Alvaro Javier Wiguna tumbuh menjadi seorang lelaki tampan, dan juga sukses memimpin perusahaan di usia 29 tahun. Tapi sayang dalam urusan percintaan Alvaro tidak seberuntung. Karena di usianya yang sekarang ia belum juga menemukan tambatan hati.
Banyak wanita diluar sana yang ingin menjadi kekasihnya. Bahkan ada juga yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan cintanya. Tapi nggak ada yang berhasil. Bagi Alvaro, wanita itu makhluk yang sangat bawel.
Adakah yang mampu menaklukkan hati Alvaro. Yuk kepoin langsung 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon feby_mb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis penjual tissue
Bintang baru selesai mandi, dan juga membersihkan rumahnya. Siang ini ia dan kedua sahabatnya akan pergi menjajakan kue di dekat lampu merah.
Kue itu mereka dapatkan dari salah satu toko kue di dekat kampungnya. Pemilik toko kue mempercayakan dagangannya pada Bintang dan juga kedua sahabatnya.
" Buk, aku pergi dulu ya"
" Iya Nak, hati-hati di jalan. Dan semoga dagangannya hari ini laris manis"
" Aamiin, makasih Buk. Ya udah aku jalan dulu, assalamualaikum"
" Wa'alaikum salam"
Bintang segera keluar dari rumahnya. Ia akan pergi ke toko roti untuk mengambil dagangannya. Kedua sahabatnya juga sudah berada di sana.
Di jalan Bintang berpapasan dengan ibu-ibu yang baru pulang dari sawah. Karena sekarang lagi musim tanam padi. Jadi warga di kampungnya banyak yang menanam padi. Itu bagi mereka yang memiliki sawah.
" Baru pulang ya Buk"
" Iya nak Bintang. Mau pergi pergi jualan ya"
" Iya Buk "
Bintang memang terkenal ramah sama warga sekitarnya. Gadis itu juga dikenal pantang menyerah. Terkadang ia juga membantu ibu-ibu itu untuk memasak ketika musim panen tiba.
" Semoga dagangan nak Bintang laris manis"
" Aamiin, makasih doanya ibu-ibu. Saya duluan"
" Iya nak Bintang, hati-hati di jalan"
" Siap Buk"
Bintang terus berjalan menuju toko roti. Karena sebentar lagi orang-orang kantor sudah pulang. Target Bintang dan sahabatnya memang orang yang bekerja kantoran.
" Bin, buruan " kata Tari saat melihat Bintang menyeberang jalan.
" Maaf telat "
" Nggak apa-apa, kita berdua juga baru datang"
Bintang dan kedua sahabatnya pergi menemui pemilik toko. Mereka akan mengambil kue yang akan mereka jual hari ini.
" Karena kalian bertiga baru mulai menjualnya, jadi saya kasih 150 bungkus dulu"
" Baik Buk"
" Saya jual sama kalian tujuh ratus perak, silakan kalian mau jual berapa aja"
" Makasih Buk"
" Sama-sama, semoga dagangannya laris"
" Aamiin, kita bawa dulu rotinya Buk"
Bintang dan kedua sahabatnya naik angkot untuk segera sampai di lampu merah. Kalau jalan kaki akan memakan waktu lama. Bintang segera menyetop angkot yang akan melewati mereka.
" Bantu aku Wen"
Weni membantu Bintang menaikan barang jualannya. Setelah itu barulah Bintang naik ke atas angkot. Diikuti sama Tari dibelakang.
Setelah ketiga cewek cantik itu duduk, sopir angkot pun melanjutkan kembali perjalanannya mencari penumpang.
Hanya butuh lima menit untuk mereka sampai di lokasi. Bintang dan kedua sahabatnya turun dari angkot. Tak lupa mereka membawa barang dagangan mereka.
" Udah rame aja yang jual disini" kata Tari.
" Iya Tar, laku nggak ya roti yang kita bawa" kata Weni.
" Insya Allah laku, kita harus semangat"
Bintang pun memasukkan dua puluh roti ke dalam keranjangnya. Ia coba membawa sedikit dulu, nanti kalau habis di tambah lagi.
" Hari ini kamu yang jaga dulu ya Wen. Biar aku sama Tari yang keliling ke mobil-mobil orang"
" Ok siap"
Weni bukan cuma hanya berdiam diri. Ia juga menjajakan dagangannya di dekat trotoar saja. Kalau jauh-jauh nanti dagangan mereka di ciri sama orang.
Beberapa kendaraan roda dua dan juga roda empat sudah berhenti di lampu merah. Bintang dan Tari pun mulai menjajakan dagangannya.
" Beli roti sama tissue mbak"
" Tissue aja, berapa?"
" Dua lima ribu mbak"
" Ok, saya ambil dua"
Bintang memberikan dua tissue untuk mbak pengendara motor itu.
" Makasih mbak"
" Sama-sama"
Bintang menjajakan lagi ke pengendara motor yang lainnya. Seperti biasa, ada yang menolak dagangannya. Tapi ada juga beberapa orang yang membeli dagangannya.
