[DI ADAPTASI DARI CHAT STORY SAYA]
[VERSI CHAT STORY DAN NOVEL TENTU BERBEDA. VERSI NOVEL AKAN LEBIH SERU]
Setelah mengalami kecelakaan, Helena Isabella, sang Ratu Film, masuk kedalam sebuah novel dan menjadi Antagonis yang akan mati ditangan protagonis.
"Akh! Bagaimana bisa menyakiti suami imut dan anak menggemaskan!"
sejenak, mari kita selami bagaimana Helena Isabella, Ratu Film yang masuk ke dalam novel, dan berusaha mengubah takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bini'nya Boboiboy Reverse 🔪☠️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
[ Nona, sebentar lagi saya sampai ]
Bella membaca pesan yang di kirim dari Saga dari apk biru. Wanita itu kemudian mengambil tas selempang nya.
"Istri, apa istri benar-benar akan pergi?" Orion bertanya dengan kepala menunduk. Dia masih berharap Bella akan ikut makan malam di rumah mamah nya.
"Yah, kak Saga dalam perjalanan, mungkin sebentar lagi dia akan sampai."
Orion memalingkan wajahnya. Tatapan nya menatap makanan di atas meja makan.
"Lalu untuk apa tadi kita memasak?"
Menepuk dahinya. Bella hampir lupa tentang makanan yang tadi mereka masak.
"Astaga aku benar-benar lupa. Orion, jangan lupa untuk membawa makanan tadi. Katakan pada Erik dan Erina, itu dari menantu nya ini." Ucap Bella sembari mengedip kan sebelah matanya.
Orion tersenyum kecil. "Jadi, istri memasak tadi untuk kami. Istri benar-benar berbeda. Hanya sajaa..."
Sebuah klakson mobil membuat Bella dan Orion menatap ke luar rumah. Kepala pelayan Jon masuk dan memberi tahu kedatangan Saga.
"Nyonya, Tuan. Tuan Saga sudah datang."
"Orion, aku akan pergi dahulu. Kamu harus makan yang banyak." Ungkap Bella sembari mencubit lembut pipi Orion.
Orion terlihat senang dengan perlakuan Bella. Tapi senyum di wajahnya hilang ketika melihat kehadiran Saga. Apalagi melihat interaksi pria itu dengan istrinya.
"Kita langsung pergi." Ucap Bella.
Saga tidak menyahut, pria itu membukakan pintu untuk Bella dan masuk ke dalam mobil. Sebelum meninggalkan kediaman Orion, maniknya bertabrakan dengan manik Orion.
"Istri... Aku harap kamu akan berkata jujur."
...***...
"Ayah, mommy pergi ke mana?" Leon muncul dan menarik ujung kemeja Orion.
Orion menunduk, kemudian berjongkok menyetarakan tinggi nya dengan sang putra.
"Ayah, apa mommy tidak ikut kita makan malam?" Tanya bocah imut itu sekali lagi.
Orion menangkup kedua pipi bakpao putranya. "Tidak, Leon."
Leon tampak cemberut. Bibir mungilnya tampak maju beberapa centimeter.
"Kenapa? Eyon mau makan malam bareng mommy." Ungkap bocah itu.
"Mommy ada janji dengan kakaknya. Jadi, Leon dan Ayah yang ikut makan malam bareng nenek." Ucap Orion memberi pengertian.
Namun, Leon tampak nya semakin cemberut. Bocah itu benar-benar ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Bella. Mommy' nya sekarang benar-benar seperti sesosok Dewi baginya.
"Eyon mau makan bareng mommy, eyon mau main bareng mommy." Tutur bocah itu dengan mata berkaca-kaca.
Orion yang melihatnya tersenyum lembut. "Apa Leon sayang mommy?"
Bocah itu dengan cepat mengangguk antusias. "Mungkin mommy yang dulu selalu mayah-mayah ke eyon, tapi mommy yang sekarang sangat sayang eyon."
Bocah itu menyentuh dahinya. "Eyon selalu tebangun tengah malam, dan Eyon selalu lihat mommy selimuti Eyon dan cium kening eyon."
Orion memeluk putranya. Benar, Bella nya benar-benar berbeda, Bella nya, terlihat seperti Bella yang ia kenal puluhan tahun lalu.
"Ayah, ayah juga sayang mommy kann?" Tanya bocah itu menatap Orion.
Orion tersenyum lembut. Tangannya terangkat untuk mengelus kepala Leon.
"Sudah pasti. Ayah sangat menyayangi Mommy."
"Eyon tau itu!" Bocah itu memeluk Orion erat. "Eyon tau kalo ayah sayang mommy."
Orion membalas pelukan putra kecil nya. Tapi raut wajahnya tiba-tiba berubah. Orion yang menoleh menatap sang ayah mengerutkan dahinya.
"Ada apa dengan ayah?"
...***...
Mobil terus melaju membelah jalanan. Hening adalah kata yang tepat menggambarkan suasana di dalam mobil Saga dan Bella.
