Dilamar Tuan Ibrahim
Hujan turun dengan derasnya di sore hari ini. Seorang gadis sedang berteduh di warung pinggir jalan yang sudah tutup.
Gadis itu bernama Viora Rendra Henderson. Seorang gadis cantik nona muda dari keluarga terkaya.
Viora menengadah ke langit melihat awan masih menggumpal hitam pekat. Hujan turun pun semakin deras.
Viora melihat ponselnya yang kehabisan daya, karena lupa mengecas nya. Viora menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.
"Tau begini aku bawa mobil tadi," gumam Viora.
Ya demi menghindari kemacetan parah, Viora memutuskan untuk mengendarai motor. Yang tadinya mau cepat, tapi malah terlambat.
Tiba-tiba...
Braak ... Sebuah mobil menabrak pembatas jalan, Viora yang sedang berteduh pun segera berlari menuju mobil yang menabrak pembatas jalan tersebut.
Tidak peduli hujan turun, dan tidak peduli basah kuyup. Demi menolong seseorang, Viora harus rela kehujanan.
Viora mengintip dari balik kaca mobil, tapi kaca mobil itu gelap. Viora mencoba menggedor-gedor kaca mobil, tapi tidak ada sahutan sama sekali.
Viora menoleh kesegala arah, melihat ada kayu sebesar betis manusia. Tanpa pikir panjang Viora mengambil kayu tersebut dan menghantam kan nya ke kaca mobil.
Kaca mobil pun pecah, sehingga Viora bisa melihat orang didalam. Seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat cantik meskipun sudah berumur.
Viora segera membuka pintu mobil tersebut. Viora mencari sesuatu dalam tas milik wanita itu.
Viora pun mengambil ponsel milik wanita itu, lalu menghubungi Ambulans. Viora mencoba menyadarkan wanita tersebut. Wanita itu membuka matanya sedikit lalu bergumam.
"Apakah aku sudah meninggal? Mengapa ada bidadari?" gumamnya. Kemudian ia kembali tidak sadarkan diri.
Tidak berapa lama ambulans pun datang, petugas pun segera mengeluarkan wanita itu dari mobil. Lalu membawanya kerumah sakit.
"Apa Nona keluarganya?" tanya petugas rumah sakit.
"Bukan, saya hanya menemukannya disini," jawab Viora.
"Sebaiknya Nona menghubungi keluarganya," ucap petugas itu.
Viora pun menghubungi pihak keluarga. Dan terdengar suara berat seorang pria.
"Halo, dengan tuan Ghafur Yusuf?" tanya Viora.
"Ya saya sendiri, bagaimana ponsel istri saya ada pada anda?" tanyanya.
"Maaf tuan, istri anda kecelakaan dan sekarang dibawa kerumah sakit," jawab Viora.
Karena panik, Ghafur pun mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Sedangkan ponsel milik wanita itu Viora berikan kepada petugas rumah sakit lengkap dengan tas milik wanita itu.
"Maaf pak, saya tidak bisa ikut ke rumah sakit. Ini ponsel dan tas milik ibu itu," Viora menyerahkan tas tersebut.
"Baik Nona," jawab petugas. Kemudian mereka pun bergegas membawa wanita itu kerumah sakit.
"Astaghfirullah, aku lupa kasih tau alamat rumah sakitnya," gumam Viora.
Viora kembali ke motornya, terlanjur sudah basah kuyup. Akhirnya Viora pun kembali kerumahnya dalam keadaan hujan.
Sepanjang perjalanan Viora menggigil kedinginan. Tidak bawa jaket, tidak bawa mantel hujan. Akhirnya Viora pun tiba dirumahnya.
Aisyah yang melihat sang putri kedinginan langsung menyuruh pelayan membuatkan minuman hangat untuk sang putri.
Aisyah mengikuti Viora hingga kedalam kamar. Dan menyiapkan air hangat untuk putrinya mandi. Viora langsung masuk kedalam bathtub yang telah diisi air hangat dan sabun aroma terapi oleh Aisyah.
Aisyah pun segera keluar dari kamar sang putri. Aisyah langsung kedapur untuk mengambil cemilan dan minuman hangat buatan pelayan.
Hanya beberapa menit, Viora sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Viora ingin sholat ashar terlebih dahulu.
Aisyah masuk kembali kedalam kamar putrinya. Dan melihat putrinya sedang sholat, karena waktu ashar tinggal beberapa menit lagi.
Aisyah duduk menunggu putrinya di tempat tidur, Aisyah tersenyum saat melihat sang putri sudah selesai.
"Kok gak bawa mobil sayang?" tanya Aisyah.
"Tadinya mau menghindari kemacetan Ma, gak taunya sorenya hujan," jawab Viora.
"Sudah tau musim hujan, harusnya bawa jaket atau mantel hujan," kata Aisyah.
"Ma, kalau tau mati besok, aku gali kubur hari ini," canda Viora.
"Huus ... Jangan ngomong begitu, gak baik," cegah Aisyah.
"Seumpamanya ma, itu artinya kita tidak tau apa yang bakal terjadi kedepannya," jawab Viora.
