Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cari Kado
"Sayang, kenapa bersedih." tanya Raya setelah melepaskan pelukan nya.
"Aku sedih mamah, papah lebih membela tante Selena di banding aku anak nya." terlihat wajah Grace yang masih sedih, bahkan air mata nya kembali membasahi pipi nya.
Raya mengusap air mata yang turun di pipi Grace dengan lembut, lalu Raya mengambil sesuatu dari dalam tas nya.
"Sayang lihat mamah bawa apa?" ucap Raya dengan isyarat tangan nya, Grace menatap tangan Raya yang sedang memegang sebatang cokelat.
Mata Grace langsung berbinar, senyum nya mengembang melihat cokelat yang ada di tangan Raya.
Raya memberikan cokelat nya dengan bibir tersenyum. "Buat Grace."
"Makasih mamah, hanya mamah yang mengerti aku." Grace memeluk tubuh Raya kembali.
Bu Maria yang melihat senyuman di bibir Grace ikut tersenyum.
"Mah, aku ingin cepat bisa bicara." Grace ingin secepat mungkin bisa bicara dan mendengar agar dirinya tidak bisa di bohongi lagi, apalagi sama Selena.
"Sabar sayang, mamah Raya juga kan lagi berusaha." ucap bu Maria yang duduk di antara mereka.
"Ya sudah kalau gitu ayo kita mulai terapi nya biar kamu cepat bisa bicara." Raya menyuruh Grace sedikit mendekat.
Seperti biasa Raya menyentuh dan mengusap bagian-bagian tertentu dengan lembut dan penuh perasaan.
Pandangan bu Maria tidak lepas dari tangan Raya, dia akan membantu cucu nya agar cepat bisa bicara.
Setelah beberapa jam di terapi dan mood Grace sudah kembali, kini Raya dan Grace sedang duduk berdua di dalam kamar Grace, bu Maria sedang menyiapkan kebutuhan suami nya yang baru pulang dari kantor.
"Sudah bisa bercerita sekarang?" Raya terdiam seolah-olah Grace masih ragu untuk menceritakan yang sudah terjadi tadi siang.
Raya melihat kalau Grace masih ragu, Raya tidak mau memaksa Grace untuk bercerita.
"Ya sudah kalau memang Grace tidak mau bercerita mamah tidak memaksa, kalau begitu sekarang Grace mandi ya sayang, sebelum papah pulang Grace harus kelihatan cantik dan wangi."
"Mah."
"Kenapa sayang?"
"Apa salah kalau Grace minta di suapin?" Grace bukan nya menjawab pertanyaan dari Raya, tapi dia malah balik bertanya.
"Tidak kok sayang, kamu tidak salah, memang nya ada apa? apa mamah berhak mengetahui nya?"
"Jadi begini mah, tadi siang kan Grace makan siang dengan tante Selena dan papah," Grace pun menceritakan semua yang terjadi pas waktu makan siuang tadi melalui isyarat nya.
Raya memeluk erat tubh mungil Grace, Raya ikut meneteskan air mata nya mendengar cerita dari Grace.
"Keterlaluan pak Steven, aku tidak akan membiarkan seorang pun akan menyakiti Grace." bathin Raya.
"Sayang kamu jangan sedih lagi ya, mamah akan selalu ada buat kamu, sekarang kita mandi."
Grace mengangguk dan menuruti ucapan Raya.
*****
Setiap hari Raya selalu datang dan melakukan terapi, bu Maria yang sudah paham dengan terapi nya melakukan hal yang sama di kala Raya tidak ada.
Sudah beberapa hari Selena tidak menemui Fajar karena dirinya sibuk membantu Steven menyiapkan ulang tahun Grace membuat Fajar gelisah dan kangen sama Selena, apalagi kini hubungan sama Raya sudah tidak bisa seperti dulu lagi.
Raya juga sudah tidak ada kabar nya lagi, kontrakan nya sudah kosong, semua akses yang berhubungan dengan dirinya sudah Raya blok, jadi Fajar sudah ngga bisa menghubungi Raya lewat apapun.
