Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal semuanya terjadi
flashback on
Saat itu Rayan baru saja pulang, baru saja mau istirahat tapi ponselnya terus berdering banyak sekali notifikasi. Dengan rasa penasaran yang besar Rayan membuka ponselnya.
Alma : Hallo teman-teman namaku Alma, aku mau memberitahu pada kalian tentang Kak Beni yang kehilangan uang itu ternyata ulahnya Laura. Kalian tahu kan Laura yang sering bersamaku dia yang telah mengambil uang Kak Beni.
Alma : Dia juga suka dengan Kak Daniel, dia sudah mengincar Kak Daniel. Hati-hati Kak Denisa pacar mu akan di incar oleh Laura, dia itu perempuan genit dan apapun yang dia mau harus dapat. Laura itu sangat licik sekali.
Melihat balasan-balasan dari temannya begitu kasar, Rayan mencari kontak Laura di group itu tapi tak ada sepertinya memang sengaja Laura tak dimasukkan. Kembali Rayan melihat pesan Alma yang begitu banyak dan berbagai tanggapan dari teman-temanya.
Alma : Ada lagi dia juga yang tadi sudah melaporkan kita ke guru makannya kita tadi di hukum karena bolos. Laura itu suka adu domba kita. Hati -hati sama Laura.
Alma : Pokoknya banyak lagi deh yang Laura lakuin, dia ga pantas kita jadikan teman dia itu musuh untuk kita. Pokoknya hati-hati aku akan selalu jadi mata-mata buat kalian semua agar tahu setiap apa yang di rencanakan Laura.
Denisa : Kita harus kasih pelajaran sama anak itu, jangan sampai hidupnya tenang. Dia ga boleh nyaman disekolah. Kita harus siapkan semuanya dari sekarang.
Denisa : Aku tidak akan membiarkan Laura dekat dengan pacarku. Awas saja akan habis dia ditanganku.
Rayan menutup ponselnya, harus memberitahu Laura bagaimana sedangkan Rayan hanya melihat Laura di sekolah saja, tak pernah mengobrol atau pun yang lainnya semoga saja besok disekolah Laura tidak kenapa-napa.
Pagi harinya Rayan datang paling awal, ingin mencegah apa yang akan terjadi nantinya. Dengan tergesa-gesa menemui Kak Denisa yang sedang mencampurkan sesuatu.
"Kak bisa kita bicara"
"Siapa ya " tanya Denisa dengan sinis.
"Aku Rayan, tentang masalah di group itu sepertinya bisa di bicarakan baik-baik "
"Ini urusanku tak usah ikut campur jika tak ingin kena maka diam "
Denisa mendorong Rayan dan pergi bersama teman-temannya membawa cairan menjijikan itu. Harus dengan cara apa agar semua ini terhenti. Rayan tahu pasti ini pasti hanya salah faham, dilihat selama ini Laura tak pernah banyak tingkah dia anak yang baik meskipun Rayan tak mengenalnya hanya tahu saja.
Rayan segera turun kelapangan dan ternyata Laura sudah dibawa ke belakang sekolah, dengan cepat Rayan berlari kesana.
Laura sudah dipegangi oleh beberapa teman Denisa, untuk Denisa sendiri menampar Laura tak henti-henti sedangkan anak-anak yang lain bersorak-sorak memanas-manasi.
Entah instruksi dari siapa mereka melempari Laura dengan apa saja, botol, kertas, batu dan masih banyak lagi yang mereka lakukan.
Rayan yang kasihan dengan Laura segera maju dan membiarkan tubuhnya juga di lempari menghalangi Laura yang sudah babak belur. Tubuhnya juga sudah disiram oleh cairan menjijikan itu.
Denisa terus saja mencoba mendorong Rayan agar tak menghalangi teman-teman yang lain untuk melempari Laura, tapi Rayan sama sekali tak goyah. Sesekali menatap Laura yang sedang menangis memegangi luka-luka di tubuhnya.
Buk, Rayan menatap siapa yang memukulnya, ternyata orang itu Daniel pacar dari Denisa. Kembali Daniel memukul Rayan tapi semua itu tak membuat Rayan pergi masih saja di sana dan melindungi Laura.
