"Akan kubawakan surga dunia untukmu malam ini Maya,tinggalkanlah tunanganmu,Jadilah milikku seutuhnya."
"Tapi aku sangat mencintai Ikhsan". Lirih Maya penuh dilema.
"Cinta macam apa yang kau bicarakan,disaat kau tak menolak berserah diri dibawah kendaliku." Andra menatap sang sahabat dengan mata mengintimidasi.
Maya dan Andra bersahabat sejak mereka dibangku SMA ,saat Maya memiliki pacar,dan bertunangan.Andra baru sadar jika ia mencintai Maya.Hingga suatu malam,terjadi hal yang tidak diinginkan,yang menyebabkan keduanya menjadi partner ranjang sampai saat ini.Ikhsan mengetahui perselingkuhan tunangannya,namun masih tetap menerima Maya kembali.
Akankah Maya bertahan bersama Ikhsan atau memilih pergi bersama Andra,sahabatnya yang selalu membawanya terbang tinggi ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiyasa Rizki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
"Andra" Sebuah nama yang ia baru ingat.
Maya mengetikkan sesuatu diponselnya dan mengirimkan ke sahabatnya itu.Ada rasa khawatir menyelinap masuk menghampiri hatinya .
Ia begitu khawatir melihat Andra terluka karena pukulan Ikhsan
Maya merasa hatinya gelisah saat menatap layar ponselnya. Ia baru saja mengetikkan pesan untuk sahabatnya,belum ada jawaban.
"Ayo dong bales Ndra ... "
Dia menjelaskan situasi yang rumit dan emosional yang sedang dia hadapi.
Pesan itu penuh dengan rasa cemas dan penyesalan. Maya merasa khawatir bukan hanya karena keputusan yang harus ia ambil, tetapi juga karena dampaknya terhadap Andra.
Maya memutuskan untuk mengunjungi Andra dan meminta maaf secara langsung. Ketika ia sampai di apartement Andra, ia menemukan Andra dalam kondisi yang sangat tenang namun nyatanya dia tengah hancur dan sedih , meskipun menerima permintaan maaf Maya, ia tetap sulit untuk melupakan rasa sakit yang ditinggalkan merasa dicampakan untuk ke dua kalinya.
"Gw benar benar minta maaf soal tadi siang"
"Lo ga salah kenapa harus minta maaf ? "
"Seharusnya gw ga egois dengan meminta lo tetap jadi sahabat dan menyeret lo dalam hubungan gw dan Ikhsan"
Maya, dengan penuh penyesalan, mencoba menjelaskan keputusannya dan mengungkapkan betapa ia merasa bersalah atas segala yang terjadi. Andra, meskipun senang dengan kejujuran Maya, merasa bahwa luka sakit hatinya kembali terasa lebih sakit.
"Lo nggak salah, May. Semua orang punya hak untuk bahagia dan membuat keputusan untuk dirinya sendiri."
"Mungkin itu yang sedang Ikhsan usahain.Entah lah ,gw bingung mau bilang apa lagi,rasanya begitu rumit" ucap Andra lirih dengan helaan nafas panjang.
May mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Andra sebentar ,terlihat mata nya berkaca kaca.
Maya tersenyum tipis, merasa sedikit lebih lega. "Makasih Ndra. Gw bener-bener hargain pengertian lo"
Maya merasakan beban yang berat di hatinya, mengetahui bahwa tidak ada yang bisa mengembalikan waktu ataupun memperbaiki semua kesalahan yang telah dibuat.
"Lo mau nyuruh buat gw jangan ganggu lo lagi?" Seru Andra sinis menerka kata yang akan sahabatnya ini ucapkan.
Maya menggelengkan kepala nya.
"Gw ga bisa jauh dari lo," ucap Maya, suaranya penuh ketulusan. "Lo udah jadi bagian penting dalam hidup gw. Ketika gw butuh ruang, gw akan berusaha menghargai dan ga ngganggu lo. Tapi, jangan pernah ragu, lo selalu gw anggap ada ,lo berarti bagi gw."
Andra merasakan hangatnya kata-kata Maya, dan perlahan-lahan, ia merasa beban yang ada di hatinya sedikit berkurang,terdapat secerca harapan disana.
