NovelToon NovelToon
Berkorban Demi Cinta

Berkorban Demi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:24.2k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Morgan Zavierson, dipenjara demi kekasih tercintanya, Kelly Thompson. Akibat kesalahpahaman membuat Morgan membenci sang gadis tersebut.

Apa sebabnya Kelly yang dikenal gadis polos dan ceria, dianggap mengkhianati Morgan? sehingga pada akhirnya Morgan memilih menikahi Zoanna, yang adalah sekretarisnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesempatan Terbaik

Juny yang menyeka air mata kembali, ingat dengan kata-kata Morgan saat di restoran ulang tahunnya.

**Flashback**

Saat itu Juny yang sedang memeluk Morgan dengan erat.

Morgan melepaskan pelukan Juny, memundurkan langkahnya ke belakang dan menatapnya dengan penuh keraguan. "Juny, aku berharap kita hanya sekadar bekerja sama. Tidak ada hubungan lain," katanya dengan tegas.

Juny menatap Morgan dengan tatapan penuh harap dan kekecewaan. "Morgan, kamu juga tahu, kalau aku tidak pernah mengkhianatimu. Aku mencintaimu sampai saat ini. Setiap hari, setiap menit aku merindukanmu. Sehingga aku memiliki kesempatan bekerja sama denganmu. Apakah kamu tidak ingin mulai dari awal denganku?" tanyanya, suaranya bergetar dengan emosi.

Morgan menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku mencintaimu, aku akui aku salah menuduhmu. Setelah berpisah denganmu, aku terpuruk dan bahkan tidak percaya dengan kata cinta. Sehingga aku bertemu dengan Kelly. Dia gadis yang polos dan ceria. Saat aku melihatnya, aku sangat ingin memilikinya. Aku berpikir... aku ingin melindunginya dan menikahinya. Aku rela melakukan apa saja untuknya," katanya, dengan terus terang.

Juny merasakan air mata menggenang di matanya. "Lalu bagaimana denganku? Kamu menuduhku dan salah paham padaku, apakah itu adil?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca. "Selama bertahun-tahun kamu salah paham padaku. Ini tidak adil bagiku, Morgan!"

Morgan merasakan beban di hatinya semakin berat. "Aku akan menebusnya. Aku minta maaf!" ucapnya tulus, "Aku baru menyadari kesalahanku ketika Zoanna mengungkapkan yang sebenarnya."

Juny menatap Morgan dengan penuh harap. "Apa rencanamu terhadapku?" tanyanya, suaranya lemah.

Morgan menghela napas panjang. "Juny, aku hanya berharap biarkan hubungan kita berlalu. Semua itu tidak bisa kembali lagi. Di hatiku telah ada seseorang," ujarnya dengan nada tegas.

Juny menunduk, menahan air matanya. "Dia adalah gadis beruntung," ucapnya dengan suara bergetar.

Morgan menggeleng pelan. "Dia adalah gadis yang malang. Aku melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Dia pernah di posisimu. Dia bahkan lebih parah dan tersiksa. Oleh karena itu, aku tidak ingin melakukan kesalahan lagi," jawabnya dengan yakin.

"Apakah kita tidak bisa kembali seperti dulu?" tanya Juny dengan suara bergetar, matanya memohon jawaban yang bisa mengubah segalanya.

Morgan menundukkan kepalanya, menghela napas panjang sebelum menjawab. "Tidak bisa!" jawabnya tegas, meskipun ada nada penyesalan dalam suaranya. "Masa lalu aku yang bersalah, telah melukaimu. Aku yang sekarang tidak ingin melukai Kelly. Kami sudah melalui berbagai rintangan untuk bersama, dan bahkan aku hampir kehilangannya."

**Flashback Off**

Juny masih terisak, mengingat ulang kembali pertanyaan yang dia lontarkan kepada Morgan saat di ruangan acara tadi.

"Morgan, siapa yang kamu cintai? Aku atau Kelly?" suaranya sendiri yang muncul dalam ingatannya, penuh harapan dan ketakutan.

Jawaban Morgan datang seperti petir di siang bolong, menghancurkan harapan terakhir Juny. "Kelly! Dia adalah orang yang aku cintai. Dia adalah orang yang ingin aku nikahi. Gadis itu... selalu saja membuatku ingin melindunginya. Semakin dia menjauh dariku, aku semakin gelisah dan takut."

Kenyataan pahit itu terulang di benaknya, menghancurkan sisa-sisa kekuatannya. "Kelly, Kelly, selalu saja dia. Apa kelebihannya sehingga Morgan begitu tergila-gila padanya," gumam Juny dengan suara serak, matanya memandang ke kejauhan dengan pandangan kosong.

