Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk istri nya dan teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
“Braaak,” Trisno membuka kencang pintu ruangan personalia, seluruh karyawan di dalam langsung kaget, kepala personalia yang bernama Teguh langsung menghampiri Trisno.
“Pa..pagi direktur, ada apa ya ?” tanya Teguh.
“Lo kenal orang ini ?” tanya Trisno sambil merangkul Adam.
“I..iya, dia baru selesai di wawancara, dia melamar ke kita sebagai ob,” ujar Teguh.
“Hmm kalau begitu, pindahin posisinya menjadi marketing,” balas Trisno.
“Hah,” ujar Teguh dan Adam bersamaan.
“O..om, marketing kerjanya gimana ? aku belum lulus sma nih, aku masih ga ngerti apa apa,” ujar Adam.
“Belajar, tenang aja, ntar di sini di ajarin, di sekolah kamu rangking berapa ?” tanya Trisno.
“Um...rangking satu sih,” jawab Adam.
“Nah ya udah kalo gitu, bagus kan, (menoleh melihat Teguh) kapan dia bisa mulai ?” tanya Trisno.
“Ta..tapi kita lagi ga perlu marketing pak, kita baru menerima dua orang baru sebagai marketing,” jawab Teguh.
“Selipin aja apa susahnya, atau kalau perlu gantiin manajer marketing nya aja,” ujar Trisno.
“Ma..manajer ? ta..tapi pak Doni gimana ?” tanya Teguh.
“Si Doni pecat aja, dia suka macam macam ama customer dan distributor di luar negeri, jangan pikir gue ga tau ya,” jawab Trisno.
“Benar pak Teguh, banyak customer langsung dari pak Trisno yang komplain kalau Doni suka menaikkan harga barang barang kita untuk mengambil lebih bagi dirinya sendiri dan tidak di lapor ke kantor, harga harga kita sudah fix dari distributor di luar negeri, kadang dia kontak ke distributor untuk membuat adjusment harga sendiri, saya sudah melaporkan masalah ini ke perusahaan di luar neger untuk di tindak lanjuti siapa orang dalam yang bekerjasama dengan Doni, ini tidak bisa di biarkan dan tidak mungkin anda tidak tahu itu selaku kepala personalia, atau apa jangan jangan anda terlibat ?” tanya Rosa sambil memegang gagang kacamatanya dan menatap Teguh di depannya.
“Ba..baik, saya mengerti, saya akan segera membuat surat pemindahan untuk pak Doni dan menjadikan Adam manajer marketing yang baru,” ujar Teguh.
“Hah...manajer marketing ? jadi marketing nya aja masih bingung apalagi manajer,” ujar Adam dalam hati karena dia tidak berani protes melihat Trisno yang garang dan merangkul dirinya.
Tiba tiba saja tangan Trisno yang merangkul Adam bergerak, tangan itu langsung menarik kerah Teguh di depannya dan mendekatkan wajah Teguh dengan wajahnya.
“Lo kaga ngerti ya ? gue bilang pecat, bukan di pindah atau lo mau sekalian gue pecat, istri lo baru melahirkan kan,” ujar Trisno dengan suara berat dan menatap tajam ke mata Teguh.
“Ba..baik, saya mengerti pak, saya mengerti,” ujar Teguh ketakutan.
Tiba tiba Adam merasakan tangan Aulia yang memegang lengannya gemetar, dia menoleh melihat wajah Aulia yang ketakutan karena mendengar suara Trisno di sebelahnya.
“Oh sama satu lagi, tolong jadikan istrinya, Aulia, sebagai sekertarisnya atau asisten nya,” ujar Trisno.
“Hah,” teriak Adam dan Aulia.
“Tidak apa apa kan, saya saja menjadikan istri saya sebagai sekertaris kok,” ujar Trisno sambil menoleh kepada Adam dan tersenyum mengerikan.
“Plak,” tiba tiba sebuah map mendarat di belakang kepala Trisno, ternyata yang memukulnya adalah Rosa yang wajahnya mulai memerah sambil membetulkan kacamata nya.
“Ta..tapi di kantor ini ga boleh ada pasangan pak, kalau tidak nanti nanti semua kacau, yang lain juga minta di perlakukan sama,” ujar Teguh.
“Hmm benar juga, ya sudah ga usah ga apa apa (menoleh kepada Aulia) untuk kamu nanti kita ke kantor yang lain saja,” balas Trisno.
“Ka..kantor yang lain ?” tanya Aulia bingung.
Trisno menoleh melihat Rosa yang langsung mengangguk, kemudian Rosa berjalan mendekati Aulia dan menunduk untuk mendekatkan wajahnya ke telinga Aulia,
“Hampir semua perusahaan yang berada di komplek ruko ini, milik pak Trisno, jadi kamu ga usah khawatir ga dapat pekerjaan,” ujar Rosa berbisik.
“Huh...be..begitu,” ujar Aulia kaget.
“Ok Guh, kapan dia bisa mulai ?” tanya Trisno lagi sambil merangkul Adam.