"Gw takut kalau semuanya berubah, Maya."
"Gw ... Gw ga bisa janjiin apapun Ndra " ucapnya lirih.Keheningan menyelimuti mereka berdua cukup lama,menyibukan mereka dengan pikiran masing masing,mencoba mencerna kerumitan hubungan yang tengah mereka jalani.
Maya kemudian segera bangkit dan berpamitan pulang,Andra mengekori dari belakang berniat membukakan pintu unit untuk sahabatnya itu.
"Maya, tunggu sebentar,” ujar Andra lembut. Maya menoleh, mata mereka saling bertautan dalam keremangan. Andra memandangnya dengan tatapan serius namun penuh kelembutan.
Diraihnya tubuh Maya dan di dekapnya pelan penuh kerinduan,
Maya tersentak, hatinya bergetar mendapat perlakukan dari Andra.
“Apa maksudnya?” tanyanya lembut.
"Sebentar saja ,gw cuma pengen meluk lo ,gakk lebih "
Ucapnya dengan pelukan yang hangat dan penuh kasih.
Maya merasakan kehangatan tubuh Andra menyelimuti dirinya, dan seolah seluruh dunia berhenti sejenak.
Napas mereka menyatu dalam keheningan malam, dan Maya merasa seolah dia menemukan tempat yang nyaman dan aman di dalam pelukan Andra,sahabatnya.
Dalam pelukan itu, mereka tidak membutuhkan kata-kata. Semua perasaan mereka tersampaikan lewat sentuhan lembut dan kedekatan yang penuh arti. Maya merasakan kedekatan yang intim mengingatkannya dengan malam malam yang pernah mereka lalui sebelumnya.Andra memejamkan matanya mencoba menikmati setiap detik setiap inci tubuh Maya dalam pelukannya.
Mereka merasakan sesuatu dalam getaran yang sama. Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, kemudian Andra melepas pelukannya dan berkata
“Gw kangen banget sama lo. Gw cuma ingin nglakuin ini dari dulu,sebagai SAHABAT "
Maya tersenyum manis mengecup pelan pipi Andra.dan kemudian berlalu pergi dalam keheningan malam,kembali meninggalkan Andra beserta cintanya.
Perih.
***
Maya baru sampai di apartemen kekasihnya ketika dia sadar Ikhsan belum tiba. Dia menghela napas lega dan memutuskan untuk menunggu di dalam.
Sebagai tunangannya Ikhsan memberitahu akses masuk unit miliknya,agar dapat leluasa keluar masuk.
Apartemen terasa sepi dan hening, dengan cahaya lampu yang lembut menerangi ruang tamu minimalis itu.
Maya duduk di sofa, memeriksa ponselnya untuk memastikan tidak ada pesan masuk dari Ikhsan.
Setelah insiden tadi siang ia memutuskan untuk menginap di tempat ikhsan sebagai permohonan maaf darinya dan mencoba ingin menyenangkan hati tunangannya itu.
Ia kemudian memilih membersihkan diri dan berganti dengan pakaian yang baru saja di beli nya di mall dekat kantor.
Tak lama kemudian, pintu apartemen terbuka dan terlihat Ikhsan masuk, membawa aroma segar dari luar.
“Sayang maaf aku terlambat,”
kata Ikhsan sambil meletakkan tas kerjanya di kursi. “Aku terjebak macet di jalan.” lanjutnya bohong( lagi) dengan menghampiri Maya disofa dan mengecup keningnya.
Maya tersenyum saat dirinya tengah memainkan ponsel dengan posisi tv menyala didepannya, ia sedikit gugup namun bahagia melihat Ikhsan datang. Takut ia ketahuan telah menemui Andra diam diam.
“Enggak apa-apa. Aku baru saja sampai juga.”
Ikhsan menghampiri Maya dan duduk di sampingnya. “Kamu cantik sekali malam i ,” puji Ikhsan sambil memandang Maya dengan tatapan penuh perhatian dan kerinduan.
Maya merona.
“Makasih. Aku hanya berharap bisa menghabiskan waktu bersamamu malam ini.”
Ikhsan meraih tangan Maya dengan lembut, memegangnya dengan penuh kehangatan.
