Honey merasa jengah dengan kehidupannya yang maha sempurna. Ditengah rasa jengah yang melanda, ia mempunyai ide gila; mengajak teman daringnya bertukar posisi. Teman daringnya merupakan anak dari penyelam handal di Barcelona.
Ia pikir setelah bertukar tempat dengan temannya, kehidupannya akan berubah menyenangkan, nyatanya salah. Ia harus menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah hatinya yang terpaut pada ayah teman daringnya.
Follow IG Author @ThalindaLena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Bajumu basah, kau harus segera mandi," ucap James ketika sampai di kamar mandi.
"Katanya ingin menghukumku?" Honey bertanya dengan tatapan polosnya.
"Iya ini hukumannya, kita mandi bersama." James berkata seraya melepaskan kemejanya yang membalut tubuh atletisnya. Keduanya kini berdiri di bawah guyuran air shower dengan jarak yang sangat dekat.
Wajah Honey merona seperti tomat merah yang matang di pohon. Kedua matanya melotot dan ludahnya tertelan kasar melewati tenggorokan dengan susah payah, dadanya berdesir saat melihat tubuh James yang sangat sexy dan menggoda.
"James," bisik Honey seraya mendekat, tangannya tidak tahan untuk tidak mengusap dada bidang yang ditumbuhi bulu-bulu kasar itu.
James tersenyum lalu menundukkan kepala lalu memagut bibir Honey dengan lembut. Honey membalas ciuman itu tak kalah lembut.
Tangan James mulai bergerak nakal, melepaskan semua kain yang menempel di tubuh gadis cantik itu. Dua gunung kembar menyembul dengan pucuknya berwarna pink. Kini Honey sudah nak3d di hadapan pria matang itu.
James melepaskan pagutan itu, memandang tubuh Honey dengan penuh damba.
"Oh, Honey, tubuhmu sexy sekali," bisik James seraya menyentuh dua gunung ranum itu, lalu merematnya dengan lembut.
Suara desahaan Honey terdengar lirih saat pria matang itu mulai menjamahnya. Tubuhnya menegang, percikan api gairah mulai menyebar ke aliran darahnya membuat jantungnya seketika itu memompa lebih cepat dari biasanya.
CAPLUK!
James menyesap pucuk pink itu bergantian dengan sangat rakus.
Honey mendongak, memejamkan mata, bibirnya sedikit terbuka saat merasakan kenikmatan yang pertama kali ia rasakan.
"Umh!" Di bawah guyuran air shower itu Honey merasakan kenikmatan tiada terkira.
Setelah menikmati pucuk ranum itu, James berpindah pada sarang madu yang ada di bawah sana, ia membuka kedua paha Honey dengan lebar, lalu berjongkok dan menenggelamkan wajah di sana.
"Ah ..." Honey sudah belingsatan seperti ikan yang menggelepar di daratan. "James, apa yang kau lakukan ... ah." Honey bertanya dengan nada terbata-bata karena merasakan kenikmatan yang begitu dahsyat. Tidak berselang lama ia melenguh panjang bertanda jika ia sudah mencapai puncak.
James berdiri, mencium bibir Honey dengan sangat rakus, kemudian menarik tangan Honey dan mengarahkannya pada senjatanya yang masih bersembunyi di balik boxer hitamnya.
"Ledakkan dia!" bisik James dengan nafas terengah menandakan gairahnya sudah tidak bisa di bendung lagi.
"Bagaimana caranya?" tanya Honey menatap James dengan polos.
James tersenyum, lalu membisikkan sesuatu di telinga Honey.
.
.
Anna dan Gail terkadang seperti bocah. Kedua orang itu asyik mencari kunang-kunang di dekat hutan.
"Aku dapat!" ucap Anna berseru senang sambil menangkupkan kedua tangannya yang berhasil menangkap kunang-kunang.
"Benarkah? Aku mau lihat!" Gail dengan penuh semangat mendekati Anna.
"Tidak boleh! Nanti kunang-kunangnya kabur! Aku mau pulang saja, ingin menunjukkan kunang-kunang ini pada Daddy!" jawab Anna lalu beranjak dari sana.
"Dasar pelit!" ejek Gail, mengikuti gadis berambut pendek itu.
"Kau juga sama!" balas Anna sebal, seraya melirik tajam pemuda yang berjalan di sampingnya.
"Anna, ayolah! Aku mau ekor kunang-kunang yang bercahaya!"
"Tidak boleh ya tidak boleh!!!"
.
.
Untung saja James dan Honey sudah selesai dengan ritual mereka. Ketika Anna dan Gail sampai di rumah, mereka sudah selesai berpakaian.
Honey menggembungkan pipi dan menggerakkan bibirnya yang terasa pegal. Ia sesekali melirik sebal pada pria matang itu yang sudah membuat mulutnya kesemutan.
"Daddy!! Lihat, aku mendapatkan kunang-kunang!" Anna berlari pada ayahnya yang berdiri di ruang tamu bersama Honey.
"Wah! Kau hebat sekali. Cepat masukkan ke dalam toples!" James menyahut tak lupa memuji putrinya yang terkadang masih seperti bocah.
Seperti gadis kecil, Anna langsung memasukkan kunang-kunang yang ia tangkap ke dalam toples kaca.
"James, putrimu sangat pelit!" adu Gail pada James. Lalu pandangannya tertuju pada Honey, "Eh, kau kembali ke sini?" tanya Gail lalu mendekati Honey.
"Menjauh dari Honey, bocah!" James menonyor kepala Gail yang ingin memeluk Honey.
"Kalian berdua sama-sama pelit! Like Father, like daughter!"