Cintaku, Mentok Di Perjaka Tua

Burhan tersenyum lebar saat ini. Tawarannya kepada Red Blue Jewelry di sambut dengan tangan terbuka dan begitu baik. Saat ini dia tengah berada di ruang milik Vice Presiden RBJ.

" Sebelumnya saya ucapkan terimakasih dan selamat datang di RBJ Tuan Burhan Permana. Keberhasilan meluncurkan produk baru ini tentu tidak terlepas dari campur tangan Anda. Dan saya harap kedepannya Anda akan selalu memberikan kejutan-kejutan lainnya."

" Anda terlalu banyak memuji Tuan Martin Antonio. Semua ini memang atas kepopuleran RBJ. Dan tenang saja, saya akan menepati janji saya untuk memberikan banyak kejutan bagi RBJ."

Burhan sungguh besar kepala. Ia yakin jabatan bagus akan dimilikinya di RBJ. Dengan begitu percaya diri, ia mengatakan keluar dari William Diamond karena memilih RBJ. Tentu saja Martin percaya pasalnya Burhan lah yang memberinya copy design milik William Diamond. Dengan dalih bahwa design itu adalah Ide miliknya dan ia merasa RBJ lebih pantas untuk untuk memilikinya.

Martin yang merupakan rival dari Charles langsung saja menerima hal tersebut. Padahal konsep yang diusung sungguh bukanlah ciri dari RBJ.

Design tersebut menonjolkan keindahan berlian. Berlian yang digunakan merupakan pilihan terbaik. Blue safir, dipilih untuk menjadi center dalam design tersebut. Dipadukan dengan emas putih membuat blue safir semakin terlihat berkilau.

Namun RBJ mengubahnya sesuai dengan ciri dari perhiasan miliknya. Tidak menggunakan belian hanya menampilkan kilauan emas saja. Tentu hasilnya akan sangat berbeda. Tapi Martin acuh akan hal itu. Terlebih saat Burhan mengatakan bahwa design perhiasan tersebut lenih cocok untuk RBJ ketimbang WD.

" Baiklah Tuan Burhan, selamat bergabung di RBJ sebagi Manager eksekutif pemasaran. Saya yakin Anda memiliki jaringan yang luas untuk dapat memasarkan RBJ melebihi WD."

" Dengan senang hati tuan. Saya akan membuat RBJ melebihi WD."

Burhan tersenyum lebar, ia menerima uluran tangan Martin untuk berjabat tangan dengannya. Sebuah keyakinan muncul dalam benak Burhan bahwa ia akan bisa membalas apa yang Charles lakukan terhadap dirinya. Burhan alan membuat WD tenggelam.

***

Burhan mulai besok baru akan bekerja di RBJ. Ia saat ini kembali ke rumah. Di rumah sang putra masih belum berangkat ke kampus. Terlihat Paundra tengah bersiap mematut diri di depan kaca lemari yang ada di ruang tamu.

" Sudah ganteng, anak papa selalu ganteng. Kenapa kamu tidak ikut jadi model seperti kakak mu?"

" Aaah nggak pa, ribet. Syuting sana-sini pemotretan dari pagi sampai malam. Belum lagi nanti kalau weekend tetep kerja. Mending nyari istri yang punya power, biar dapat kerja enak duit banyak."

Jawaban Paundra membuat Burhan memicingkan matanya. Kemarin ia berpikir bahwa putra bungsunya itu hanya sekedar bercanda tapi setelah mendengar lagi Burhan merasa Paundra serius dengan ucapannya.

Burhan lalu melenggang ke dapur menghampiri sang istri. Ia membuat kode mata terhadap Lani istrinya tentang sang putra.

" Biarkan saja pa. Lagi pula kan bagus. Apa papa nggak tahu siapa keluarga Dwilaga. Pemilik universitas Nusantara plus Rumah Sakit Mitra Keluarga. Jika kita bisa jadi bagian dari keluarga mereka waaah gila kita beneran bisa naik pa. Apalagi jika Agtha beneran berhasil menikah dengan Charles."

