Kill The Wolf

Ekspresi Reginald tetap tidak berubah saat dia dengan tenang mengeluarkan sebuah amplop dari tangannya dan menyerahkannya kepada Levi.

Tidak ada surat di dalam amplop, hanya sepotong kulit, dengan bau dingin yang sepertinya berasal dari campuran gaharu dan lidah buaya.

Malam sebelumnya, Elang hitam menemukan tiga amplop dari ahli dupa yang diculik. Ini adalah salah satunya. Ketiga amplop tersebut memiliki bau yang berbeda. Ahli dupa itu sangat keras kepala dan menolak untuk menjelaskan tidak peduli betapa tersiksanya dia. Dalam waktu sesingkat itu, meski dia menjelaskan, Reginald mungkin tidak berani mempercayainya.

Di antara tiga amplop, satu-satunya yang bisa dijelaskan dengan jelas oleh Reginald adalah yang ini.

Konon dupa ini dibuat oleh Raja dari dinasti sebelumnya yang percaya pada roh jahat dan bidat, dan memerintahkan orang-orang istana membuatnya untuk membantunya mencapai keabadian. Dupa ini disebut Dupa Jade emperor, anggun dan mewah. Mendiang Raja pernah diam-diam menyimpan sebagian, dan dia memutuskan untuk menggunakannya dalam satu tahun.

Mendiang Raja juga mengatakan kepada Reginald bahwa meskipun baunya enak, itu juga dikenal sebagai dupa yang merusak negara, jadi dia memesannya sekali secara pribadi, dan mengatakan kepada Reginald untuk tidak mempublikasikannya.

Bertahun-tahun telah berlalu, namun Reginald masih sangat terkesan dengan dupa Jade emperor.

Levi menjadi tegang, dan Reginald segera menyadarinya. Sebelum dia bisa menulis apa pun di tangannya, dia mulai memikirkan kemungkinan membuang amplop itu untuk membodohi seseorang.

Reginald menimbangnya dan berpikir dalam hati, "Pilih salah satu dari ketiganya. Jika berhasil, saya cukup yakin bisa menanganinya. Jika tidak berhasil, datang saja dengan pasukan untuk memblokirnya, dan biarkan mereka menanganinya."

Untungnya, dialah satu-satunya yang mengetahui dengan jelas benda yang satu ini. Orang lain hanya bisa melihat sekilas dan tidak punya pilihan selain mengikutinya dengan tenang.

Ekspresi pria paruh baya itu berubah, dia mengambil amplop itu, mendekatkannya ke hidungnya dan mengendusnya beberapa kali, ekspresinya berubah tak terduga.

Levi berpikir dalam hati, "Haruskah kita mengambil tindakan?"

Reginald meluangkan waktu untuk menepuk punggung tangan Levi yang tegang.

Pria paruh baya itu menatap Reginald lagi, ekspresinya menjadi lebih serius, dan dia berkata, "Saya Lewis Avram, pemimpin kelompok kapal dagang ini. Saya ingin tahu dari mana anda berasal dan hendak pergi kemana?

Ini bahasa gaul, Levi menuliskannya di tangan Reginald.

Reginald membuka mulutnya untuk pertama kalinya dan berkata, "Naiklah dari tanah dan pergilah ke apsintus."

Pria paruh baya yang menyebut dirinya Lewis Avram tampak terkejut. Dia ragu-ragu sejenak, dan kemudian suaranya sedikit melemah, "Kalau begitu... saya akan merepotkan Anda, Tuan Wycliff,"

Reginald berdiri tak bergerak, tampak berpikir, sampai Levi dengan lembut menariknya, dan kemudian dia dituntun ke depan oleh Levi tanpa ekspresi di wajahnya. Dia tampak seperti orang yang telah memotong semua indera dan memiliki temperamen yang eksentrik.

Kemudian Reginald menutupinya dengan lengan bajunya yang lebar, dan Levi menulis di telapak tangan Reginald "Bagaimana ayah angkat mengetahui bahasa gaul mereka?"

Ini sebenarnya adalah percakapan antara dua anggota kapal yang didengar Elang hitam malam sebelumnya ketika dia diperintahkan untuk memantau kapal dagang. Dia melaporkannya secara rinci, Reginald sebenarnya tidak tahu apa maksudnya dan masih berbohong.

Dia membual kepada Levi seperti serigala berekor besar, "Aku tahu segalanya."

Sekelompok orang berhasil menaiki kapal dagang Munster, dan beberapa orang Munster muncul satu demi satu, memandang Tuan Wycliff yang legendaris dengan rasa ingin tahu.

Munster sebagian besar dipengaruhi oleh budaya Leinster, dan budaya para dewa dan Buddha tersebar luas. Banyak orang melihat seorang biksu mengikuti Reginald dan keluar untuk menyapa.

Levi dengan tenang memandang orang-orang Munster ini - jumlah mereka lebih banyak dari yang dia kira. Pengawal kapal dagang dilengkapi dengan pisau panjang dan bahkan ada gesper besi di pergelangan tangan dan anak panah aneh di kaki celana mereka. Jika didekati, tercium bau samar darah di tubuh mereka.

