Susuk Kalajengking

Duaaaar.

Genteng rumah milik Purnama bagai kan di hantam oleh sesuatu yang sangat besar, Purnama yang memang sejak tadi tidak tidur pun segera bersiap. Tampak nya malam ini mereka langsung bergerak untuk menantang nya, Zidan tengah berzikir dengan khusuk nya.

Sesuai dengan dugaan nya Purnama, Sari memang bergerak malam ini sambil meminta bantuan juga dari jin dari Bu Kiki, Pasal nya penyakit yang ia derita semakin parah saja.

Walau dia sedang dalam masa pendarahan, Kolo pati tetap datang untuk menggauli nya dengan brutal, Bukan hanya rasa nya yang semakin sakit. Namun darah itu juga semakin deras mengalir, Mau tidak mau Sari memang masih harus melayani suami ghaib nya.

Karena itu sudah menjadi perjanjian mereka sejak awal, Sampai saat ini belum ada orang yang mampu memutuskan hubungan Kolo pati dan istri nya. Bila kontrak di langgar, Maka sudah pasti pihak istri akan tersiksa dengan sadis nya.

Sampai nanti kemudian ada orang yang ingin mengambil susuk kalajengking lagi, Maka baru lah Sari akan terbebas dengan cara kematian. Entah itu setahun atau dua tahun, Namun yang pasti dia akan terus merasakan sakit yang sangat luar biasa.

"Kau yakin bisa melakukan nya? Bila sekali ini gagal, Maka tidak bisa di ulang lagi." Peringat Mbah Basri.

"Aku harus mendapatkan nya sekarang, Tidak kuat aku menahan nya terlalu lama lagi." Sari tampak pucat.

"Baik lah, Aku akan menunggu nya di sini." Ucap Mbah Basri.

"Tolong lindungi aku, Nanti pasti akan ku beri imbalan yang sangat besar." Janji Sari.

"Hmmm! Jangan lupakan janji mu." Sahut Mbah Basri.

Menggunakan tudung hitam seperti mantel hujan, Sari berjalan mendekati rumah nya Purnama. Jin dari Bu Kiki juga ada di sana mendampingi diri nya yang akan masuk untuk mengambil salah satu anak nya Purnama.

Braaak.

Belum sempat Sari masuk kedalam rumah, Purnama sudah membuka pintu dan menatap keluar dengan tatapan yang sangat liar, Sari gemetaran melihat tatapan wanita yang berdiri di hadapan nya.

Namun ternyata Purnama sama sekali tidak melihat nya, Sari agak heran kenapa wanita itu tidak bisa melihat nya. Dia segera masuk kedalam kamar mencari keberadaan sang putri, Mata nya malah tertuju pada Zidan yang sama sekali tidak bergeming dan tetap berzikir.

"Kenapa aku baru sadar bahwa pria ini sangat tampan." Lirih Sari mendekati Zidan.

"Fokus pada tujuan mu, Sari." Peringat Mbah Basri menggunakan suara batin.

Tapi wanita yang gila terong ini malah mengabaikan ucapan dukun nya, Dia malah mendekati Zidan dan mengelus wajah yang sangat tampan itu. Sari yang memang sangat mudah haus akan sex langsung on seketika.

"Ooh bulu wajah mu saja selebat ini, Aku tidak bisa membayangkan bagai mana rasa nya bila di pakai menggosok! Aku lebih cantik dari istri mu, Sayang." Sari terus meraba Zidan.

Sementara itu di luar, Purnama mendadak heran karena tidak melihat kedatangan tamu yang akan mengusik nya. Padahal dengan jelas tadi dia bisa merasakan kehadiran nya, Namun sekarang hanya kegelapan malam saja.

"Tidak ada apa pun, Kak! Mungkin mereka masih main main saja." Arya juga menatap keadaan sekitar.

"Mana mungkin, Tadi aku bisa merasakan energi nya saat membuka pintu." Bantah Purnama.

"Namun kenapa sekarang menghilang?" Tanya Arya.

