sudah lima tahun menjalani biduk rumah tangga tapi tak cukup bagi Ayumi meluluhkan hati suaminya Dirga yang telah terpaut dengan kekasihnya.
"semoga kamu bahagia dengan pilihan mu mas, sekarang aku mundur dan membiarkan mu bersatu dengan kekasih mu yang begitu kamu agung-agungkan".
"terimakasih selama lima tahun lebih ini telah sabar membersamai ku walau namaku tak pernah ada di hatimu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Brakkkk
Ayumi langsung berdiri hingga kursinya terjungkal ke belakang menimbulkan bunyi. Dengan langkah cepat wanita itu langsung menghampiri Aruna dengan tatapan nyalang.
plak
plak
Dua tamparan keras mendarat di pipi nya membuat Aruna menoleh ke samping kiri dan kanan. Wanita itu meringis kesakitan bahkan matanya sudah memerah akibat tamparan yang diberikan oleh Ayumi.
"saya masih bisa menerima kamu menyakiti ku, tapi jika menyangkut anak saya. Maka saya tidak akan tinggal diam!!!". Ucap Ayumi dengan suara ditekan, giginya sampai berbunyi.
"itu baru sebagian kecil saya membalas mu, bahkan itu belum seberapa dari apa yang kamu lakukan selama ini. Saya diam bukan berarti saya takut sama kamu, tapi saya tidak ingin membuang tenaga dengan orang gila seperti dirimu". lanjutnya lagi, kemudian tatapan nya sudah beralih kearah Dirga yang sejak tadi diam.
"kamu!!". Tunjuk Ayumi. "papa macam apa kamu melihat anak sendiri di cubit seperti itu dan kamu hanya diam ? Sungguh kamu tidak pantas disebut sebagai papa ciihhhh!!".
"urus istri yang tidak berguna mu ini, sekali lagi saya melihat dia menyakiti anak saya. Maka saya tidak akan segan-segan melaporkan nya ke polisi".
Setelah mengatakan itu Ayumi langsung beranjak dari sana bersama anak nya yang masih saja menangis, Ayumi sempat menenangkan nya tapi Dania mungkin merasa sakit hati apalagi melihat Dirga yang tidak membelanya Sama sekali.
sedangkan didalam restoran itu, Aruna masih terus menangis. Dia tidak terima dengan tamparan yang diberikan oleh Ayumi padanya. wanita itu terus merengek pada sang suami agar memberi hukuman pada Ayumi.
"lihatlah mantan istri mu mas, dia bahkan tega menampar ku didepan umum. Bekas tamparan nya juga masih membekas hiks..". Tangisnya diperlukan Dirga.
Dirga menghela nafasnya pelan, sepenuhnya bukan salah Ayumi tapi istrinya lah yang duluan mencari gara-gara.
"sudah sayang, lihatlah orang-orang melihat kearah kita". Bujuk Dirga, dia malu dengan orang-orang disekelilingnya yang menatapnya dengan sinis.
Mereka semua melihat bagaimana Aruna menyakiti anak kecil membuat mereka geram dengan tingkah istri Dirga itu.
"kamu apaan sih mas, bukannya tenangin aku ini malah kamu malu". Kesal Aruna memalingkan wajahnya.
Sungguh Dirga ingin meledak rasanya, apalagi saat ini dia sangat lapar dan belum memesan makanan sedikit pun karena Aruna langsung menariknya menuju meja Ayumi dan Dania berada, hingga terjadilah perdebatan yang berakhir Aruna sendiri menderita dan kesakitan.
"ini juga salah mu, kenapa kamu harus menganggu mereka. Tujuan kita kesini untuk makan Aruna bukan untuk bertemu mereka. Apa bisa sedikit saja kamu tidak membuat masalah ? rasanya kepalaku begitu pusing dengan kelakuan kamu". Akhirnya Dirga melepaskan uneg-uneg nya, dia sudah tidak tahan dengan tingkah Aruna yang diluar batas.
Mata Aruna melotot. "kamu menyalahkan aku mas ? Padahal mantan istrimu itu menamparku tapi kamu membela mereka hiks..".
"aku tidak membelanya Aruna, tapi kamu sendiri yang menghampiri mereka dan dengan tega nya kamu mencubit anak ku". Jawab Dirga yang masih saja emosi. perdebatan mereka ditonton oleh banyak orang.
"tega kamu mas sama aku, anak mu saja yang cengeng. Baru juga aku cubit begitu dia langsung nangis". ketua Aruna yang masih saja tidak ingin disalahkan.
"cengeng ? Ayumi saja tidak pernah menyakiti Dania. Jangankan menyakiti bahkan membentak nya pun dia tidak pernah. Ayumi selalu memberikan yang terbaik pada anak kami. Entah bagaimana jika kita memiliki anak mungkin anak kita sudah babak belur karena kamu sering memukulnya". Dirga langsung beranjak dari sana meninggalkan Aruna yang masih tercengang dengan ucapan Dirga barusan.
Setelah sadar wanita itu langsung mengejar suaminya, dia tidak ingin ditinggalkan begitu saja.
"mas... Mas tunggu aku". panggil Aruna setengah berlari.
Dia Sangat kesusahan mengejar langkah Dirga sebab memakai pakaian seksi dan juga heels yang sangat tinggi.
