Melissa 'Milly' Bradford adalah putri Mamoru Bradford dan princess Victoria Carrington ( adik sepupu Raja Henry Inggris ). Gadis yg berprofesi sebagai dokter fisioterapi terbang ke Bahrain untuk merawat Sheikh Malik Al Khalifa, pangeran kerajaan Bahrain yang mengalami lumpuh setelah kecelakaan balap mobil Paris Dakkar. Milly yang super clumsy, ceria dan kepoper itu, membuat Malik kesal karena semua aturan dilanggar.
Bagi Milly, peraturan dibuat untuk dilanggar... Itu motto Milly.
Malik nyaris mengusir Milly namun sebuah kejadian membuat perasaan Malik berubah dan disaat dia ingin menyatakan perasaannya, Milly sudah kembali ke New York. Sheikh itu pun mengejar salah seorang putri kerajaan Inggris dan pewaris Kerajaan bisnis Hamilton yang sudah menutup hatinya pada Malik akibat pertengkaran besar mereka sebelumnya.
Generasi Ketujuh Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Berat
Milly menyandarkan tubuhnya di pintu dan air mata pun jatuh di pipinya. Dia bukan gadis cengeng tapi perasaannya ke Malik membuatnya menjadi super melow dan begitu mudah air matanya yang mahal tumpah. Gadis itu pun berjalan menuju sofa dengan sedikit tersandung karpet.
"Kampreettt !" umpatnya. Milly pun memilih tiduran dan menyetel lagu dari aplikasi Spotify ke audio system nya. Kali ini dia memilih lagu era 80an dan entah mengapa seleranya sangat ... Apa kata Daddy-nya bilang generasi awal MTV. Milly pun memejamkan matanya sambil mendengarkan lagu milik Talk Talk dengan judul It's My Life.
Funny how I find myself in love with you
If I could buy my reasoning, I'd pay to lose
One half won't do
I've asked myself, how much do you
Commit yourself?
It's my life, don't you forget
It's my life, it never ends ( it never ends )
Tak lama Milly pun terlelap.
***
Malik berdiri di depan pintu apartemen Milly dan hendak memencet bel namun akhirnya dia urungkan karena tahu gadis itu butuh sendiri. Malik pun berbalik hendak kembali ke unitnya tapi dia kembali ke depan unit Milly. Sampai-sampai dirinya macam nari bolak balik tidak jelas dan akhirnya memilih kembali ke unitnya.
***
Milly terbangun saat lagu milik Crowded House diputar dan melihat jam di layar tv-nya yang menunjukkan pukul dua siang. Gadis itu akhirnya bangun dan memilih memanaskan pizza di microwave untuk makan siang. Milly benar-benar tidak mood untuk memasak. Kalau ada yang praktis, ngapain cari yang ribet.
Milly mengambil satu pitcher air lemon dan menikmati pizza yang sudah dia panaskan lalu bersenandung.
Hey now, hey now
Don't dream it's over
Milly membuka MacBooknya dan mulai menyusun jadwal terapi untuk besok. Sabtu depan Dallas Cowboys akan mulai draft pertama dan Milly harus memastikan semua atlet dalam kondisi prima. Apalagi akan ada transfer pemain baru yang akan meningkatkan performa tim di pertengahan musim.
Gadis itu tampak berkonsentrasi penuh sebab berbeda dengan MLB ( Major league baseball ), NFL jauh lebih kompleks. Milly bukan penggemar sports namun dia sangat menyukai bekerjasama dengan para atlet apalagi saat mereka bisa melakukan home run, strike, three points atau pun touchdown.
Ada kesenangan tersendiri melihat semangat para atlet saat bertanding meskipun Milly tidak hapal sistem perhitungan poin tapi dia sangat antusias jika tim yang ditanganinya menang.
Milly menghabiskan pizza-nya bertepatan dengan selesainya dirinya membuat jadwal fisioterapi bagi para atlet Dallas Cowboys. Chris Armstrong sudah memberikan data yang cukup valid hingga Milly tidak kesulitan banyak.
Gadis itu menyimpan semua datanya dan membersihkan piring serta tangannya. Setelahnya dirinya melakukan ibadah seperti biasanya di dalam kamar. Usai menjalani semuanya, Milly pun merasa gabut.