"Aku penasaran siapa pengirim surat itu. Apa hubungannya dengan tokoh antagonis." Batin Bella mencoba menebak alur yang terjadi.
Tak lama kemudian mobil yang membawa Bella memasuki sebuah pekarangan rumah mewah. Dan berhenti tepat di depan pintu besar nan kokoh.
Bella terdiam menatap rumah besar nan mewah di hadapannya.
"Nona, tuan sudah menunggu Anda di dalam." Ucap Saga setelah dirinya keluar dari mobil.
Bella mengangguk mengerti. "Sudah pasti orang ini bukan orang biasa."
Bella kemudian kemudian masuk ke dalam rumah mewah itu setelah seorang penjaga membukakan pintu dan menyambut nya.
Bella menatap ruang tamu rumah mewah itu. Benar-benar prabotan yang mewah dan mahal pastinya.
"Bella."
Namun ketika Bella sibuk memperhatikan dekorasi isi rumah itu. seseorang tiba-tiba datang dan memeluknya dengan lancang dari arah belakang.
"Siapa kau!"
...***...
Orion mengendarai mobil nya menuju rumah sang mamah. Tapi di sepanjang jalan ia terus mempertahankan putranya yang terlihat lesu tak bersemangat.
"Leon, apa Leon sakit?" Tanya pria itu khawatir.
Leon tidak menyahut, hanya menatap keluar jendela mobil.
Menghela nafas pelan. Orion menepikan mobilnya. Lalu menatap putranya lekat.
"Apa Orion sedih karena mommy tidak ikut?" Tebak Orion.
Bocah itu menggeleng. Yang tentu kebohongannya itu Orion ketahui. Sebenarnya ia juga sedih karena Bella tidak ikut mereka makan malam bersama.
Orion menatap keluar jendela, maniknya menangkap penjual es krim keliling dengan gerobak nya.
"Apa Orion mau es krim?"
Orion dengan cepat tersenyum dan mengangguk antusias. "Mau!!"
Orion terkekeh, kemudian membawa Leon menuju penjual es krim.
"Eyon mau es krim coklat!" Seru bocah itu setelah sampai di penjual es krim.
Setelah membeli es krim, mood bocah itu kembali happy. Tentu membuat Orion senang melihat nya.
"Kita ke supermarket sebentar ya, ayah mau membeli beberapa barang."
Leon mengangguk dan jalan lebih dulu menuju supermarket yang tidak jauh dari mobil mereka.
...
"Ayah, eyon mau es krim lagi." Rengek Leon setelah berada di dalam supermarket.
"Tidak bisa, tadi Leon kan sudah makan banyak."
Leon tampak cemberut. Kemudian meninggalkan Orion dengan bibir manyun.
Orion tersenyum lembut. Senyuman yang membuat wanita di dalam supermarket yang melihatnya terpesona.
Lihatlah para wanita yang sedari terus menatap ke arah Orion.
"Lihatlah betapa tampan pemuda itu. Andai dia terlahir sejak dulu."
"Nenek, kau sudah tua. Kakak itu lebih cocok dengan ku."
"Apakah anak menggemaskan tadi adalah putranya? Beruntung sekali yang menjadi istrinya."
Bisik-bisik yang masih tetap bisa di dengar Orion membuat pria itu menunduk dan segera menuju ke meja kasir untuk membayar barang yang akan ia beli.
"Kakak totalnya tujuh puluh delapan ribu." Seorang kasir perempuan dengan bername tag Carlo tampak terpesona juga dengan Orion.
"Dia benar-benar tampan! Bahkan jika di perhatikan lebih dekat dia benar-benar pahatan sempurna."
Orion segera mengeluarkan uang selembar berwarna merah dan menyerahkan nya ke kasir.
"Apa ada hal lain kak? Kembalian nya dua puluh dua ribu."
"Tidak perlu. Ambil saja kembaliannya." Ucap Orion.
Carlo, perempuan muda itu dengan cepat menggeleng. "Bagaimana jika untuk isi pulsa. Berapa nomor kakak?"
"Tidak perlu. Ambil saja kembaliannya."
Orion hendak melenggang pergi, tapi sepertinya perempuan muda itu masih menahan nya dengan menawarkan barang diskon lainnya.
Leon yang merasa jika kasir wanita itu mempersulit ayahnya. Datang dengan wajah tak senang menatap Carlo.
"Ayah kenapa lama?"
"Hah ayah?" Carlo tampak terkejut, wajah Orion terlihat sangat muda.
"Benar, dia ayahku." Leon segera memeluk ayahnya.
"Hallo anak manis, jadi kakak tampan ini adalah ayahmu. Kalian benar-benar pahatan yang sempurna."
"Tidak ada cincin nikah di jari kakak tampan. Pasti kakak tampan adalah duda. aku pasti memiliki kesempatan untuk menjadi pacar Kakak tampan."
q jadi greget masih belum keluar drama yg seru y