Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Viora dan Ibra sudah sudah datang ke butik. Viora menyapa pegawainya, seketika mereka terkagum-kagum melihat pria tampan disamping bosnya itu.
Mereka langsung menebak kalau pria itu adalah kekasih dari bos mereka. Apalagi perlakuan Ibra pada Viora membuat mereka baper.
"Kenalkan, ini suamiku," ucap Viora kepada pegawainya.
Mereka terkejut, karena tidak ada kabar tentang pernikahan bos mereka. Sekalinya yang mereka dengar kini, bos mereka memperkenalkan suaminya.
Viora dan Ibra berlalu, kemudian keduanya naik keatas menuju ruang kerja Viora.
Pegawai Viora mulai bergosip tentang ketampanan wajah Ibra. Dan rasa penasaran mereka tentang pernikahan bos mereka.
Sementara yang mereka bicarakan sedang berada didalam ruangan. Viora mencoret-coret kan pensilnya pada selembar kertas. Ibra hanya memperhatikan saja saat Viora mendesain sebuah gaun pesta.
"Boleh aku coba, sayang?" pinta Ibra.
Viora menyerahkan kertas dan pensil yang lain. Kemudian Ibra pun mencoba untuk mendesain jas yang nantinya akan disuruh nya Viora untuk membuatnya.
"Bisa buatkan ini nanti gak?" tanya Ibra.
Viora mengambil kertas tersebut dan melihatnya. Kemudian ia menatap wajah suaminya, lalu melihat hasil desain Ibra. Kemudian menatap suaminya lagi.
"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Ibra.
"Abang bisa mendesain?" Bukannya menjawab, Viora malah bertanya balik.
"Tidak sehebat kamu, sayang," puji Ibra.
"Tapi ini sangat bagus, bang. Kalau dibuat nanti pasti cepat terjual," ucap Viora bangga.
Viora tidak menyangka kalau suaminya mempunyai bakat terpendam. Karena dari informasi yang ia ketahui, tidak tercatat kalau seorang Ibrahim Yusuf bisa mendesain.
"Ini spesial untukku, sayang," kata Ibra.
"Baiklah, aku akan buat beberapa buah yang seperti ini, tapi dengan warna berbeda. Abang suka hitam dan biru Dongker, kan?" tanya Viora.
Ibra mengangguk sebagai jawaban. Sebenarnya tadi Ibra cuma iseng-iseng mencoret-coret hingga jadi sebuah jas lengkap dengan pasangannya.
"Abang bisa mendesain gaun?" tanya Viora lagi. Ibra menggeleng.
Tidak terasa sudah waktunya sholat ashar, keduanya menghentikan pekerjaannya. Begitu juga dengan para karyawan. Akhirnya mereka sholat berjamaah yang diimamkan oleh Ibra.
Setelah itu Ibra dan Viora pamit kepada pegawainya untuk pergi ke rumah sakit. Para pekerja Viora juga akan ke rumah sakit, tapi setelah jam kerja mereka selesai.
Ibra membukakan pintu mobil untuk Viora, dan itu terlihat sangat manis dimata para pegawainya. Mereka semua ikut senang melihat kemesraan pasangan itu.
"Kapan ya, Nona akan mengadakan pesta?" tanya pegawai 1.
"Tanya pada siapa? Yang ditanya dengan yang bertanya sama-sama gak tau. Sama juga boong," jawab pegawai 2.
Sementara mobil yang yang ditumpangi Viora sudah bergerak meninggalkan tempat itu. Keduanya akan singgah di supermarket sebentar untuk beli oleh-oleh.
Mereka berhenti disebuah supermarket yang satu jurusan dengan tujuan ke rumah sakit. Karena tidak ingin membuang waktu, Viora dan Ibra segera masuk langsung menuju tempat penjualan buah. Dan makanan ringan yang sehat untuk anak-anak.
Viora mengambil apa yang ia butuhkan, sementara Ibra mendorong troli belanjaan. Keduanya terlihat sangat romantis dimata para pengunjung.
Beberapa ibu-ibu yang berbelanja merasa iri, karena mereka tidak pernah ditemani sang suami dengan alasan sibuk.
Viora pergi ke kasir setelah apa yang ia butuhkan sudah didapatkan. Pegawai kasir segera menghitung belanjaan Viora, kemudian Viora memberikan kartu hitam sebagai pembayaran.
"Terima kasih Nona, silahkan datang lagi," ucap pegawai itu dengan ramah. Viora mengangguk dan tersenyum.
"Sudah?" tanya Ibra, dan segera mengambil alih belanjaan tersebut.