" Tidak, aku tidak akan membiarkan Agatha menikah dengan Charles. Aku punya rencanaku sendiri untum Agatha."

Lani hanya memutar bola matanya malas. Jika sudah seperti itu maka ia yakin bahwa suaminya tengah menyusun rencana. Terserahlah yang penting itu tidak mengganggu rencana Paundra, begitulah isi pikiran Lani.

Membayangkan jadi besan seorang Sekar Arum Dewandaru merupakan hal yang sungguh menyenangkan. Setiap perkumpulan sosialita Lani hanya bisa melihat Sekar dari jauh. Circle Sekar tidak bisa ia tembus dnegan mudah.

" Ma, pa, aku berangkat ya," pamit Paundra kepada Burhan dan Lani. Keduanya tersenyum kecil melihat putranya yang berangkat ke kampus.

Brummmm

Paundra menyalakan motor gedenya menuju ke kampus. Sepanjang perjalanan ia terus memikirkan bagaimana caranya mendekati Rinjani.

" Rinjani bukan cewek manja seperti Sella. Dia tidak bisa didekati dnegan pemberian barang-barang. Itu membuatnya risih. Aku harus cari apa kegemaran gadis itu. Komunitas yabg diikuti adalah pecinta alam. Mungkin memang dia hobi bermain di alam. Sepertinya aku harus lebih giat untuk datang ke komunitas agar bisa menarik perhatian Jani."

Ckiiiit

Paundra memarkirkan motornya di parkiran. Ia tersenyum lebar saat melihat Jani dan Tari berjalan menuju ke kantin. Dengan sedikit terburu Paundra turun dari motor dan melepas helmnya. Ia langsung berlari untuk mengejar Jani dan Tari. Tapi saat sudah dekat tiba-tiba tangan Paundra sudah diamit oleh Sella.

" Hay baby, kok baru datang sih," ucap Sella dengan nada bicara manja.

Paundra memutar bola matanya malas sambil mencoba melepas belitan tangan Sella di lengannya itu. Sella semakin hari semakin menempel pada nya. Sebenarnya memang ada untungnya juga, Paundra bisa mencari info mengenai Jani tapi ia risih juga lama-lama.

" Apa an sih Sell. Jangan begitu. Ini di kampus. Nggak enak dan nggak pantes dilihat orang," kilah Paundra.

Sella memanyunkan bibirnya, ia kemudian melepaskan tangannya dari lengan Paundra. Akan tetapi Sella tetap menempel pada pria itu. Dalam hati Sella harus bisa mendapatkan paundra. Lebel pria tertampan di angkatan mereka itu membuat Sella begitu berambisi untuk menjadi kekasih Paundra.

" tck, lepas kan," gumam Paundra kesal saat tidak melihat keberadaan Jani dan Tari. Ia pun membalikkan tubuhnya, tidak jadi pergi ke kantin dan memilih untuk menuju kelasnya sendiri.

" Lho, nggak jadi ke kantin?" tanya Sella bingung.

" Nggak, udah nggak mood. Kamu aja sendiri. Aku mau ke kelas," jawab Paundra sambil berjalan cepat meninggalkan Sella yang berdiri mematung.

Sella menghentakkan kakinya karena kesal. Niatnya mau memamerkan bahwa dirinya dekat dengan Paundra kepada Jani akhirnya gagal. Ia jelas tahu Jani sedang berada di kantin, maka dari itu saat melihat Paundra berjalan ke arah kantin Sella sungguh bersemangat.

" Sialan, kesempatan bagus ini harus lepas. Padahal aku sungguh ingin menunjukkan kepada gadis miskin itu kalau aku berhasil memikat Paundra. Aku ingin gadis miskin itu syok saat tahu aku berjalan dengan Paundra. huh, sialan."

TBC