"Tapi sedia payung sebelum hujan itu lebih baik," kata Aisyah.
"Iya, iya besok tidak lagi begini," kata Viora sambil meneguk susu jahe buatan pelayan.
"Bagaimana usaha butikmu sayang?" tanya Aisyah.
"Alhamdulillah ma, semua berjalan lancar. Dan semua orang suka dengan hasil desainku," jawab Viora.
"Mama keluar dulu, sebentar lagi waktu magrib," kata Aisyah.
"Iya ma, selesai sholat aku juga turun kok," ujar Viora.
Abqari baru saja datang dari perusahaan. Abqari sekarang mengelola perusahaan milik papanya, karena Ren ingin istirahat lebih awal. Dan ingin punya banyak waktu bersama sang istri tercinta.
Sebuah keluarga harmonis yang jauh dari gosip miring. Pelakor? Jangan tanya, selalu ada saja yang ingin menggoda Ren. Tapi Aisyah dengan sikap bijaksana mampu membuat pelakor kena mental.
Setelah selesai sholat Maghrib, Viora pun turun untuk makan malam. Di meja makan sudah ada Papa, Mama dan Abqari yang juga sudah selesai sholat.
Kamu kehujanan Ra?" tanya Abqari.
"Iya Ri, lupa bawa mantel hujan," jawab Viora.
"Kenapa gak bawa mobil?" tanya Ren.
"Tadinya untuk menghindari macet, tau-tau kehujanan," jawab Viora.
"Besok-besok bawa mobil, atau kalau pakai motor bawa mantel hujan," pesan Ren.
"Iya pa," jawab Viora.
Kemudian merekapun makan malam bersama, memang selalu seperti itu. Tapi kalau siang hari, jarang mereka berkumpul saat makan.
Sementara dirumah sakit. Wanita yang Viora tolong masih belum sadarkan diri. Dokter masih menangani nya diruang UGD.
Ibra datang setelah mendapatkan telepon dari ayahnya. Ibra yang memang ingin pulang ke mansion, pun tidak jadi. Lalu ia memutar haluan kearah rumah sakit.
"Bagaimana keadaan bunda, Yah?" tanya Ibra.
"Belum tau, dokter masih memeriksanya didalam," jawab Ghafur.
Ibra duduk dikursi tunggu didepan ruang UGD. Beberapa menit kemudian, dokter sudah selesai memeriksanya.
"Bagaimana dok keadaan istri saya?" tanya Ghafur.
"Alhamdulillah, keadaan istri bapak tidak terlalu parah. Hanya luka di kepalanya karena benturan, dan kami sudah menangani nya," jawab dokter.
"Terima kasih dok," ucap Ibra.
Dokter tersenyum, dia terpesona dengan ketampanan pria didepannya ini. Dengan bulu halus disekitar rahangnya. Membuat pesona seorang Ibrahim Yusuf sangat kentara.
"Kalau begitu saya permisi," ucap dokter wanita itu. Tapi matanya masih menatap wajah tampan seorang Ibrahim.
Seorang petugas rumah sakit menyerahkan tas milik istrinya, tadi saat Ghafur menghubungi ponsel istri kembali, petugas rumah sakit yang menjawabnya dan menyebutkan alamat rumah sakit tersebut.
"Terima kasih," ucap Ghafur.
"Sama-sama Tuan," jawab petugas itu.
Ghafur hendak memberi petugas itu uang, tapi ditolak dengan alasan itu memang sudah tugas mereka. Dan juga mereka melakukan pekerjaan ini dengan ikhlas.
"Sekali lagi terima kasih," ucap Ghafur. Petugas itu mengangguk.
"Tunggu! Tadi yang menelpon suara seorang perempuan. Siapa? mengapa dia ada disaat istriku kecelakaan?" tanya Ghafur.
"Saya kurang tau pasti tuan, tapi gadis itulah yang menghubungi kami," jawab petugas itu.
Ghafur mengangguk. Kemudian ia melihat istrinya didorong oleh suster dan akan dipindahkan keruangan perawatan. Petugas itupun sudah berlalu dari situ.
.
Baru permulaan semoga kalian suka dengan alur ceritanya.
Hai ... ini karya yang selanjutnya ya. Untuk kalian para pembaca setiaku, semoga sehat selalu agar bisa membaca karya recehku ini.
Meskipun kurang menarik, tapi aku menulis dengan sepenuh hati semoga kalian terhibur.
Ditunggu like, komentar gift dan vote seikhlas kalian. Dan jangan lupa tekan tanda ♥️ dibawah ini. Agar dapat notifikasi bila ada update. Soalnya aku update tidak menentu. Kadang pagi, siang, sore dan malam. Tergantung ada kesempatan. Soalnya aku juga bekerja di dunia nyata.
Terima kasih sebelumnya. Dan semoga kalian terhibur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Budi Medan
mantap ceritanya... episode 2 nya mana ni
2024-10-27
2
mama aya
aku mampir kak
2024-10-28
1
Anonymous
keren
2024-10-27
1