Setiap kali nama Kelly disebut, Juny merasakan hatinya terkoyak lebih dalam. Dia mencoba memahami apa yang dimiliki Kelly yang tidak dimilikinya. "Mengapa dia? Apa yang begitu istimewa tentang dirinya? Apakah cintaku tidak cukup?" pikir Juny.

"Morgan, Aku ingin tahu seberapa dalam cinta Kelly padamu, Maafkan aku karena memasukan foto kita ke dalam dompetmu. Aku sengaja ingin membuat gadis itu kecewa padamu," ucap Juny.

***

Setelah pulang ke rumah, Kelly yang kelelahan mencoba menghilangkan bayangan hari itu dari pikirannya. Ia merasa berat, bukan hanya secara fisik, tetapi juga emosional. Langkahnya terasa lamban saat menuju ke dapur untuk mengambil segelas air dan obat tidur. Rutinitas ini sudah menjadi kebiasaan baginya, satu-satunya cara agar ia bisa tidur nyenyak dan melupakan mimpi buruk yang selalu menghantui malam-malamnya.

"Hanya dengan obat ini bisa membuatku tidur sampai pagi. Kapan mimpi buruk itu bisa hilang?" gumam Kelly dengan suara pelan, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada siapa pun. Ia menelan obat tidur dan berbaring di atas kasur, mencoba menemukan kenyamanan di antara lipatan-lipatan selimut. Matanya perlahan tertutup, meski pikirannya masih terganggu dengan kejadian tadi.

Keesokan harinya.

Morgan terbangun dengan kepala yang masih berdenyut-denyut. Ia duduk di tepi ranjang sambil memijat pelipisnya, berusaha meredakan rasa sakit.

"Sepertinya aku kebanyakan minum semalam," ucapnya lirih sambil beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.

Di sisi lain, Kelly sudah sibuk di dapur restoran sejak pagi tadi. Ia mencuci piring dan peralatan dapur yang kotor dengan cepat dan cekatan. Gadis itu datang begitu pagi, mencari kesibukan untuk mengalihkan pikirannya dari bayangan Morgan dan Juny yang terus menghantuinya. Namun, ia tetap memilih fokus pada tugasnya.

"Kelly, kamu pasti bisa. Jangan dipikirkan lagi!" gumam Kelly, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"Kelly, kamu dipanggil bos kita!" seru rekan kerjanya dari seberang dapur,

"Iya, aku datang!" sahut Kelly dengan suara lantang.

Kelly melepaskan sarung tangannya dan menuju ke ruang kantor atasannya. Dengan langkah cepat, ia mengetuk pintu kantor James."Tuk! Tuk!"

"Masuk!" sahut James dari dalam.

Klek! Kelly membuka pintu dan melangkah masuk dengan hati-hati. "Tuan," sapa Kelly sopan sambil menutup pintu di belakangnya.

"Duduklah, ada yang ingin saya sampaikan!" titah James yang duduk menyandarkan diri di kursinya.

Kelly duduk berseberangan dengan James, rasa penasaran terlihat jelas di wajahnya. "Tuan, apakah ada hal penting?" tanyanya.

"Bulan depan, saya akan pindah ke Korea. Saya membutuhkan satu orang untuk membantu saya di dapur. Saya akan tinggal di sana selama beberapa tahun," ujar James dengan nada serius.

"Apakah Tuan buka restoran di sana?" tanya Kelly, kaget dan penasaran.

"Benar! Restoran saya sudah dibuka beberapa tahun lalu. Saya ingin menawarkan dirimu untuk ikut ke Korea," jawab James tanpa ragu.

"Ke Korea? Kenapa memilih saya?" Kelly tampak bingung dan terkejut.

"Saya sudah melihat kinerjamu. Hasilnya memuaskan. Saya butuh kaki tangan yang cepat dan berprestasi. Kalau kamu tidak keberatan, kita akan tinggal di sana selama 5 tahun," jelas James dengan nada meyakinkan.

Kelly terdiam, ragu untuk memberi jawaban. Ia memikirkan sesuatu dan segala hal yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan besar ini.

"Sebenarnya, kamu tidak perlu menjawab sekarang. Kita masih ada waktu satu bulan. Kamu bisa membicarakan dulu hal ini dengan keluargamu," ujar James, memberi Kelly waktu untuk mempertimbangkan tawaran tersebut.

Kelly mengangguk pelan, masih terbenam dalam pikirannya. "Baik, Tuan. Terima kasih atas kepercayaannya. Saya akan memikirkan ini dengan baik," jawab Kelly sebelum beranjak keluar dari ruangan, kembali ke rutinitasnya dengan pikiran yang penuh pertimbangan.

Kelly melamun atas tawaran yang diberikan oleh James. Kesempatan terbaik baginya untuk menunjukkan kemampuannya ada di depan mata, tetapi ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan.

"Lima tahun? Bukankah terlalu lama? Kenapa aku harus keberatan? Lagi pula, di sini tidak ada yang menungguku," gumam Kelly sambil berjalan kembali ke dapur, memikirkan semua kemungkinan yang ada.

