Cahaya Naomi Rolan, seorang Queen mafia dari kelompok mafia Dark Shadows dengan arti bayangan gelap.
Dia hidup sebatang kara di dunia yang kejam ini tanpa satupun keluarga di sampingnya, tapi caca bukan tipe orang yang akan merenungi nasibnya begitu saja melainkan hingga detik ini dia berhasil menjadi CEO muda dan terkaya di dunia, walaupun tidak seorang pun yang tau wajah juga identitas asli cahaya.
Hidupnya terkesan rapuh sejak kecil sehingga keadaan membuatnya menjadi gadis berdarah dingin, Namun kehidupannya perlahan mulai berubah setelah dia bertemu dan mulai dekat dengan sosok pria yang berhasil menarik perhatiannya walaupun hubungan mereka berdua tidak berjalan lancar.
Akankah cahaya bisa membuka hatinya untuk pria itu ? karena sejak kecil cahaya telah berjanji pada dirinya bahwa dia tidak akan menjalin hubungan dengan pria manapun apalagi menikah.
Ayo jangan sampai ketinggalan cerita ini, bantu author dengan like komen juga subscribe agar author lebih semangat nulisnya ✨
S
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NANINUT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
QOM 34
" Hah ". Hembusan napas panjang di keluarkan caca setelah dia tiba dan parkir mobil aslan di area parkiran gedung apartemen tepat caca dan rahel menginap.
Caca melihat aslan tertidur pulas di kursi sampingnya, dia menahan emosinya karna dia tau tadi aslan mengatainya seorang J*lang karna aslan sedang mabuk saja.
" Untung saja kau sedang mabuk, kalau tidak pasti sudah ku robek mulutmu tadi ". Ucap caca kesal.
Namun tiba-tiba terdengar suara orang bertarung dari arah belakang mobil aslan, caca melirik ke arah kaca spion dan ternyata di belakang sana rahel sedang melawan puluhan musuh sendirian.
" Cih ! Apa lagi ini ".
Sejenak caca melirik ke arah aslan kemudian setelah itu dia keluar dari mobil untuk membantu rahel.
" KYAAA ! SERANG MEREKA BERDUA ".
" Ck ". Rahel berdecak kesal karna dia harus melawan musuh ketika rasa ngantuk mulai menyelimutinya.
Tidak ada pilihan lain, caca dan rahel harus segera membereskan para musuh ini sebelum ada orang yang melihat pertarungan ini.
Bugh.
Bugh.
Krek.
Dengan lihai caca mematahkan tangan dan kaki musuh, rahel juga melakukan hal yang sama, mereka terus melawan musuh.
Tanpa mereka berdua sadari ada satu musuh yang berhasil menghindari pertarungan dan ternyata dia berhasil menemukan aslan yang sedang tidur di dalam mobil.
" Ini akhir bagimu tuan aslan ". Batin musuh tersebut dengan cepat menusuk perut aslan dengan belati.
" Aaakkhh ".
Teriakan aslan bergema di area parkiran tersebut, mata caca melotot terkejut karna dia sangat hafal suara aslan, dia langsung meninggalkan pertarungannya dan langsung bergegas menuju mobil aslan.
DEG.
" Aslan ". Ucap caca syok melihat tidak bergerak dan perutnya mengeluarkan banyak darah.
DOR.
DOR.
BRUK.
Tubuh caca bergetar hebat, dia mematung dengan perasaan yang sulit di artikan, rahel baru saja menghampiri caca setelah dia berhasil mengalahkan semua musuh bahkan dia telah menembak mati pria yang berusaha kabur setelah men*kam aslan.
" Queen tenangkan dirimu ! ". Pekik rahel sangat sakit melihat caca.
Tanpa meminta izin caca, rahel memindahkan aslan dari kursi samping pengemudi berpindah di kursi belakang, walaupun dia sangat kesulitan memindahkan aslan yang sangat berat tapi akhirnya dia berhasil melakukannya, bahkan pakaiannya sudah berlumuran darah aslan.
" Queen, masuklah temani tuan aslan di kursi belakang, aku yang akan mengemudikan mobilnya ke rumah sakit ".
Caca tidak merespon apa yang rahel katakan, tanpa menunggu lama dan terkesan berani, rahel langsung menyeret caca masuk ke dalam mobil, setelah itu dia ikut masuk dan melajukan mobil menuju rumah sakit terdekat.
Sepanjang perjalanan caca masih terdiam membisu menatap aslan yang tidak sadarkan diri di pangkuannya, air matanya terus menetes tanpa henti, dia menangis dalam diamnya, rahel melihat itu semua dan hatinya sangat sakit melihat caca seperti ini, rahel pun langsung menghubungi renata.
" Re, tolong selidiki siapa yang baru saja menyerang aku dan queen, musuh berhasil mengelabui kami sehingga tuan aslan di tik*m saat kami melawan musuh ".
" APA ! ". Pekik renata terkejut.
Entah ini suatu kebetulan atau tidak, ternyata musuh menyerang di saat renata sedang mandi dan tidak sedang stay di depan komputer, renata merutuki kecerobohannya.
" Lalu dimana kalian sekarang ? Apa queen baik-baik saja ? ". Tanya renata panik.
" Jangan panik re, kau membuatku semakin tidak fokus mengemudikan mobil ". Ucap rahel.
" Sorry-sorry hel, fokus saja mengemudikan mobilnya, biar aku yang mengatasi masalah ini ".
Rahel melempar kasar ponselnya di kursi samping dan kembali fokus mengemudikan mobil setelah panggilan berakhir.