Pernah suatu hari datang ke tempat kerja Raya tapi hasil nya tetap nol, Raya tidak mau menemui nya.
Akhirnya Fajar berusaha untuk melupakan Raya, karena Fajar sadar kalau semua itu atas kesalahan dirinya.
Raya dan bu Maria bahu membahu melakukan terapi kepada Grace, dan hari ini Raya setengah hari kerja karena mau membuatkan kue ulang tahun buat Grace.
Raya sibuk membuat kue, sedangkan bu Maria melakukan terapi kepada Grace sambil melihat Raya yang sedang sibuk di dapur.
Selena menatap sinis kepada Raya, dirinya merasa kalau Raya bukan lah pengasuh Grace.
"Apa benar dia pengasuh nya Grace? Atau hanya alasan menjadi pengasuh Grace padahal dia mau merebut mas Steven dari ku, tidak! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku yang akan menguasai rumah ini nanti nya bukan kamu atau wanita lain nya." bathin Selena dengan tatapan sinis nya, Selena pun pergi meninggalkan rumah bu Maria menuju kantor nya Steven.
Bagi bu Maria sudah biasa Selena datang dan pergi sesuka hati seperti jaelangkung, bu Maria masa bodoh dengan semua itu karena bu Maria memang tidak menyukai Selena.
*****
Selena ingin terlihat baik di depan mata Steven, jadi dirinya ikut mengatur untuk acara ulang tahun Grace.
Steven bahagia melihat Selena yang mau ikut mengatur mendekorasi ruangan untuk acara ulang tahun Grace.
Siang ini Selena mengunjungi kantor nya Steven, dia mau mengajak Steven untuk mencari kado buat Grace besok.
"Sayang, kamu sibuk ya?" tanya Selena setelah membuka pintu ruangan Steven.
"Hai sayang, sudah selesai kok, kamu kenapa kesini? Memang nya untuk acara besok sudah selesai?" Steven memeluk dan mencium kening Selena.
"Sudah dong, aku kesini mau ajak kamu beli kado buat Grace mas." Selena melepaskan pelukan nya.
"Ya sudah ayo kita cari kado tapi kita makan siang dulu." Steven dan Selena pergi meninggalkan ruangan nya.
Steven dengan setia mengantar Selena keliling mall untuk mencari kado buat anak nya, hingga mata Selena tertuju pada sebuah boneka yang berukuran besar.
"Mas, bagaimana kalau kita beli boneka besar itu, Grace pasti senang." ucap Selena sambil menunjuk sebuah boneka yang berukuran paling besar.
"Boleh sayang, ya sudah beli yang itu saja." Steven memberikan kartu ATM nya untuk membayar boneka yang di pilihkan Selena.
Hari sudah mulai gelap, Steven pun mengantarkan Selena ke apartemen nya, Steven ngga mau malam ini Grace bersedih karena dirinya pulang malam.
"Sayang aku langsung antar kamu ke apartemen ya? Soalnya malam ini aku tidak mau melihat Grace sedih."
"Ya sudah ngga apa-apa mas, kasihan juga Grace, besok kan acara nya dia."
Steven tersenyum dan menepikan mobil nya, Selena turun setelah memberikan sebuah ciuman kepada Steven.
"Hati-hati mas, besok ngga usah di jemput aku datang sendiri saja." Selena melambaikan tangan nya.
Steven melajukan kembali mobil nya dan meninggalkan Selena.
Steven sekilas melirik kearah samping, ada dompet Selena tertinggal di sana, tanpa pikir panjang Steven memutar balik kan mobil nya untuk memberikan dompet Selena.
Steven terdiam di kala melihat Selena masuk ke dalam sebuah mobil berwarna hitam dengan seorang pria yang tidak di kenal.
"Mau kemana dia? Bukan nya dia mau istirahat?" gumam Steven sambil menatap Selena yang masuk ke dalam sebuah mobil yang tidak dia kenali.
