.

Sanaya seketika bungkam, merasa takut dengan nada suaminya yang baru pertama kali didengarnya. Padahal selama ini Alvaro selalu berbicara lembut padanya.

"Renata, aku minta maaf atas diriku sendiri dan istriku, maaf karena sudah menuduh kamu," ucap Alvaro dengan ekspresi sungguh-sungguh.

Renata mengangguk, "Baiklah."

Kemudian dengan menyeret Sanaya, Alvaro berbalik pergi.

Namun, ini belum berakhir.

Renata kembali melangkah mendekati pria yang masih bersimpuh tidak berdaya.

"Cepat katakan, siapa yang membayar kamu?" tanya Renata pada pria itu.

Masalah ini memang harus dituntaskan. Renata yakin jika ada satu orang lagi yang terlibat.

"Bu-bukannya Sanaya yang membayarnya? Untuk apa kamu menanyakan hal itu lagi?" tiba-tiba Anya memegang lengan Renata.

Renata tersenyum miring pada Anya, gadis itu terlihat sangat panik. Oh, tentu saja Renata sudah menyadarinya sejak awal.

"Anya, kenapa kamu terlihat panik? Jangan-jangan kamu..." Renata menutup mulut dengan telapak tangan, seolah terkejut.

"A-apa yang kamu bicarakan? Aku kenapa?" sangkal Anya dengan kegugupan yang sangat kentara.

Di alur novel, Anya lah yang sudah memprovokasi Angel untuk menyewa pria untuk memperkosa Sanaya, bahkan Anya yang membantu Angel mencari pria bayaran itu.

Alur novel memang tidak berubah. Namun, justru sifat tokohnya yang berubah. Si tokoh utama wanita bekerja sama dengan si tokoh antagonis kedua. Lebih parahnya lagi, berkerja sama untuk menjatuhkan dirinya.

Benar-benar sangat lucu.

Tapi, apa benar begitu? Apa memang sejak awal bukan Angel yang melakukan tindakan jahat itu? Lagi pula, sifat seseorang tidak mungkin berubah secepat itu.

Renata mengepalkan tangan, jika opsi kedua yang benar, berarti selama ini Angel adalah korban. Angel yang tidak tahu apa-apa justru selalu difitnah Anya dan Sanaya.

Ini tidak bisa dibiarkan, Renata harus cari tahu tentang kebenaran yang seolah ditutupi alur novel yang memang hanya menceritakan sudut pandang dari Sanaya.

Kemudian Renata mengangkat bahu, "Entahlah, kamu pasti tahu apa maksudku."

Sontak jantung Anya berdegup kencang karena terlalu panik.

"Aku──"

"Sudahlah, Anya. Jangan menghalangi aku untuk mencari tahu siapa yang membayar pria ini," sela Renata karena tidak mau mendengar penyangkalan Anya yang tidak berguna baginya.

"Benar, Anya. Kenapa kamu menghalanginya untuk mengintrogasi pria ini?" tanya seorang karyawan yang masih menonton.

"Kami juga penasaran siapa orang itu," kata karyawan lainnya.

"Kenapa jadi kamu yang terlihat panik, Anya?"

"Anya kamu──"

"Stop! Aku tidak menghalanginya!" bantah Anya dengan menggeleng kuat.

Sekarang gadis itulah yang terpojok.

"Kenapa kamu marah?" tanya karyawan yang merasakan keanehan dari Anya.

Anya menelan saliva berat, "A-aku tidak marah kok," jawabnya tersenyum kaku.

Renata tersenyum miring melihat reaksi Anya yang kalang kabut, "Kalau begitu biarkan aku untuk mengintrogasi pria ini lagi," ucapnya pada Anya.

"Y-ya," jawab Anya dengan mengangguk kaku.

Setelahnya, Renata menatap si pria bayaran lagi, "Jadi, siapa yang membayar kamu untuk memfitnahku?" tanyanya.

Si pria melirik Anya, lalu Anya menggeleng memberi isyarat.

"Wanita tadi da──"

"Ada apa ini?"

Suara dengan ringtone berat memotong perkataan si pria bayaran.

Semua orang yang berkumpul di koridor kantor sontak membungkuk hormat ketika tahu siapa pemilik suara itu.

Jefra Tjong, dengan Arvin dan beberapa Bodyguard yang mengikutinya di belakang.

Deg

Jantung Renata terpompa ketika melihat pria yang mirip dengan suaminya itu. Lalu dia juga menunduk hormat.

"Perusahaan tidak membayar kalian untuk berkumpul di sini, kembali ke tempat kalian masing-masing," kata Tuan J dengan aura kepemimpinan sekaligus menyeramkan.

Semua karyawan segera patuh, tentu saja mereka tidak mungkin membantah perintah CEO Tj Corp.

"Anya, sekarang kamu bisa lolos. Kalau kamu masih saja mencoba menggangguku, aku tidak akan membiarkanmu lain kali," bisik Renata ketika Anya berjalan melewatinya.

Wajah Anya sontak menegang dan memucat.

"Nona Angelica."

Renata menghentikan langkahnya yang ingin mengikuti Anya. Dari sekian banyak karyawan di sini, kenapa hanya dirinya yang dipanggil Tuan J?

"Datanglah ke ruanganku dan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi di sini."

Kenapa juga dia jadi mendapat undangan ke ruang CEO lagi, sih?

_To Be Continued_

1
Namika
🤣🤣🤣🤣
Musliha yunos
👍
Jeissi
cari mati kamu 😆
Siti S
Luar biasa
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
🤣🤣🤣🤣
Retno Palupi
lanjut lanjut, g peduli mau jefra siapa Renata tetap cinta 😁😁😁
Retno Palupi
akhirnya bangun juga
Retno Palupi
jd bingung, sebenarnya tuan j benar apa salah ya?
Retno Palupi
masak Renata mati lagi?
Retno Palupi
kok bisa g ada pengawasan buat ortu jefra
Retno Palupi
yah bakal kangen g ketulungan itu jefra
Retno Palupi
akhirnya terucap juga
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
iya Vin bantu bos mu
Retno Palupi
hubungan yang harusnya manis jadi rumit
Retno Palupi
wah tuan j ..
Jade Meamoure
pingsan d tempat hahaha
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
tuan je sweet banget jd lope lope
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!