Saat Kaisar Ryu telah berhasil membunuh musuh Klan Liu, Liu Ryu berniat untuk pergi ke Dunia Tiantang untuk membuat perhitungan kepada Kaisar Langit karena mereka telah mengganggu ketenangan Kekaisaran Awan juga ingin membunuh Keluarganya.
Untuk pergi ke Dunia Tiantang bukanlah perkara mudah, dimana Liu Ryu harus menjelajahi berbagai tempat karena dia bukan dari Dunia Tiantang.
Dalam perjalanan tersebut Liu Ryu menemukan pengalaman baru sehingga dia semakin kuat.
Apakah Liu Ryu berhasil pergi ke Dunia Tiantang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Danau Buaya 2
Setelah selesai berbincang kecil, Ryu langsung menuju tempat tidur membaringkan tubuhnya yang diikuti Xie Hua, Zhang Qixuan dan Liu Jiang Yu.
Ketiga Istrinya itu langsung menyambar tubuh Ryu dimana kini mencurahkan keinginan mereka. Hingga malam itu adalah malam yang paling indah mereka rasakan.
Setelah Liu Jiang Yu tertidur pulas, Jiwa Jiu Wei Hu kini terbangun sambil menatap ke sekelilingnya.
Dia pun memeluk tubuh Ryu dengan lembut merasakan kebahagiaan tersendiri.
Jiu Wei Hu yang berbagi tubuh dengan Liu Jiang Yu sama sekali tidak memiliki beban sedikit pun.
" Gege... Aku harap suatu hari nanti kita akan seperti ini terus selamanya, tanpa aku harus sembunyi-sembunyi seperti ini." Jiu Wei Hu sambil mengusap pipi Ryu dengan sebuah senyuman kebahagiaan.
Setelah puas menatap wajah Ryu, Jiu Wei Hu mencium kening dan bibir Ryu lalu memejamkan mata dan membiarkan Liu Jiang Yu menguasai tubuh tersebut.
*******
Pada keesokan pagi, Ryu dan Istrinya langsung kembali ke Danau Buaya kemudian berjalan di atas Air dengan menyalurkan Qi di telapak kaki mereka.
Ryu dan Istrinya yang sudah menyiapkan segala sesuatu sebelumnya kini penuh percaya diri langsung menuju ke tengah air Danau tersebut.
Saat itu juga para Buaya yang terlihat sangat besar mulai bermunculan yang tak terhitung jumlahnya ke arah Ryu dan Istrinya berada.
Untuk mempermudah jalannya pertarungan, Ryu dan Istrinya dengan sigap menghisap para Buaya ke dalam Dunia Quzhu dan menempatkan kumpulan Buaya tersebut tepat di Penjara Abadi.
Ryu memerintahkan kepada Sheng Zhishu dan yang lain agar tetap fokus untuk menarik Buaya tersebut di Penjara Abadi, karena jumlah mereka terlalu banyak dan memiliki kulit yang sangat keras.
" Wuush... Wuush... Wuush."
Ryu dan Istrinya terus menarik kumpulan Buaya tersebut ketika mereka muncul dari dalam air.
Semakin Ryu dan Istrinya mendekati Pulau semakin banyak juga Buaya sungai yang berdatangan ingin menyerang mereka.
Tapi sayangnya niat para Buaya sungai tersebut pupus, dimana baru saja mereka muncul, mereka malah muncul di tempat yang aneh dan ditempatkan di dalam Penjara Abadi yang seakan menyerap energi mereka.
" Gege... Jika seperti ini rasanya kurang seru." Ucap Huli Yue yang sambil menarik Buaya sungai yang ada di depannya.
" Lakukan saja! Jika kita bertarung secara langsung, membutuhkan waktu yang sangat lama." Ucap Ryu yang juga tidak melewatkan satu Buaya yang terlepas.
" Danau ini begitu luas... Aku akan memburu mereka dari arah lain." Ucap Sheng Zhishu lalu terbang ke arah lain hingga hanya terlihat samar-samar.
" Aku juga mencari dari arah lain." Ucap Huli Yue.
" Tapi kalian harus berhati-hati. Tetap fokus pada tujuan kita." Ryu mengingatkan kepada Istrinya.
Tanpa menjawab apapun satu-persatu Xin Chie dan yang lain meninggalkan Ryu sendirian di tempat itu.
" Haaahh... Kalian terlalu bersemangat." Gumam Ryu seraya menghela nafas.
Setelah memakan waktu yang cukup lama, kumpulan Buaya sungai yang awalnya sangat banyak, kini secara perlahan mulai berkurang.
Saat hilangnya Para Buaya sungai tersebut kini muncul 20 ekor Buaya sungai berwarna keemasan yang memiliki ukuran lebih besar dari sebelumnya dimana memiliki taring panjang.
Ryu yang melihat kejadian tersebut, sedikit mengerutkan kening karena Buaya sungai tersebut tidak seperti Buaya pada umumnya.