Bel berbunyi dan mereka semua bubar pergi dari sana, sambil lewat mereka masih saja melempari Laura. Rayan menutupinya dengan tubuhnya meskipun tak semua badan Laura tertutupi olehnya.
"Kita belum selesai " ucap Daniel dia juga menendang kaki Rayan.
Setelah semuanya bubar, Rayan melepaskan pelukannya tadi. Menatap Laura yang masih menangis tanpa suara.
"Maaf aku memelukmu seperti ini "
"Apa salahku "
"Kita obati dulu ya, aku tahu ini sangat menyakitkan"
Laura menganggukkan kepalanya, berjalan dengan tertatih tatih. Yang paling sakit adalah kepalanya tadi terkena batu. Rayan yang ingin memapahnya juga tak jadi takut Laura tidak berkenan.
Selama berjalan ke UKS Rayan mengusap tangannya yang luka cukup parah. Seragamnya juga sudah sangat kotor sekali.
"Kenapa kamu menolongku "tanya Laura yang sudah ada di UKS.
"Aku hanya tak mau ada perundungan, lebih baik kamu bersihkan dulu dirimu setelah itu aku obati"
Tanpa banyak bicara Laura masuk kedalam kamar mandi yang ada di UKS. Rayan sendiri menunggu takut ada yang datang lagi dan terjadi hal seperti tadi lagi.
Flashback off
Laura mengebrak meja tak menyangka ceritanya seperti itu. Ternyata awal dirinya bisa seperti itu karena Alma. Sebenarnya punya masalah apa dia dengan dirinya.
Laura rasa selama ini tak pernah menyakiti hati Alma. Semuanya baik-baik saja. Laura menatap Rayan masih duduk tenang sambil menikmati makannya.
"Kenapa kamu menolongku " Laura ingin tahu selain karena tak mau ada perundungan, apa alasannya lagi sampai Rayan mengorbankan tubuhnya untuk menolongnya.
Rayan mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya, menghela nafas dan tersenyum kearah Laura.
"Sebenarnya saat itu aku sudah tertarik padamu. Jadi aku tidak mau sampai kamu terluka" Rayan masih dengan senyumnya.
Laura malah mengalihkan pandangannya, pipinya tiba-tiba saja panas, cepat-cepat Laura tutupi wajahnya dengan buku yang tadi dia bawa. Jangan sampai Rayan nanti malah menggodanya terus.
"Kenapa di tutupi sih, padahal wajah kamu itu enak dipandang dan cantik banget. Buka dong pacarmu ini pengen lihat"
Senyum kecil terbit di wajahnya. Laura yang tak mau makin berlarut-larut bangkit dan berlari menghindari Rayan. Ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu tiba-tiba saja bisa seperti ini.
Padahal selama ini kalau Rayan menggodanya tak pernah seperti ini, banyak hal yang ingin Laura tanyakan tapi ditahan dulu. Nanti saja yang penting sekarang harga dirinya terselamatkan dahulu.
...----------------...
"Mas tolong kamu pertimbangkan lagi tentang Anya. Kalau kamu usir dia mau tinggal dimana Anya "
"Oh jadi kamu datang kemari bukan untuk membantuku berdagang "
"Aku mau bantu Mas tapi tolong jangan usir Anya, dia tak punya siapa-siapa lagi. Baru kali ini Anya membuat kesalahan "
"Tak akan pernah aku ubah, pergi ya pergi " mulai saat ini Damian akan tegas tak akan pernah mempertimbangkan apa-apa lagi.
"Kamu tega Mas, Laura saja sudah melakukan berbagai macam masalah tapi kamu tak pernah mengusirnya "
"Karena dia adalah darah dagingku dan sampai kapanpun tak akan pernah bisa berubah. Jika hanya ingin menggangguku bekerja lebih baik pulang saja, bantu anak mu itu untuk membereskan barangnya"
Damian meninggalkan Mawar sendirian dan melayani pembeli pertamanya. Mawar masih setia diam di sana. Akan dirinya lakukan apapun caranya agar Anya masih bersamanya.
Semoga aja cerita ini g seperti itu yg beda dong thor yg jahat y dihempaskan
Semangat terus dlm berkarya semoga makin maju