NovelToon NovelToon
Mencintai Wanita Yang Salah

Mencintai Wanita Yang Salah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: lita aprillia

Kavian akan lakukan apapun untuk bisa membuat kekasihnya bangga pada dirinya, termasuk dia mau berkorban besar atas kesalahan yang kekasihnya lakukan.

Namun apa jadinya jika pengorbanan yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Hingga dia harus kehilangan segala hal. Bahkan kekasihnya itu sudah mengkhianatinya.

Qiana adalah seorang yang membantunya menemukan jalan untuk balas dendam, namun apa jadinya jika hati terlibat.

Apakah Kavian akan meneruskan jalannya ? atau memilih berhenti ?

Penasaran yuk ikuti kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lita aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4

"Ren"

Kavian melepaskan pelukannya pada Renata, lalu dia menghampiri pria yang sudah tergeletak dan bersimbah darah itu.

"Apakah dia meninggal ?" tanyanya pelan pelan pada Renata, dan dirinya sendiri merasa tidak yakin dengan darah yang banyak.

"Aku tidak tau" dengan tubuh yang gemetaran hebat Renata masih bisa menjawab.

Kavian berjongkok dan melihat pria itu, lalu dia mengeluarkan ponselnya dan menyalakan senter lampu, lalu dia menyorotinya pada mata pria itu.

Dia sedikit terkejut, lalu selanjutnya dia mengecek nadi pria itu, dan tubuhnya pun ikut gemetaran serta rasa panik mulai menyeruak pada dirinya, sesaat dia bisa menyimpulkan sesuatu pada pria itu.

"A.. Apakah dia meninggal ?" dengan gugup Renata bertanya pada Kavian yang nampak diam.

Kavian menoleh pada Renata dan dia mengangguk, dan seketika itu rasa takut Renata rasakan.

"Kenapa ? kenapa meninggal ? Aku tidak membunuhnya Kavi, aku tidak membunuhnya, tidak... !!" dia menjambak rambutnya, dan dia kembali menangis meraung.

Kavian masih menatap Renata dan dirinya merasa tak percaya dengan apa yang terjadi.

"Kenapa, kamu menatap aku begitu ? Aku tidak membunuhnya, Kavian. Aku tidak membunuhnya" Renata memukul mukul kepalanya.

Kavian tidak menanggapi Renata, lantas dia melihat selimut yang berada di atas tempat tidur, lalu menyelimutinya pria itu.

Dengan tenang Kavian berdiri dan menghampiri Renata, lalu dia meraih kedua tangan Renata yang dia pakai untuk memukul kepala pria itu

Renata nampak masih menangis, tangannya pun masih nampak begitu gemetaran. Di atas tempat tidur, nampak sebuah botol minum kaca yang sudah pecah, bisa Kavian pastikan barang itu Renata pakai untuk memukul pria terkapar itu.

Renata menggelengkan kepalanya ketakutan "Aku tidak membunuhnya, Kavi. Tidak !!" ucapnya lagi.

"Apakah dia mencoba melukai ? Maka kamu mengambil itu untuk melindungi diri kamu, apakah betul ?"

Tanya Kavian, tapi sesungguhnya ada satu hal yang mengusik dirinya sejak tadi, ingin dia bertanya kenapa Renata ada di dalam hotel dan terlebih bersama pria itu, apa yang dirinya tidak ketahui akan Renata !!

"Dan kamu tidak punya pilihan, begitu ?" tanya Kavian lagi, Renata nampak mengangguk.

Kavian memegang tangan Renata erat "Kamu bisa membela diri, ini sebagai suatu pembelaan diri, ini hanya kecelakaan dan kamu bisa membela diri nantinya" ujar Kavian dengan tenang lagi,

"Mereka akan jadikan ini sebagai bahan pertimbangan jika kamu membela diri, dan mereka mungkin akan menangguhkan hukuman kamu,

Renata menggeleng "Tidak, semua itu akan berakhir"

"Renata" panggil Kavian lembut,

"Tidak Kavi, jika semua orang tahu, maka karirku sebagai seorang reporter akan berakhir,

Kavian meraih kedua bahu Renata "Kamu tidak harus jadi seorang reporter, kamu bisa melakukan hal yang lain, kamu dapat memulainya lagi dari awal"

"Kamu bilang untuk aku mengakhiri ini dan memulai lagi dari awal begitu ?butuh kerja keras untuk bisa sampai di sini, ini impian aku Kavian dan kamu tahu itu ?"