"Mau jogging masih panas ... Mau keluar malas ... Masa tidur lagi ..." gumam gadis itu.
Milly akhirnya memutuskan untuk mencuci bajunya dan membersihkan apartemennya. Lagu-lagu dari list di Spotify nya pun masih mengalun menemani acara bersih-bersih dirinya.
***
Menjelang jam lima sore, Malik menghampiri unit apartemen Milly. Bukan tanpa alasan tapi hidungnya terasa senut-senut meskipun sudah dikompres dan minum obat anti memar serta nyeri.
Pria itu pun memencet bel unit apartemen Milly dan tidak lama pintu itu pun terbuka. Malik memberikan senyumnya yang paling manis.
"Ada apa Malik?" tanya Milly dingin.
Kok aku rindu dipanggil pangeran sombong ya. "Ini ... Hidung aku kenapa masih senut-senut... Padahal sudah aku kompres dan minum obat dari kamu ..." jawab Malik lembut.
"Dua sampai tiga hari akan terasa seperti itu. Bersabarlah..." Milly hendak menutup pintu apartemennya tapi kaki Malik mengganjalnya.
"Bolehkah ... Ehem, bisakah kita bicara ?" tanya Malik penuh harap.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan, Malik. Kan kamu sudah tahu jawabannya..." Milly menatap mata coklat tua Malik dan dirinya sedikit menyesal karena dia rindu mata yang seperti warna coklat batangan.
"Maafkan aku Milly ... Aku tahu aku salah ... Salah semuanya ... Please?" Malik memandang wajah keruh Milly yang menurutnya sedikit tirus. Apa kamu banyak pikiran sayang?
"Sudah aku maafkan. Tolong kaki kamu ..."
"Milly ..."
"Maafkan aku, yang mulia pangeran Malik Al Khalifa, tolong kakinya ..." Milly sedikit memaksa mendorong kaki Malik dan saat pria itu menarik kakinya, pintu unit apartemen gadis itu langsung tertutup rapat.
Malik menghela nafas panjang. Ya Allah, benar kata Richard. Milly kalau sudah tersinggung harga dirinya, sangat sulit ditembus ...
***
Milly berjalan menjauhi pintu dan menuju sofa. Dirinya merasa sangat kacau dan tidak tahu harus berbuat apa. Menerima Malik, sama saja membuat dirinya terkekang apalagi dia akan seperti Diana yang harus mengikuti protokol istana sementara dirinya meskipun keluarga kerajaan Inggris tapi tidak memiliki kewajiban seperti Alisha ataupun Violet karena bisa dibilang dia putri luar.
Milly belum siap untuk melepaskan passionnya menjadi dokter fisioterapi. Dirinya mencintai pekerjaannya, dirinya suka bersama dengan orang-orang yang penuh semangat dan percaya diri seperti saat opa Joeynya memberikan kepercayaan penuh ketika dia masuk kedokteran.
Milly teringat ucapan Opanya, Chris, agar dirinya menikmati hidup. Gadis itu pun mengambil gitar yang memang dibawanya dari New York. Seperti halnya para sepupunya yang rata-rata bisa memainkan alat musik, Milly juga bisa bermain piano dan gitar tapi dia sangat suka gitar karena selain praktis, tidak butuh tempat banyak dan gitar kebanyakan tidak perlu daya listrik.
Milly mengambil kertas dan pulpen lalu mulai memainkan gitarnya. Entah mengapa di kepalanya terngiang-ngiang nada lagu dan gadis itu pun mulai membuat iramanya dengan gitar.
Dirasa mulai dapat nadanya, Milly pun mulai menulis liriknya. Gadis itu tersenyum sendiri karena dia teringat sepupunya Rainer yang jago membuat musik dan lagu.
"Oh Rainer ... Ternyata aku bisa bikin lagu ..." kekeh Milly. "Orang patah hati itu ternyata jadi kreatif rupanya ..."
Milly menuliskan judulnya
Stay A Little Longer.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
D tnggu crta yh lain y kk.....Akoh bkln sbar mnnti pkonya....😁😁😁
makasih mbak Hana karyamu selalu menemani hari-hariku
makasih Teh Han sudah bikin cerita yg hebat 😘😘😘