Tok
Tok
Tok
Saat kaca mobil terbuka, Bintang pun menawarkan dagangannya pada pengendara mobil itu.
" Mau beli roti sama tissue nggak, Bang"
Cowok itupun menanyakan pada kekasihnya. Apakah kekasihnya mau membeli dagangan Bintang.
" Roti aja"
" Mau berapa buah?"
" Satunya berapa?"
" Dua ribu aja"
" Lima aja "
Bintang memasukkan lima buah roti kedalam kantong plastik kecil. Kemudian ia memberikan pada laki-laki itu.
" Ini uangnya" kata lelaki itu sambil memberikan selembar uang sepuluh ribu.
" Terima kasih"
" Sama-sama"
Bintang mendatangi mobil yang ada dibelakang mobil tadi. Ia pun mengetuk kaca mobil itu.
" Tuan!" kaget Bintang saat melihat orang yang ada di dalam mobil itu.
" Kamu ngapain disini?"
" Saya lagi jualan" jawab Bintang sambil memperlihatkan dagangannya.
Ternyata gadis yang dilihat Alvaro beberapa hari yang lalu memang Bintang. Tapi kemarin itu dia lupa sama nama gadis itu.
" Kamu jual roti"
" Iya, tuan mau beli dagangan saya"
" Boleh, berapa harga semua dagangan kamu"
Bintang kaget mendengar ucapan laki-laki tampan itu. Tapi setelah beberapa detik, dia bisa mengatur rasa keterkejutannya.
" Tuan mau beli semua dagangan saya?"
" Hhmmm"
" Serius tuan"
" Apa saya terlihat bercanda?"
" Ya nggak sih, tapi apa nggak mubazir nantinya. Mending tuan beli beberapa aja deh, yang penting tuan makan"
" Nggak apa-apa, nanti saya bisa bagi sama yang lain. Atau anak-anak jalanan"
" Oh baiklah kalau begitu"
Bintang menghitung semua sisa roti dan tissue yang ada di dalam keranjangnya.
" Roti ada tujuh, terus tissue ada lima. Jadi totalnya dua puluh enam ribu lima ratus, tuan"
" Di sana masih ada nggak dagangan kamu?"
" Masih tuan"
" Ya udah sekaligus sama yang itu dihitungnya"
" Yang di sana juga tuan?"
" Iya, biar kamu cepat pulang "
" Jangan tuan"
" Kenapa?"
" Saya nggak ingin dibilang memanfaatkan tuan "
" Nggak apa-apa, kamu boleh memanfaatkan aku sesuka hati kamu. Selagi itu untuk kebaikan"
Bintang tidak tau lagi harus bicara apa. Entah terbuat dari apa hati cowok tampan ini. Walaupun dia orang kaya, tapi tidak pernah sedikitpun cowok tampan itu merendahkan dirinya.
" Malah bengong, buruan ambil"
" Ba..baik tuan"
Bintang segera mengambil sisa dagangannya yang ada sama Weni. Saat Bintang pergi, lampu rambu lalu lintas berubah menjadi hijau. Alvaro melajukan mobilnya, kalau tidak mobil yang berada dibelakang pasti akan membunyikan klaksonnya.
Alvaro menepikan mobilnya di pinggir jalan. Jadi mobilnya tidak menggangu pengendara lainnya.
" Ini tuan semua dagangan saya "
" Apa ini sudah semuanya?"
" Sudah tuan"
" Ini juga sudah termasuk punya kami berdua" kata Weni.
" Ya udah kalian hitung aja semuanya. Nanti masukkan ke dalam mobil saya"
" Siap"
Bintang dan Tari menghitung semua roti dan juga tissue yang tersisa. Setelah itu, Weni menjumlahkan uangnya.
" Totalnya dua ratus tiga ribu rupiah, tuan"
" Yakin totalnya segitu?"
" Yakin tuan, saya kan pake kalkulator menjumlahkannya" kata Weni sambil memperlihatkan kalkulator yang ada di tangannya.
Alvaro mengambil dompetnya. Ia mengeluarkan sepuluh lembar uang seratus ribu, kemudian memberikannya pada Bintang.
" I..ini kebanyakan tuan"
" Nggak apa-apa, itu rezeki kalian bertiga. Jangan menolaknya, saya ikhlas memberikannya"
" Terima kasih banyak tuan"
" Sama-sama, bisa tolong masukan roti sama tissue-nya"
" Bisa tuan"
Bintang dan kedua sahabatnya, memasukkan roti dan juga tissue tadi kedalam mobil Alvaro.
" Setelah ini kalian bertiga langsung pulang, sebentar lagi mau magrib "
" Baik tuan, sekali lagi terima kasih "
" Sama-sama, saya jalan dulu"
Alvaro melajukan mobilnya. Ia melanjutkan perjalanan menuju mansion orang tuanya. Sedangkan Bintang dan kedua sahabatnya, masih menatap mobil mewah milik Alvaro.
To be continue.
Happy reading 😚😚