“Mi...minggu depan pak, saya harus mengatur pemecatan pak Doni dan memberikan gaji terakhir juga pesangon untuk dia, saya akan mengurus ke bagian akunting sekarang,” jawab Teguh.
“Bagus, jangan sampai minggu depan, tiga hari,” ujar Trisno.
“I..iya pak, saya usahakan maksimal,” balas Teguh.
Setelah itu, Trisno mengajak Adam dan Aulia kembali keluar dari ruko dan masuk ke dalam mobil, Rosa memberikan katalog produk alat alat berat seperti excavator, mesin paku bumi dan lain sebagainya kepada Adam. Memegang buku tebal bergambar yang memperlihatkan gambar gambar kendaraan berat yang di pakai di lapangan, membuat Adam menelan saliva nya.
“I..ini serius ya om ?” tanya Adam.
“Loh ya serius, kamu pikir bercanda ya,” jawab Trisno.
“Masih ada waktu tiga hari kan, silahkan pelajari buku itu,” tambah Rosa.
“I..iya (aku ga tau nih harus senang, sedih atau khawatir, semua serba cepat dan perasaan ku jadi campur aduk),” balas Adam.
Mobil pun berjalan memutari komplek ruko, Adam dan Aulia melihat banyak karyawan kantor yang berjalan di tepi tepi kantor melakukan aktifitas nya. Tiba tiba mobil berbelok dan parkir, sekali lagi Trisno dan Rosa mengajak Adam dan Aulia turun, mereka masuk ke dalam ruko gandeng tiga yang kelihatannya sangat besar,
“Um...om, ini gedung apa ?” tanya Adam.
“Oh ini bridal dan wedding organizer, jadi nanti Aulia kerja di sini, ga jauh kan dari kantor mu,” jawab Trisno.
“Huh ? aku ?” tanya Aulia.
“Iya, biar aku antar ke dalam,” jawab Rosa.
Akhirnya Rosa masuk bersama Aulia ke dalam sementara Trisno dan Adam menunggu di luar, “cklik,” Trisno menyalakan rokoknya dan “fuaaah,” dia menghembuskan asap nya ke udara, sementara Adam mulai membuka buka buku nya.
[Tuan.]
“Gimana nih, aku sama sekali ga ngerti soal marketing,” ujar Adam di kepalanya.
[Silahkan baca buku itu sampai habis, tuan akan ingat sendiri karena kemampuan strong memory yang tuan miliki. Sekarang silahkan lihat layar kecil di kanan.]
Adam melirik melihat layar kecil di kanan yang selalu terbuka karena menghitung langkahnya, dia mulai membaca isi layarnya.
******************************************
Level : 56 (100 / 5500)
Money gained : 12.219.000,-
New Six sense : *new* Charm.
******************************************
“Hmm ada six sense baru karena naik level ya ?” tanya Adam.
[Benar tuan, anda cukup berbicara menjelaskan produk di dalam buku kemudian dengan sendirinya anda akan menjual produk nya. Six sense ini bisa di aktifkan atau di matikan sesuai keperluan dengan mengatakan nama nya di kepala anda.]
“Be..begitu, terima kasih ya IOS,” ujar Adam.
[Sama sama tuan, senang bisa membantu.]
“Status,”
***************************************************
Host Status :
Name : Adam Satrio.
Age : 18.
Health condition : Good.
Level : 56 (100 / 5500)
Six sense : Danger sense, clairvoyance, strong memory, detect presence, *new* charm.
Total reward : 862.895.000,-
***************************************************
Adam memperhatikan statusnya, kemampuan baru yang dia dapat sudah terdaftar di profilnya, dia juga melihat jumlah uang yang dia miliki dan tanpa sadar dia tersenyum. Tak lama kemudian, Rosa dan Aulia yang wajahnya merah keluar dari dalam.
“Ada apa ?” tanya Adam.
“Malu,” jawab Aulia.
“Loh kenapa ?” tanya Adam.
“Dia jadi kepala tim wedding organizer dan event organizer,” jawab Rosa.
“Wah bagus itu, baiklah, ayo kita ke rumah,” ujar Trisno yang langsung membuang rokoknya dan naik ke dalam mobil.
“Tapi malu....aku ga ngerti apa apa, jadi aku minta waktu sebulan untuk belajar,” ujar Aulia.
“Iya dan mereka bersedia kok untuk memberi dia training, jadi tidak perlu khawatir, setiap hari datang saja, ayo kita jalan,” ujar Rosa sambil menyusul Trisno naik ke dalam mobil.
“Oh...ok (menoleh melihat Aulia) kamu ga apa apa kan ?” tanya Adam.
“Ga tau deh, perasaan ku campur aduk, antara senang, bingung, takut dan lain sebagainya,” jawab Aulia.
“Oh kalau itu sih aku juga sama,” balas Adam.
“Hei...kenapa belum naik, ayo cepat naik,” teriak Trisno yang sudah naik ke dalam mobil.
“I..iya om,” balas Adam dan Aulia.
Keduanya naik ke dalam dan duduk bersebrangan dengan Trisno dan Rosa yang juga duduk bersebelahan.
Orang tua berbuat baik, anak keturunannya akan meenuai balasan baiknya.