Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Terancam
Begitu keluar dari ruang penandatanganan kontrak, Kimberly langsung merasakan seluruh tubuhnya hendak runtuh ke lantai namun ketika dia hendak berpegangan pada dinding, sebuah tangan datang merangkulnya dan membawanya ke pelukan.
Aroma tubuh yang familiar itu langsung membuat Kimberly merasa tenang, ia memeluk erat-erat sang suami dan memejamkan matanya.
Mereka berpelukan cukup lama sebelum akhirnya Kimberly mendongak menatap wajah tampan suaminya, "apa aku sudah melakukannya dengan baik?" Tanya Kimberly.
Steven tersenyum mencubit pelan pipi sang istri, "kau melakukannya dengan sangat baik," ucap Steven sebelum mendaratkan sebuah ciuman di bibir Kimberly.
Merasakan kehangatan dari sang suami, maka Kimberly dengan cepat larut dalam kemesraan mereka, melupakan pertemuannya dengan mantan calon suami dan sang adik.
Sementara itu, Berlian yang dilarikan ke rumah sakit kini tiba di UGD, perempuan itu langsung ditangani oleh seorang dokter yang dengan cepat memeriksa kondisi pasien.
Ramon berdiri dengan cemas menatap sang dokter yang bekerja dengan serius, pria itu berada dalam kecemasan ketika ponselnya berdering.
Drrt.... Drrt...
Ramon langsung mengambil ponsel muka dan melihat sebuah panggilan telepon yang berasal dari ibu mertuanya.
Ramon melirik sesaat ke arah perempuan yang terbaring di atas ranjang sebelum akhirnya berbalik mengangkat panggilan telepon itu.
"Ya, Bu," kata Ramon pada perempuan di seberang telepon.
"Kau di mana? Bagaimana hasil pertemuan Berlian dengan orang-orang dari World corporation?" Sang Ibu bertanya dengan penuh semangat, saat ini di sisinya juga ada ibu mertuanya dan mereka ingin mendengar Bagaimana hasil pertemuan tersebut.
Keluarga mereka telah lama menantikan kerjasama ini, yang akan membawa Putri mereka ke tingkat kesuksesan yang tidak bisa digapai oleh orang lain, dan terutama untuk menaikkan derajat dan nama perusahaan mereka.
"Ibu," Ramon berbalik lagi menetap istrinya yang terbaring di tempat tidur, lalu kembali berkata, "kami ada di UGD, tiba-tiba dia pingsan di perusahaan, jadi--"
"Apa?! Bagaimana bisa?! Aku akan segera ke situ!" Sang Ibu dari seberang telepon berseru, lalu panggilan telepon itu diakhiri membuat Ramon menyimpan ponselnya sambil memandang istrinya dengan penuh kekhawatiran.
Sang dokter yang melihat Ramon selesai menelpon pun langsung menatap Ramon sambil berkata, "Apa akhir-akhir ini Dia tidak makan dan tidur dengan teratur? Gula darahnya sangat rendah, tekanan darahnya juga begitu rendah, itu yang membuatnya pingsan."
"Saya akan lebih memperhatikannya lagi dok, terima kasih," ucap Ramon membuat sang dokter mengganggukan kepalanya sambil kembali lagi melirik perempuan di atas ranjang, Tentu saja dia mengenali perempuan cantik itu, salah seorang selebriti terkenal di negara mereka.
Setelah dokter pergi, beberapa perawat langsung datang, memastikan kondisi perempuan itu stabil lalu memindahkannya ke ruang rawat VIP di rumah sakit tersebut.
Begitu tiba di ruang rawat inap, Ramon menelpon asistennya untuk membawakan beberapa perlengkapan istrinya ke rumah sakit.
Ramon menunggu selama 15 menit sampai pintu ruangan terbuka memperlihatkan ibu dan nenek mertuanya pun langsung muncul dengan penuh kekhawatiran.
Saat itu juga, Berlian telah sadar, dia duduk bersandar dengan pandangan kosong ke arah dinding yang dicat warna hijau tosca.
"Sayang!" Sang ibu yang bernama Tamara langsung menghampiri putrinya dengan panik "Apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa pingsan?" Tanya Tamara begitu panik.
"Ibu,, aku bertemu Kakak di world cooperation," ucap Berlian membuat 2 perempuan yang baru saja datang sangat terkejut.
"Apa katamu? Kimberly kembali ke world cooperation?" Sang nenek sangat terkejut, Bagaimana bisa perempuan yang hilang selama 3 tahun kini kembali lagi dan bahkan masih bisa diterima di world cooperation?
"Iya, Sepertinya dia tidak akan mengizinkanku bekerja sama dengan World cooperation," ucap Berlian sambil meneteskan air matanya, terlihat begitu rapuh.
"Sayang,," sang Ibu langsung memeluk putrinya dengan hangat dan pelukan itu membuat Berlian semakin tidak bisa menahan air matanya, dia menangis tersedu-sedu membiarkan kesedihannya tumpah ruah.
"Anak itu memang tidak ada habis-habisnya membuat semua orang merasa geram! Bagaimana bisa dia menghalangi adiknya sendiri untuk menggapai mimpinya?!" Sang nenek menggerutu dengan kesal lalu berbalik menatap menantunya yang tampak duduk sambil menatap khawatir ke arah Berlian, "apa saja yang dikatakan perempuan itu tadi? Dia juga tidak berusaha untuk merebutmu kembali dari Berlian kan?"
