"Sekarang kita memang sudah menikah, tapi bukan berarti kamu berhak atas diriku! Semua ini aku lakukan atas kemauan kakek dan Putri ku. Karena bagiku kau tetaplah baby sitter putri ku! Camkan itu!" ucap Revan dingin.
Deg
Sakit itulah yang di rasakan oleh Anin, mendengar ucapan mantan majikannya barusan yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Kalau memang tidak suka dengan perjodohan ini kenapa lelaki itu harus menerimanya.
"Saya tahu tuan, saya sadar diri siapa saya." balas Anin.
Bagaimana dengan kisah mereka berdua? jangan lupa mampir ya ke novel baru Author.. hanya di Novel Toon 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 05
Setelah makan malam, kini Revan sedang menemani putrinya Yuna menonton kartun kesukaannya sembari mengerjakan sesuatu di laptopnya.
"Papa besok gak keluar negri lagi kan?!" tanya Yuna mengalihkan pandangannya dari tv dan menatap papanya.
"Enggak sayang.." jawab Revan yang tidak mengalihkan pandangannya dari laptopnya. "Memangnya kenapa sayang?!" Revan balik bertanya.
"Yuna besok mau di anter sekolah sama papa.." pinta Yuna pada Revan. " kan papa udah lama gak pernah anter Yuna sekolah lagi!" tambahnya.
Revan menghentikan aktivitas nya kemudian ia menyuruh Yuna mendekat ke padanya. Yuna pun menurut dan mendekati Revan.
"Oke. Besok papa antar princess papa ke sekolah dan pulang papa juga akan jemput." ucap Revan sembari mengelus kepala putrinya. "Maafin papa ya.. Belakangan ini sibuk sampai gak ada waktu buat princess papa ya g cantik ini." lanjutnya merasa bersalah.
"Gak apa-apa. Kan Yuna udah gede, jadi Yuna gak nangis lagi kalau di tinggal papa kerja." jawab Yuna menggemaskan.
"Oh ya ampun.. Ternyata putri papa udah besar ya.. Dan sekarang sudah menjadi anak pintar." puji Revan.
"Iya dong.. Yuna gitu Lo!" sahut Yuna membuat Revan terkekeh geli. Putrinya ini memang selalu menggemaskan. Kemudian Revan mengacak rambut putrinya membuat Yuna kesal karena rambutnya berantakan dan Revan hanya tertawa saja.
"Besok pulang dari sekolah kita langsung ke mall, mau gak?!" tawar Revan pada Yuna.
"ke mall?!" Revan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum menatap putrinya. "Hore..! Ke mall.. Yuna mau pah." sorak Yuna kegirangan. Yuna pun langsung memeluk papanya. "Yuna sayang papa..! Udah lama kita gak mall lagi kan pah!" Revan tersenyum sambil mengelus rambut Yuna dengan sayang.
***
Besok paginya setelah sarapan Revan menepati janjinya mengantar Yuna ke sekolah. Padahal sebenarnya pagi ini ia harus datang cepat karena ada meeting. Tapi demi buah hatinya ia menunda meeting nya.
"Pah aunty Anin boleh ikut anter Yuna ya?!" mohon Yuna.
"No sayang..! kan Yuna udah di anter sama papa. Aunty Anin biar jaga kakek buyut di rumah ya.." tolak Revan. "jangan cemberut gitu dong.. Princess papa jelek kalau cemberut! Entar kalau papa gak bisa anter Yuna baru Yuna pergi sekolahnya sama aunty Anin, oke?!" bujuk Revan yang melihat putrinya ngambek.
"Ya udah deh!" sahut Yuna.
Sebenarnya Revan malas aja kalau satu mobil dengan Anin. Apalagi ia masih kesal dengan Anin yang selalu di banggakan dan bela oleh kakeknya. Lagian ia tidak suka Anin berada duduk di mobil mahalnya, hanya putrinya, kakek dan Gladies yang boleh duduk di mobilnya.
Sampainya di sekolah Yuna, para guru yang lagi berdiri sembari menyambut murid-murid masuk kedalam kelas langsung tersenyum-senyum, salah tingkah dan ada juga yang merapikan penampilannya ketika melihat Revan mengantar Yuna masuk ke kelasnya. Guru-guru yang masih mudah tersebut terpesona dengan ketampanan papa dari Yuna itu.
"Pagi pak Revan..!" sapa mereka semua.
"Pagi." jawab Revan dengan tersenyum tipis.
Seperti itu lah para guru dari Yuna akan tebar pesona kalau Revan yang mengantar Yuna ke sekolahnya.
"Papa pergi kerja ya sayang.. Princess papa harus belajar yang rajin, biar tambah pintar." ucap Revan.
"Oke papa.. Jangan lupa nanti jemput Yuna lagi." sahut Yuna sembari mengingatkan Revan lagi agar tidak lupa menjemputnya.
"Oke Princess Nya papa.." ucap Revan sembari mengelus rambut putrinya. Setelah pamit pada putrinya dan Yuna mencium tangan Revan, Yuna pun masuk kedalam kelas. Sedangkan Revan langsung pergi dari sekolah Yuna. Ia harus cepat sampai kantor soalnya Revan sudah menunda meeting nya satu jam hanya untuk mengantarkan putrinya.
"Bagaimana Yan?" tanya Revan pada asisten nya. Saat Revan sudah sampai kantor dan sudah berada di ruangannya.
"Seperti yang Bos katakan tadi meeting di tunda satu jam dan sekarang tinggal 10 menit lagi bos." jawab Dian.
"Oke. Sudah kamu siapkan semua kan berkasnya?!"
"Sudah bos." jawabnya. "Apa bos mau langsung ke ruang meeting?" tanya Dian.
"Iya." jawab Revan singkat. Kemudian ia keluar dari ruangannya menuju ruang meeting dan di ikuti oleh Dian dari belakang.