Malam hari.

Morgan duduk di dalam mobilnya, frustasi setelah beberapa kali mencoba menghubungi Kelly namun selalu gagal."Kenapa sulit sekali ingin bertemu dengannya? Apakah dia begitu sibuk sehingga tidak pegang handphone?" gumam Morgan, sambil menatap layar ponselnya yang tak menunjukkan balasan apapun.

Ia berada di dalam mobil yang diparkir di gedung perusahaannya, merasa kesepian dan cemas.

Di sisi lain kota, Kelly baru saja melangkah keluar dari restoran ketika James menghentikan mobilnya di depannya.

"Tuan," sapa Kelly dengan sedikit terkejut.

"Masuklah!" titah James, membuka pintu mobilnya.

"Tidak perlu, Tuan. Saya bisa naik bus saja," jawab Kelly dengan senyum sopan, meskipun dalam hatinya ia merasa enggan menolak.

"Tidak apa-apa, sudah malam juga. Kebetulan kita searah!" kata James, suaranya penuh kebaikan dan ketegasan.

Kelly yang merasa segan menolak akhirnya memutuskan untuk masuk ke mobil atasannya. Dengan hati-hati, ia duduk di kursi samping supir dan mengencangkan sabuk pengamannya.

Sementara itu, Morgan menghentikan mobilnya di depan tempat tinggal Kelly. Ia memarkirkan mobilnya di seberang jalan, berharap bisa bertemu dan berbicara dengan Kelly.

Tidak lama kemudian, mobil yang dibawa James dan Kelly tiba di depan rumah Kelly. Lampu-lampu jalan yang redup menciptakan bayangan panjang dari mobil mereka, menambah suasana malam yang tenang.

Morgan, yang menunggu di dalam mobilnya di seberang jalan, melihat seorang pria mengantar Kelly hingga sampai ke depan rumah. Hatinya mencelos melihat pemandangan itu. Siapa pria itu? Apa hubungan mereka?

Di depan rumah, Kelly mengucapkan terima kasih kepada James dengan suara pelan namun penuh penghargaan."Tuan, terima kasih karena sudah mengantar saya pulang," ucap Kelly sambil tersenyum kecil, meski rasa lelah terlihat jelas di wajahnya.

"Sama-sama! Istirahat lebih awal. Sampai jumpa besok," jawab James, membalas senyum Kelly dengan ramah.

"Sampai jumpa!" balas Kelly sebelum keluar dari mobil.

1
FITRI LUTHFIA RACHMI
Makanya kamu, markus. jadi orang jangan buat morgan lebih dari keganasan morgan. bisa saja punyamu yang akan di gigit hewan peliharaan morgan. lanjut lagi donk hari ini, soalnya semakin bagus saja alur ceritanya.
Citra Merdeka
ya ampun si jaqob kok lemah banget sih 😂
Lasman Silalahi
lanjut
yuning
mau tau kalau Morgan cemburu 😁
Kinara Widya
🤣🤣🤣🤣Kelly kenapa JD suka gigit2 sih....Morgan cemburu pd Markus...panasin terus Markus...biar Morgan kepanasan...🤣🤣🤣🤣🤣
Linda W
Luar biasa
Lasman Silalahi
lanjut
FITRI LUTHFIA RACHMI
wah cari masalah aja si markus itu. bikin morgan naik darah aja. lanjut lagi donk, ceritanya. makin bagus. aq tunggu kelanjutannya hari ini. klo perlu segera. jangan lama2.
yuning
Markus cari mati 🤣🤣🤣
Citra Merdeka
markuuussssss..... 😁
Kartika Lina
jelaslah kelly berubah setelah sekian banyaknya penderitaan dan kekecewaan yg kelly alami
Kartika Lina
kenapa harus disembunyikan morgan?? apa kau masih menyimpan rasa untuk juny? poor kelly ☹️
Kartika Lina
nyesek bacanya 😭😭😭😭
Kartika Lina
gimana mau ngadu, kamu sendiri aja ga mau ngomong sama kelly, morgan 😡
FITRI LUTHFIA RACHMI
wah gawat morgan bakalan keluar taringnya, nich jika kelly di sakiti sama orang lain. lanjut lagi donk. bikin penasaran saja kelanjutannya seperti apa pastinya akan lebih seru dg kekonyolan kelly.
Kartika Lina
berasa di posisi kelly baca part ini,, rasanya nyuuutttt,, sakitttt 😭😭😭😭
yuning
makin suka sama Kelly yang bar bar
Lasman Silalahi
lanjut
Kinara Widya
siap2d lempar ke hutan lagi ke habitatnya s babi hutan....🤣🤣🤣
.
Citra Merdeka
mantap Kelly... bar2 dan gak kenal takut walau tidak pandai bela diri 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!