“Aku juga begitu. Jadi, apa yang ingin kita lakukan malam ini?” ucapnya dengan senyum meledek.
“Terima kasih sudah ada di sini,” bisik Ikhsan, suaranya lembut,penuh perasaan dan kerinduan.
Ia mendekatkan kepalanya mengecup bibir Maya dan memperdalam ciumannya.
"Buka mulut" Ucap ikhsan dengan suara tertahan.
Maya membuka mulutnya memberi akses penuh untuk Ikhsan mengekspos dalam rentetan giginya.
Maya memejamkan mata, merasakan kehangatan dan gairah dalam pelukan Ikhsan.
Jika malam ini Ikhsan meminta nya ,ia sudah siap mengizinkan kekasihnya itu menyentuhnya.
Asal ikhsan merasa bahagia sudah cukup baginya,ia berusaha untuk menebus kesalahan yang telah ia perbuat.
Ikhsan sudah tak sabar, pakaian Maya dilemparkan kesembarangan tempat,Br* pink fucia begitu sempurna tertampang jelas membungkus gundukan indah milik Maya.
Terdapat suara cepakan dari bibir keduanya.
Ikhsan melepas kancing kemeja, Hingga menampilkan tubuhnya yang kekar sempurna.
Kembali ia memperdalam ciuman,ia terhanyut didalamnya. Lengkuhan nikmat berhasil lolos dari bibir Maya.Ikhsan tersenyum bahagia,akhirnya malam ini Maya akan menjadi miliknya seutuhnya .
Hingga suara bisikan bisikan itu datang kembali ..
"Pembunuh "
"Pembunuh "
"Ini darah dagingmu ,kau yang membunuhnya"
"Lihat dia begitu lucu dan mirip sekali denganmu"
"Pembunuuhh ... " Teriakan kencang seorang wanita cantik dengan muka berlumuran darah muncul dihadapannya.
"Aakkhhhh .. "pekik ikhsan tersungkur jatuh ke belakang.telapak tangan menutup kedua telinganya matanya terpenjam.
"Sayang ... Sayang kamu kenapa " Seru Maya panik menguncang guncang pundak Ikhsan.Diraihnya baju miliknya dan dikenakan kembali.
Ikhsan hanya dapat mengeluarkan suara merancau yang teredam, matanya terpejam erat dan telapak tangannya masih menutup telinga seolah ingin menghindari sesuatu yang tidak terlihat oleh Maya. Maya merasa ketakutan, tetapi mencoba tetap tenang untuk mencari tahu apa yang salah dengan kekasihnya.
"Sayang ... "
"IKHSANNNNN !!! "
"IKHSAAAAAAAANNN !!!.."
Ikhsan tersentak dan kembali mendapat kesadarannya.ia melihat wajah Maya yang ketakutan melihatnya .Air wajahnya pias ,terlihat kebingungan.
"Kamu ga apa apa ,tadi kamu begitu ketakutan" ucapnya lagi dengan setengah histeris.
"Akhir akhir ini aku sering pusing."jawab ikhsan segera bangkit dan mengambil pakaiannya ,memalingkan wajah pucatnya berusaha menghindari pertanyaan Maya.
"Aku akan mandi dan bebersih ,setelah ini kita istirahat ya " lanjutnya dengan mengusap lembut rambut Maya,meninggalkan ia yang masih bIngung dengan apa yang baru saja terjadi.
Malam semakin larut saat dua insan tengah berbagi tidur dalam selimut yang sama.Tidak terjadi apa apa diantara mereka.
Mereka terus berbicara dengan santai, berbagi cerita dan tawa, merasakan kedekatan yang mendalam di bawah cahaya lampu lembut apartemen mereka. Malam itu menjadi salah satu kenangan indah yang akan selalu mereka ingat.
Ikhsan berkali kali menciumi Maya ,mendekapnya erat.Rasa takut kehilangan kembali merebut ketenangan dalam hatinya.
Maya hanya tersenyum melihat tingkah manis kekasihnya itu.
Tanpa ia tau ,jika ikhsan sedang menderita seorang diri.
"Aku akan bertanggung jawab jika kamu hamil. "
"Aku berjanji akan melindungimu."