Walaupun sedang marah, Dirga tetap menunggu istri nya didalam mobil. Dia tidak mungkin meninggalkan Aruna begitu saja.
Saat Aruna sudah masuk, pria itu langsung melajukan mobilnya sedikit kencang, mereka hanya diam tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka masing-masing.
'awas saja kamu Ayumi. Aku akan membalas kamu dua kali lipat dari ini. kamu telah mempermalukan aku didepan umum. Aishhh sial!!!'. batinnya menatap lurus kedepan.
***
"sayang...". panggil Ayumi pada anaknya yang kini tengah duduk disisi tempat tidurnya.
Setelah pulang tadi Dania langsung masuk kamarnya, bahkan anak itu tidak menyapa kakek dan neneknya yang sedang datang berkunjung sekalian menginap dirumah nya.
Orang tua Ayumi ingin bertanya tapi mereka urungkan dulu karena melihat kode dari Ayumi.
"maafin mama yah nak". ucap Ayumi dengan wajah sedih.
Dania masih diam bergeming, gadis kecil itu memalingkan wajahnya kearah lain, tak lama dia mendengar isakan tangis dari Ayumi akhirnya gadis kecil itu langsung melihat kearah ibunya.
"mama..". panggil Dania memeluk Ayumi.
"maafin mama sayang, mama tidak bisa menjaga Dania dengan baik". Ujar Ayumi membalas pelukan Dania.
"mama nggak salah kok, maafin Dania ma. Tante itu yang jahat sama papa juga jahat. Papa nggak sayang lagi sama Dania. Dania sangat benci sama papa". kesal Dania, dia sudah tidak mengharapkan lagi Dirga.
"papa tidak jahat sayang, Dania tidak boleh membenci papa Dirga. bagaimanapun papa dirga adalah papa Dania". Ayumi mencoba memberi pengertian.
"Dania nggak mau ma, papa Dirga sangat jahat".
Ayumi hanya bisa menghela nafas, karena anak nya sudah melihat secara langsung bagaimana perangai mantan suaminya itu.
"ya sudah, Dania jangan sedih lagi yah. Dania tidur saja. Mama akan temani Dania sampai tidur". Gadis kecil itu hanya mengangguk kemudian membenarkan posisi tidurnya. Tidak menunggu lama akhirnya Dania sudah tertidur.
Ayumi mengecup kening sang anak, mengelusnya juga dan memainkan rambutnya..dia juga tidak menyangka jika Aruna akan melakukan itu pada anak nya.
Setelah Dania terlelap, Ayumi segera keluar dari sana dengan langkah pelan. Didepan pintu sudah ada orang tuanya yang sejak tadi menunggu.
"Dania suda tidur nak ?". Tanya Farah pada Ayumi.
"iya Bu". Jawabnya kemudian melangkah menuju keruang keluarga diikuti oleh kedua orang tuanya dari belakang.
setelah duduk, Farah langsung menanyakan perihal Dania yang menangis. "sebenarnya ada apa ? Kenapa Dania tiba-tiba menangis".
Ayumi menghela nafas berat dan mulai menceritakan apa yang terjadi direstoran tadi tanpa dilebihkan dan dikurangkan sedikit pun olehnya.
"yaAllah, Kenap Istri Dirga tega mencubit Dania". geram Farah, jika ada Aruna didepannya mungkin saja dia sudah memukul wanita itu habis-habisan.
"begitu wanita yang disukai Dirga tidak memiliki perasaan sama sekali terhadap anak kecil. Ibu rasanya mau pites kepalanya". lanjutnya lagi.
"sudah Bu, sabar. Nanti darah tinggi ibu naik lagi". Kata Farhan mengingatkan sang istri.
"bagaimana bisa sabar sih pak, lihat cucu kita sampai nangis seperti itu. Dirga juga seperti orang b*d*h. Diam saja melihat anak nya dicubit. Dia tidak pantas disebut orang tua".
Farhan hanya diam, sebenarnya dia juga marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa sebab orang yang dia ingin marahi tidak ada disini sekarang.
"jangan biarkan mereka bertemu dengan Dania Ayumi, ibu tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi". pinta Farah.
"tapi Dirga, papa nya Dania Bu. Aku tidak bisa menghalanginya jika dia ingin bertemu dengan Dania". Dia tidak ingin dianggap sebagai penghalang antara ayah dan anak karena bagaimana pun Dirga adalah ayah dari Dania.
"dirga boleh bertemu dengan Dania tapi suruh wanita gila itu jangan ikut. Kelakukan nya sangat keterlaluan". Ayumi hanya mengangguk mengiyakan ucapan ibunya.
Ini baru sebagain kecil yang diceritakan oleh Ayumi mengenai kelakuan Aruna. Jika sampai Ayumi menceritakan jika wanita sempat datang kerumahnya untuk meminta haknya yang tidak jelas mungkin saja Farah langsung mencak-mencak tidak karuan.
Bersambung...
typo bergelimpangan, detail yang tidak jelas (usia, jarak misalnya), tanda baca. hal2 yang ga masuk di akal dan terlalu bertele2.
tolonglah teliti sebelum posting.
typo bergelimpangan dimana manaaaa
alurnya lumayan bagus sayang typonya merajalela. maaf ya. teliti sebelum posting /Pray/