"Lebih baik aku mati, dari pada harus begitu, Kavian !! Aku akan memilih itu" Renata memberontak, lantas dia berdiri dan mengambil pecahan botol yang berada di atas tempat tidur.

Kavian segera menghadangnya "Ada apa denganmu, kamu sudah gila !!"

"Bunuh saja aku, aku tidak punya alasan untuk hidup, lebih baik aku mati !!" teriak Renata

Kavian terus mencoba mengambil pecahan botolnya dari tangan Renata "Hentikan itu Renata !!"

"Enggak, kamu yang harus berhenti. Aku gak mau kembali pada tempat yang dulu, ke tempat selokan itu, enggak aku gak mau !! aku ingin sukses aku ingin hebat" Raungnya terus

"Menjadi seorang reporter adalah impian aku, aku harus meraihnya, tapi jika harus menyerah aku tidak mau, jadi lebih baik aku mati saja !!"

"Lepaskan aku !! biarkan aku mati" Renata menangkis tangan Kavian, dan Kavian sedikit lengah hingga akhirnya pecahan botol itu menyayat tangan Kavian.

"Argh...." pekik Kavian

Renata menutup mulutnya yang terkejut "Kavi, maaf. Apakah kamu terluka ?" ujar Renata merasa bersalah.

Kavian menepis tangan Renata "Kamu bilang tidak ada alasan untuk hidup ? terus aku ? apakah aku bukan salah satu alasan kamu ?" kali ini Kavian nampak geram.

Renata nampak terdiam, tapi Isak tangis masih terdengar dari bibir dia. Beberapa menit kemudian suasana pun menjadi tenang.

Kavian dan Renata duduk dengan bersandar pada tempat tidur.

"Kavi, apakah kamu percaya Tuhan itu ada ? Kenapa saat aku bisa meraih semua impian aku, kejadian ini harus terjadi ? kenapa ? bukankah ini terlalu kejam padaku ?" Renata mulai bicara lagi.

"Kamu tau betul, bagaimana kehidupan aku di masa lalu, dan aku tak mau kembali lagi ke masa masa itu, Kavian !!"

Kavian masih terdiam mendengarkan "Aku lapar, seharusnya aku meminta pak polisi untuk membawa makanan untuk kita" Renata masih mengoceh sendiri,

"Kavi, kamu mencintai aku kan ? kamu akan tunggu aku kan ?" Mendapat pertanyaan seperti itu, Kavian langsung menoleh dan menatap Renata dengan sendu.

"Aku akan menyerahkan diri aku, kamu tunggu aku kembali ya !!" Renata langsung mengambil ponselnya dan nampak memencet nomor polisi

"Apakah ini kantor polisi ?" teleponnya sudah tersambung.

"Aku, aku ingin menyerahkan...." sebelum itu berlanjut, Kavian langsung merampas ponsel Renata dan segera menutup telepon itu.

Renata nampak agak terkejut dengan yang Kavian lakukan.

"Kavian..." pekik Renata pelan.

Tapi Kavian tidak menjawab, dia malah langsung mendekatkan wajahnya pada wajah Renata dan dia segera mencium bibir Renata.

Kavian terus memperdalam ciuman itu, dan Renata tidak menolaknya. Hingga beberapa detik kemudian ciuman itu terlepas, keduanya pun sama mengatur nafasnya.

Kavian tidak berkata apa apa, dia lantas berdiri lalu mengambil satu handuk kecil, dan dia terlihat mengelap lap kannya pada gelas gelas dan beberapa botol minuman yang berada di atas meja.

Renata yang melihat itu, nampak bingung "Apa yang kamu lakukan ?" tanyanya pada Kavian.

Tapi Kavian tidak menjawab "Kavian ?"

Kavian beralih pada meja panjang dan kembali mengelap lap kan handuk kecil itu lagi,

"Kavian, apa yang kamu lakukan ?" Renata masih terus bertanya.

"Aku yang membunuhnya" ucap Kavian tiba tiba.

"Kamu bicara apa ?"

"Aku yang membunuhnya" Kavian kembali mengoceh itu. "Kamu tidak tau apa apa akan semua ini, akulah yang membunuhnya" ucapnya lagi.

Renata langsung berlari dan meraih tangan Kavian "Tidak, apa yang kamu maksudkan ? Jangan, jangan lakukan ini !!"

Kavian menepis Renata "Pergi, pergi dari sini !!"