"Kalau suamiku seperti itu, alangkah senangnya," ucap pengunjung 1.
"Iya, suamiku selalu saja sibuk, jarang ada waktu." Pengunjung 2 menimpali.
"Jeng, suami kita sibuk untuk kita juga. Suami yang cari uang, nah kita yang habiskan," kata pengunjung 3.
Ibra dan Viora sudah diparkiran, Ibra menyimpan belanjaan nya di bagasi mobil. Baru setelah itu Ibra masuk, Viora sudah masuk duluan saat suaminya menyimpan barang belanjaannya.
Mereka langsung menuju rumah sakit, kebetulan jarak antara supermarket dengan rumah sakit tidak terlalu jauh. Sehingga dalam sekejap mereka sudah tiba didepan rumah sakit.
Ibra memarkirkan mobilnya, Viora segera keluar dari mobil tanpa menunggu sang suami membukakan pintu mobil. Ibra berjalan kebelakang mobil untuk mengambil belanjaan nya.
Mereka masuk ke rumah sakit, Viora tidak perlu bertanya, karena Meisya sudah memberitahu ruang rawat putranya. Viora mengetuk pintu saat tiba diruang rawat tersebut.
Ibu Meisya langsung membuka pintu, meskipun tidak terkunci. Viora tersenyum saat melihat ibunya Meisya.
"Apa kabar Bu?" tanya Viora. Kemudian menyalami ibunya Meisya lalu mencium tangannya.
Ibra juga melakukan hal yang sama seperti Viora. Ibunya Meisya sempat tertegun, karena Viora datang bersama pria tampan. Setaunya Viora tidak dekat dengan pria selain keluarganya.
"Ini ...?"
"Oh, ini suamiku Bu," jawab Viora memotong pertanyaan ibunya Meisya.
"Kapan kamu menikah Nak?" tanya ibunya Meisya.
"Belum lama Bu, dan pernikahan kami tidak diumumkan. Hanya keluarga inti saja yang tau," jawab Viora.
Meisya tersenyum melihat kedatangan bos cantiknya itu. Viora adalah panutan untuk dia berjuang dan bangkit dari keterpurukan. Meisya sempat depresi saat mengetahui suaminya menduakan dirinya.
Ditambah lagi saat itu dia sedang hamil, karena tidak kuat, Meisya menggugat cerai suaminya.
"Bagaimana keadaan putramu?" tanya Viora.
"Sudah lebih baik, dia mengalami demam tinggi dan selalu memanggil ayahnya. Bagaimana ini?" tanya Meisya. Meisya tidak kuasa menahan airmata nya. Iapun menangis.
Ia bisa kuat tanpa suami, tapi ia akan rapuh tanpa anaknya. Viora merangkul Meisya dalam pelukannya. Ia berharap bisa memberikan sedikit ketenangan pada Meisya.
Ibra meletakkan barang yang tadi dibeli di supermarket diatas meja. Ibra juga merasa iba dengan keadaan putranya Meisya saat ini.
"Apakah ayahnya ada disini? Maksudku di kota ini?" tanya Ibra. Meisya menggeleng.
"Aku juga tidak tau kabar mantan suamiku sekarang. Sejak kami bercerai dia bagaikan ditelan bumi. Tidak ada kabar sama sekali," jawab Meisya.
Bukan Meisya berharap untuk kembali bersama mantan suaminya. Tapi setidaknya kunjungi putranya, biar bagaimanapun putranya itu darah dagingnya sendiri.
"Bagaimana kalau aku minta bantuan pada asistenku?" usul Ibra.
Viora dan Meisya menoleh, "apa tidak merepotkan?" tanya Meisya.
"Asistenku itu jomblo abadi, lebih tepatnya perjaka karatan. Gak pernah diasah," jawab Ibra asal.
Viora menutup mulutnya menahan tawa, takutnya ia keceplosan hingga mengganggu pasien diruangan ini.
"Aku tidak ingin merepotkan orang lain, tapi aku juga tidak tega dengan anakku. Dia selalu bertanya tentang ayahnya. Aku tidak bisa menjawab, kadang aku menghibur nya dengan mengalihkan pertanyaan nya itu," ucap Meisya.
"Dia butuh figur seorang ayah, biar bagaimanapun dia masih kecil masih butuh kasih sayang seorang ayah. Seorang ibu bisa berperan sebagai ayah, tapi tidak bisa menyamakan kedudukan seorang ayah," kata Viora bijak.
Meisya terdiam, dia sendiri pun tidak tau harus berbuat apa?.