Arya tidak seperti Purnama yang bisa merasakan kehadiran nya mahluk halus, Karena dia memang sudah menjadi manusia normal seutuh nya. Meski asal usul nya adalah siluman ular, Tapi dia sudah tidak seperti dulu lagi usai bertapa di alas roban.

Mata Purnama seketika mendapatkan sesuatu yang sedang bersembunyi di balik pohon, Dia berkelebat cepat menghampiri nya. Mbah Basri tidak menyangka kalau Purnama bisa bergerak secepat ini, Gagal sudah rencana nya untuk mendapatkan bayi itu.

Sari malah terpesona melihat Zidan, Seharus nya tadi dia langsung saja mengambil salah satu anak nya Purnama. Namun kini malah jadi lain cerita, Nyawa Mbah Basri terancam punah.

"Hanya bajingan tua seperti ini yang ingin mencari masalah dengan ku." Sinis Purnama.

"Tidak, Aku hanya kebetulan lewat saja! Tolong jangan salah paham." Elak Mbah Basri.

"Kenapa lewat sambil membawa dupa?" Tanya Purnama bersidekap tangan.

"Eh ini..eekhhh!"

Suara Mbah Basri tertelan seketika saat Purnama mencengkeram leher nya dengan kekuatan penuh, Serasa mau remuk tulang di leher nya. Mata Mbah Basri merah karena pembuluh darah nya hampir pecah.

"Jangan mengusik ku, Aku tidak punya urusan dengan mu." Geram Purnama.

"Am..akjhhh."

Tidak bisa Mbah Basri berkata kata karena sangking sakit nya, Purnama memberi kan kode pada adik nya agar duduk bersimpuh. Hanya dengan ini kekuatan Arya yang tersimpan bisa kembali lagi, Sebenar nya Purnama bisa. Mencegah kedatangan Mbah Basri sejak awal.

Namun sengaja dia persilahkan datang karena dia juga membutuhkan dukun tua itu, Arya duduk bersimpuh sambil memejam kan mata nya. Purnama merapal kan matra dan menyedot semua kekuatan yang ada dalam tubuh dukun tua ini, Setelah semua nya tersedot masuk kedalam tubuh Arya.

Pemuda ini tertunduk lemas dan tubuh nya Mbah Basri remuk menjadi abu, Kekuatan Purnama tidak bisa di ajak main main karena nyawa pasti menjadi taruhan nya. Arya terdongak dan mata nya memancar kan cahaya berwarna biru, Kekuatan nya sudah bangkit semua.

Dua beradik yang memang bukan berasal dari manusia ini segera pulang kerumah untuk mendatangi Sari, Wanita itu sudah bisa di lihat jelas karena dukun nya mati, Hanya jin itu saja yang masih bersama nya untuk melindungi inang.

"Berani kau menyentuh suami ku, Bangsat!" Purnama menarik tubuh Sari yang mepet pada Zidan.

"Arkhh!"

Sari menggerang kesakitan karena tubuh nya menghantam dinding, Zidan tersentak dan segera berdiri. Menatap istri nya yang sangat di kuasai oleh emosi yang sangat besar karena keluarga nya sudah di usik.

"Kau masih saja mengganggu ku! Padahal adik ku sudah menceraikan mu." Bentak Purnama.

"Kemana dukun itu? Kenapa jalang ini bisa melihat ku." Heran Sari.

"Dukun mu sudah mati, Terima saja nasib mu di tangan Kolo pati." Seringai Purnama.

Sari masih berdiri dengan sombong nya karena merasa ada jin yang bisa melindungi diri nya, Tidak sadar bahwa dia hanya akan tersiksa selama nya di bawah kendali jin susuk yang sangat ganas itu.

Craaak.

Tubuh Sari tersentak karena Purnama menusuk nya dengan tombak bermata tiga, Darah juga muncrat keluar dari mulut nya. Mata wanita ini tiba tiba saja menatap Arya yang sudah berdiri tak jauh dari nya, Tatapan menjadi sendu bercampur dengan amarah.