Sesekali dia melirik dari kaca melihat caca dan aslan di belakangnya, kejadian ini benar-benar tidak terduga, rahel tidak menyangka dia dan bahkan sang queen bisa kecolongan seperti ini sehingga musuh bisa melakukan semua ini.
****
Di salah satu rumah sakit elit di jepang.
Dari semalam caca menjaga aslan, dia tidak tidur dan terus memandangi wajah aslan di samping ranjang pasien setelah aslan selesai di operasi dan di pindahkan di ruang rawat VVIP rumah sakit tersebut.
Sedangkan di luar ruangan ada rahel yang tetap berjaga di depan pintu bersama beberapa mafioso.
" Eeuugh ".
" Minum ".
Sayup-sayup mata aslan mulai terbuka, caca yang mendengarkan aslan membutuhkan minum langsung mengambilnya dan memberikannya pada aslan.
Aslan tidak sadar jika yang memberikan air minum padanya adalah caca, setelah menghabiskan segelas air putih yang caca berikan, mata aslan mulai terbuka sepenuhnya dan betapa terkejutnya dia mendapati caca berada di hadapannya saat ini.
" Aakkhh ". Aslan meringis kesakitan merasakan sakit di perutnya.
" Jangan bergerak dulu, luka mu belum sembuh, nanti jahitannya terbuka ". Ucap dengan wajah datar, dia menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipinya.
Rasa bersalah menyelimuti dirinya, sakit rasanya melihat kondisi aslan saat ini seakan menyayat hatinya.
Ketika caca hendak pergi sebelum aslan melihat air matanya yang tidak bisa di bendung lagi, aslan malah menahan pergelangan tangan caca sehingga caca menghentikan langkah kakinya dengan posisi membelakangi aslan.
" Apa yang terjadi ? ". Tanya aslan dengan datar.
" Hah ". Caca menghembuskan napasnya pelan sembari memejamkan matanya sejenak.
" Semalam ada musuh yang men*kam mu ". Jelas caca tanpa berbalik dan berusaha menenangkan dirinya
" Musuh ? ". Ucap aslan menatap caca penuh selidik.
" Cih ! kau juga musuh ku, katakan saja kalau kau yang melakukannya lalu memanfaatkan situasi ini untuk menuduh pihak lain agar aku tidak tau siasatmu ! ".
Spontan caca berbalik menghadap aslan, dia menepis tangan aslan, dia tidak percaya aslan malah menuduhnya seperti ini.
Tapi di sisi lain aslan juga terkejut saat caca berbalik dan dengan jelas dia melihat mata caca bengkak seperti seseorang yang menangis semalaman lalu bengkak setelah bangun pagi.
" Apa aku boleh bertanya satu hal padamu ? ". Tak terduga caca malah melontarkan pertanyaan pada aslan.
Aslan terdiam mematung melihat caca, tanpa sadar hatinya sangat sakit melihat mata bengkak caca dan bibir pucat caca.
" Apa kehadiranku dan semua yang ku lakukan semalam sampai saat ini sia-sia ? ".
DEG.
Aslan terkejut mendengarkan pertanyaan caca, tangannya sangat ingin mengusap air mata caca yang pada akhirnya jatuh setelah dia berusaha keras menahannya agar tidak jatuh, tapi aslan begitu gengsi melakukan hal tersebut.
" Tidak perlu menjawabnya ". Ucap caca sembari mengusap air matanya.
" Aku menyusulmu kesini karna ada seseorang yang memberitahuku nyawamu sedang dalam bahaya ".
" Semalam kau mabuk, aku menemukanmu sedang muntah-muntah di pinggir jalan, aku berhasil membawamu ikut bersamaku tapi musuh berhasil mengelabuiku saat aku sedang melawan musuh yang melakukan serangan mendadak dan mereka berhasil membuatmu seperti ini ".
" Kamu tidak perlu khawatir, aku akan pergi sekarang juga dari hadapanmu, tapi tolong beri aku kepastian akan hubungan kita ".
Caca menjeda ucapannya, dia menatap aslan dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Apa hubungan ini akan berakhir atau terus belanjut ".
DEG.
Aslan sungguh terkejut mendengarkan semua penjelasan caca, tapi yang lebih mengejutkan lagi adalah pertanyaan caca di akhir penjelasannya.
" Untuk apa kau peduli padaku ? ". Tanya aslan mengepalkan tangannya yang tidak terlihat di balik selimut.
" Tidak ada alasan, aku melakukannya karna mengikuti kata hatiku ". Jawab caca jujur.
" Kalau kau benar-benar membenciku karna kenyataan aku adalah ketua mafia DS, aku tidak bisa melarangmu dan aku mungkin benar-benar akan menghilang dari hadapanmu mulai saat ini juga ".
" Tapi ketika nanti kita bertemu dengan posisi masing-masing sebagai seorang ketua mafia, maka ketahuilah aku akan mundur dalam pertarungan apapun melawan mu, aku akan menghindarinya karna kamu ".
Tidak bisa di pungkiri, sakit sekali mendengarkan semua yang caca katakan, seakan aslan benar-benar memperlakukan caca buruk seburuk-buruknya, tanpa aslan sadari caca tidak mangatakan semua hal yang sebenarnya ingin caca sampaikan, bahkan caca tidak bilang kalau aslan semalam mengatainya wanita j*lang, entah apa yang akan terjadi kalau aslan tau dia mengatakan hal seburuk itu pada caca.
terima kasih upnya author dan semangat terus upnya ya 💪💪💪
semangat Thor nulis nya dtunggu up nya
ditunggu lanjutannya