Tiba-tiba, seseorang di belakangnya berteriak keras, dan seorang pria Munster bertopeng mendarat di belakang Reginald tanpa disadari. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia menebas punggung Reginald dengan parangnya.

Levi bereaksi sangat cepat, dan sebelum pedangnya terhunus, dia sudah menangkap parang lawannya.

Orang Munster itu berteriak dengan aneh, tubuhnya yang kurus terpelintir menjadi busur yang aneh, seluruh tubuhnya seperti ular tanpa tulang, parangnya menjadi ular jahat di tangannya, dan dia memukul Levi tujuh kali berturut-turut, dan pada saat yang sama, bahu kirinya tiba-tiba. mekar, dan parang lainnya melesat ke arah Reginald yang lengah.

Dan Reginald tidak tahu apakah itu hanya pertunjukan atau sesuatu yang lain, tapi dia benar-benar berdiri di sana tak bergerak, seolah-olah dia tidak sadar!

Dengan tergesa-gesa, Levi membelah sarung dan badan pedangnya menjadi dua, melemparkan sarungnya dengan keras, dan menghempaskan parang itu ketika hampir mengenai dada Reginald.

Ini bukan pertama kalinya Levi berkelahi dengan seseorang, juga bukan pertama kalinya dia berada dalam bahaya seperti itu, tapi ini adalah pertama kalinya seseorang hampir melukai ayah angkatnya di hadapannya. Warna merah muncul di matanya sejenak, dan tulang Ur di tubuhnya tiba-tiba siap bergerak.

Dia berteriak pelan, tiba-tiba membuka pergelangan tangannya, dan menggunakan gerakannya yang biasa untuk menghadapi boneka pedang. Parang di tangan pria Munster itu bergetar hebat dan hampir bengkok. Sebelum lawan bisa menarik pedangnya, Levi sudah menendangnya di pinggang.

Legenda mengatakan bahwa beberapa orang Munster harus lebih kurus dari orang biasa agar bisa terbang melewati atap dan tembok dan mengintai untuk membunuh. Ususnya hampir tertendang oleh tendangan Levi dan tangannya tertekuk.

Levi tidak ingin melepaskannya. Dia mengambil pedang di tanah dengan jari kakinya dan meletakkan di depan pria Munster itu. Pedang panjang itu berputar di telapak tangannya dan hendak membelah pria itu menjadi dua.

Semuanya terjadi dalam sekejap, dengan musuh dan teman di sekeliling, tidak ada yang bisa bereaksi, dan kemudian Levi sudah siap untuk membunuhnya, dan tiga suara "Berhenti" terdengar pada saat yang bersamaan.

Beberapa pedang panjang oriental terbentang dari segala arah pada saat bersamaan, mencoba memblokir gaya pedang Levi yang tak tertandingi.

Biksu Thien zhen yang tertegun hanya sempat menyeka keringatnya - kata-kata Levi yang mengancam akan menikamnya sampai mati pada malam sebelumnya ternyata benar adanya.

Levi berbisik, "Minggir."

Lewis bergegas dan berkata berulang kali, "Kesalahpahaman, kesalahpahaman, semua kesalahpahaman. Tuan ini baru mengenal Leinster dan tidak tahu aturannya. Ketika dia melihat adik laki-laki itu membawa pisau, dia ingin membuat lelucon."

Mata Levi yang sedikit merah menatap manusia ular yang mundur ke belakang kerumunan, dan mengeluarkan dua kata dari giginya, "Lelucon?"

Lewis ikut tertawa dan menoleh ke Reginald, yang berdiri di samping seperti orang normal, "Tuan Wycliff..."

Melihat wajah kusam itu, dia teringat bahwa para pembuat dupa papan atas ini tidak bisa melihat atau mendengar, jadi dia harus melangkah maju dan ingin mengulurkan tangan dan menepuk lengan Reginald

Sebelum dia bisa menyentuhnya, angin kencang tiba-tiba menerpa di belakangnya. Untungnya, Lewis bereaksi dengan cepat, jika tidak, dia akan berada dalam bahaya dari pergelangan tangan ke bawah.

"Jangan sentuh dia!"Kata Levi memperingatkan.

Di antara kelompok Levi, ada satu yang tidak bisa mendengar, ada yang tidak bisa berbicara, dan sepasang anak setengah remaja dengan pinggang seperti genderang dan tongkat. Satu-satunya yang bisa berbicara atas nama mereka adalah Levi.

Suasana sempat mencekam sesaat.

Reginald kali ini akhirnya berbicara, "mengapa membuang waktu di sini? Jangan lewatkan waktu keberangkatan."

Dia sepertinya tidak merasakan sama sekali tentang konflik yang mendebarkan tadi.

Lewis buru-buru merapikan semuanya dan berkata, "Benar, kita semua adalah satu keluarga ..."

Sebelum dia selesai berbicara, Reginald sudah mengangkat tangan seolah-olah tidak ada orang lain di sekitarnya. Levi berhenti, mengambil sarung pedang di tanah dengan ujung pedangnya, mengembalikan pedang ke sarungnya, melangkah maju untuk menangkap tangan Reginald, dan menuntunnya.