"Nenek tenanglah, Mana mungkin aku berpaling lagi dari istriku? Kami sudah 3 tahun menikah. Yang paling penting sekarang adalah kesehatan Berlian,, tolong jaga dia dulu, aku masih memiliki beberapa urusan mendesak hari ini," ucap Ramon sambil berdiri,, dia hendak melangkah pergi ketika tangannya tiba-tiba saja langsung digenggam oleh sang istri.
"Kau sudah mau pergi? Aku begitu,,,, tidak bisa kau tinggal lebih lama lagi?" Tanya Berlian dengan mata berlinang air mata membuat Ramon yang melihat wajah istrinya pun menghela nafas dan kembali memeluk perempuan itu.
"Aku akan di sini selama kau merasa lebih tenang, tapi biarkan aku berbicara dengan asistenku terlebih dahulu," ucap Ramon langsung dijawab anggukan Berlian.
Maka Ramon pun pergi ke balkon untuk menelepon asistennya, sementara di dalam ruangan, saat ini ayah Berlian telah datang, pria itu sangat terkejut melihat keadaan putrinya yang tampak begitu buruk.
"Apa yang terjadi denganmu?" Tanya sang ayah dengan panik melangkah ke arah samping ranjang putrinya.
Tamara yang berada di seberang ranjang pun dengan kesal berkata, "semua ini gara-gara Kimberly! Dia telah kembali ke world cooperation dan membatalkan kerjasama Berlian dengan World cooperation! Perempuan itu dalangnya! Sepertinya dia bersembunyi 3 tahun untuk kembali membuat sesuatu yang seperti ini, mulai sekarang dia pasti berniat untuk menghalangi seluruh karir Berlian!"
Amara Tamara meledak-ledak, dia benar-benar kesal memikirkan putrinya sulungnya itu, dari dulu memang selalu tidak berperasaan pada adiknya sendiri!
Berlian yang mendengar ucapan ibunya pun langsung tertunduk sambil berkata, "Ayah,,, sepertinya kakak tidak bermaksud begitu, Sepertinya dia hanya,,,,"
"Apanya yang tidak begitu? Kalau dia tidak menginginkan hal seperti itu, dia tidak akan tiba-tiba kembali dan tidak akan langsung tiba-tiba menangani kontrak kerjasama mu! Sudah 3 tahun! 3 tahun kita menyuruh orang-orang untuk mencari keberadaannya, bahkan Ramon sampai mengeluarkan begitu banyak biaya untuk mencarinya, namun tidak bisa menemukannya! Tapi sekarang secara tiba-tiba dia muncul kembali, ini pasti adalah idenya!" Tamara berbicara dengan emosi yang tidak bisa ditahan, perempuan itu jelas sangat marah pada Putri sulungnya.
"Nenek akan pergi mencarinya ke kantornya, nenek harus bicara dengannya mengenai masalah ini!" Sang nenek mengambil tasnya, hendak melangkah pergi ketika putranya menghentikan langkahnya.
"Biar aku yang menemuinya, Ibu tetaplah disini menemani Berlian," ucap Argan.
"Hah,,, Baiklah, tapi jangan bersikap lunak padanya, kau harus memikirkan Berlian yang sangat terluka dengan apa yang dia lakukan!" Ucap sang Ibu membuat Argan menganggukkan kepalanya.
Setelah itu, Argan berbalik menatap putrinya, "istirahatlah, jangan memikirkan hal-hal lain, Ayah yang akan mengurusnya," ucap Argan pada Sang Putri.
Berlian menganggukkan kepalanya, "Terima kasih Ayah. Tapi tolong jangan memarahi Kakak, aku tahu dia melakukan ini,,, bukan tanpa alasan. 3 tahun yang lalu kita semua telah menyakitinya, dan--"
"Jangan merasa bersalah untuk hal seperti itu!" Sang nenek menyela ucapan cucunya, "dia tidak bisa memiliki dendam karena masalah 3 tahun yang lalu! Kau dan Ramon saling mencintai, bahkan saat itu kalian hampir memiliki seorang anak, jika bukan saja kau keguguran gara-gara terlalu cemas memikirkan Kimberly, maka saat ini keluarga kita sudah memiliki seorang cucu. Sekarang fokuslah pada ketenangan dirimu, biar kami yang mengurus masalah kakakmu itu!"
"Baik, Nek," Berlian menganggukkan kepalanya lalu kembali tertunduk menatap jari-jari tangannya yang sedari tadi tidak pernah berhenti saling meramas satu sama lain, dia terus cemas memikirkan kakaknya yang telah kembali.
Satu-satunya jalan untuk mencapai kesuksesan di industri hiburan yang selama ini ia impikan adalah bekerja sama dengan World cooperation yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Dengan menjadi duta utama perusahaan itu, maka dia bisa mencapai puncak karirnya.
Namun jika kakaknya berada di sana dan menghalanginya, maka dia harus memulai dari awal lagi untuk karirnya yang hampir saja mencapai puncak.
Memikirkan hal tersebut, Berlian semakin kuat meramas jari-jarinya, merasa tidak tenang.
tidak tegaan tapi ngrebut calon suami kakak nya
pemikiran yang aneh
sampai anak kandung pun ga ada arti nya sama sekali....
kalahkan rasa trauma itu...
kamu harus bahagia..