" Duaarr... Duaarr... Duaarr." Ryu langsung menjatuhkan Hujan Petir Hitam kepada 20 Buaya sungai tersebut hingga tidak berdaya.
" Wuush." Ryu langsung menarik 20 Buaya sungai tersebut ke dalam Penjara Abadi.
Saat 20 Siluman Buaya Emas menghilang kini Kembali muncul 10 Buaya Putih yang memiliki Ukuran 5 kali lipat dari ukuran buaya sebelumnya.
Begitupun di tempat pertarungan Sheng Zhishu dan Istri Ryu yang lain, mereka juga dihadang oleh puluhan Buaya sungai yang lebih besar dari sebelumnya.
Mereka pun melakukan hal yang sama dengan menggunakan kekuatan elemen masing-masing untuk menyerang kelompok Buaya sungai tersebut, lalu menarik mereka ke Penjara Abadi saat Buaya sungai sedang terluka.
Di pertarungan lain, Ryu terus melancarkan serangannya menggunakan elemen Petir Hitam bercampur Api.
Namun 10 Buaya Putih tersebut masih dalam keadaan sedikit terluka. Menyadari hal tersebut, Ryu kembali menyerang 10 Buaya sungai dengan Hujan Petir Hitam hingga berkali-kali dan akhirnya 10 Buaya sungai berwarna Putih tersebut terluka parah.
Tanpa menunggu lama, Ryu langsung menarik 10 Buaya putih tersebut ke Penjara Abadi di Dunia Quzhu.
Tidak berselang lama, muncul seekor Buaya sungai berwarna keemasan dan seekor Buaya Putih ukuran sepuluh kali lipat lebih besar lagi dari Buaya sebelumnya.
" Bboooom." Ekor kedua Buaya sungai tersebut membuat Ryu terpental hingga ke pinggir Danau.
" Sepertinya mereka berdua adalah Raja dan Ratu dari Buaya sungai ini." Ryu bergumam mengukur tingkat Kultivasi mereka sudah mencapai tingkat Surgawi tahap akhir.
" Gggrrrrrrr." Kedua Buaya sungai tersebut menciptakan gelembung air.
Seketika air sekeliling bergetar hebat menciptakan gelombang kejut yang sangat kuat membuat Ryu kembali terpental hingga membentur batu besar di pinggir Danau hingga muntah darah.
" Aaarrrggghhhh." Ryu tidak menyangka bahwa kedua Buaya sungai tersebut memiliki kekuatan fisik yang mengerikan.
Ryu pun bangkit kembali lalu melesat cepat ke arah Danau dan berlari di atas air.
" Duaarr... Duaarr." Ryu menjatuhkan Petir Hitam menyambar kedua Buaya sungai lebih ganas dari sebelumnya.
" Duaarr... Duaarr... Duaarr." Elemen Petir Hitam berjatuhan menyambar kedua Buaya sungai tersebut.
" Bbbzzzttt... Bbbzzzttt.... Bbbzzzttt." Seluruh air di Danau bercampur aliran Petir Hitam terlihat kedua Buaya sungai mati dengan tubuh terbelah dua.
Dengan sigap Ryu langsung mengambil Inti Roh kedua Buaya sungai, lalu menarik mayat mereka ke Dunia Quzhu.
Setelah semua Buaya sungai itu telah berhasil disingkirkan, Ryu yang penasaran dari dengan Danau tersebut langsung menyelam ke dasar Danau.
Ryu yang sudah berada di dasar Danau, kemudian memeriksa tempat tersebut.
Tidak berselang lama, Ryu dihadapkan dengan sebuah Istana Emas milik kerajaan Buaya sungai.
Ryu pun langsung masuk ke dalam Istana Buaya terus memeriksa semua bagian ruangan dengan seksama.
Setelah memeriksa semua ruangan, Ryu hanya menemukan tumpukan Batangan Emas yang menurutnya tidak terlalu Berarti baginya sekarang
Namun bagi Ryu tetap mengumpulkan tumpukan batangan emas tersebut karena menurutnya masih bisa digunakan untuk membuat bangunan baru.
Selesai memeriksa setiap sudut ruangan tersebut, Ryu langsung melesat keluar dari Istana Buaya kemudian memindah Istana tersebut di dalam Dunia Quzhu lalu naik ke atas menuju ke Pulau dimana Sheng Zhishu dan yang lain sudah berada di tempat tersebut.
" Gege... Kami sudah mengumpulkan Besi Awan dan Batu Pelangi di tempat ini. Sisanya hanya batu biasa." Ucap Sheng Zhishu saat Ryu berada di Pulau tersebut.
" Mmmm... Ternyata benar, Pulau ini sangat luas. Hanya saja terlihat tandus karena hampir dipenuhi tumpukan batu." Ryu memperhatikan semua tumpukan batu dari berbagai jenis ukuran.
Setelah selesai memeriksa, Ryu langsung mengeluarkan kembali Istana Buaya tersebut pada sebuah lahan yang terlihat kosong dimana tempat Sheng Zhishu dan yang lain sudah mengambil Besi Awan dan Batu Pelangi sebelumnya.