Renata menggeleng dan Kavian kembali meraih kedua bahu Renata "Kamu harus tetap maju dan raihlah semua impian kamu, biar aku yang menyerahkan diri, aku akan bilang aku yang membunuhnya, jadi kamu harus pergi dari sini"

"Enggak !! Kenapa harus kamu ? Kenapa ?" Renata kembali menangis

"Aku tidak harus menjadi dokter, tapi kamu berbeda, kamu harus menjadi reporter terkenal dan hebat, kamu harus sukses, Renata"

"Dengarkan aku, aku mencintai kamu. Cinta aku akan selalu untuk kamu, tunggu aku kembali. Setelah itu aku janji akan menikahi kamu, kamu mendengarkan aku kan ? Sekarang kamu pergilah dari sini" ucap Kavian sungguh sungguh.

"Pergilah" pinta Kavian lagi.

Tatapan Renata nampak sangat nanar, di pun memeluk Kavian.

"Pergi dari sini, dan jangan menengok lagi" ucap Kavian dengan suara parau.

"Kavi, aku tidak akan melupakan ini, aku akan membayar semua seumur hidup aku" ucap Renata sebelum pergi, dan Renata pun benar benar pergi.

Kavian membuka jendela kamar hotel dan menatap bangunan di malam hari, dia teringat pada Mutiara. Dia pun menghela nafasnya dan terdengar sirine mobil polisi.

Dia tidak lagi memikirkan akan mimpinya menjadi seorang dokter lagi, karena sejak mendapatkan penolakan tadi siang, harapannya sudah sirna begitu saja. Padahal dia tidak tau kenyataannya.

Dia pun mengambil ponselnya dan menghubungi Andrian salah satu sahabatnya.

"Kamu dimana berengsek !!" suara dibalik telepon dan Kavian tau Andrian sangat marah padanya.

"Tolong jaga Mutiara, ada beberapa uang di kartu ATM ku, bisa kamu pakai untuk tambahan biaya pengobatan Mutia. Aku tidak akan kembali dalam jangka waktu yang lama, jadi aku mohon jaga Mutia dengan baik. Hanya kamu yang bisa aku andalkan Andrian"

"Tolong juga katakan pada Mutia, maaf aku tidak bisa menepati janji aku, maafkan aku"

"Kamu bicara apa sialan !!" sebelum Andrian kembali berkata, Kavian sudah menutup telepon itu.

Karena polisi sudah masuk dan segera menangkap Kavian, Kavian tersenyum dengan sendu.

***

"Kavian Airlangga, di jatuhi hukuman lima tahun penjara"

1
Nanik Arifin
bersoraklah Renata. setelahnya menangislah, karena perjuangan bertahun & mengorbankan banyak pihak hanya sia". bahagiamu semu. pada akhirnya anakmu pun tak mendapatkan apa"
Nanik Arifin
ah... Arjuna. benar ia anak Galen ??
Nanik Arifin
semoga Luki jadi penghalang sepak terjang Renata. mampus kamu, Ren
Nanik Arifin
tnyata jerat Renata tll kuat. bahkan org kepercayaanmu tlah diambil Renata, tuan Galen
Nanik Arifin
semoga busuknya Renata segera tercium
Anita Jenius
5 like buatmu thor. semangat terus ya.
Anita Jenius
1 iklan buatmu kak.
Nanik Arifin
terbongkarlah kebususkanmu Renata
Nanik Arifin
pengkhianat & ular kau beri makan, anak sendiri kau binasakan, Galen. tunggu karmamu Galen. oh ya .. Qiana tidak kekanakan, justru dirimu yg childhis. seolah olah kau msh kuat & gesit. byk hal, yg tak mampu lagi kau gapai, ketua
Nanik Arifin
Renata, kamu sakit Krn masa lalumu, tapi kau jahat mengorbankan orang lain untuk obsesimu. kamu egois. obati jiwamu, agar kau pandai bersyukur
Nanik Arifin
Kavian salah paham dg Renata. Qiana juga salah paham Renata yg mengira Renata akan menguasai harta ayahnya. Ayahnya masih menggunakan kebijakan lama dlm memimpin perusahaan, sedangkan Renata mengambil kebijakan bbeda dg merangkul pekerja. semua masalah Krn kesalah pahaman. sayangnya Renata & Kavian sll jadi korban kesalah pahaman yg tjadi
Nanik Arifin
penuh nisteri
Nanik Arifin
apakah Renata terpaksa menikah dg seorang Duda Thor ?
Nanik Arifin
masih belum bisa nebak
Nanik Arifin
sempat lupa klo ada novel ini. Krn pemberitahuan up di paling bawah, bahkan dibawah novel yg dah selesai SMP tamat
Adiba Shakila Atmarini
lnjut up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!