Menikahi Gadis CULUN

Seharian bekerja tidak membuat Edzard tenang. Sedari tadi Edzard begitu uring-uringan tak tentu arah. Bahkan pekerjaan tak ada diselesaikan begitu juga pertemuan-pertemuan penting sengaja dibatalkan karena akan percuma jika Edzard dalam keadaan tidak baik seperti ini.

"Sepongebob Squarepants. Lebih baik kamu temui istrimu dan ajak dia pulang dari pada kamu disini tapi tak mengerjakan apapun dari tadi. Sangat tak berfaedah!" sungut Aaron melihat sahabat sekaligus Bos nya itu gelisah tak menentu sedari tadi.

"Kenapa tak bilang dari tadi?" sentak Edzard membuat Aaron terjingkat karena terkejut dan kembali terjingkat kala bantingan pintu cukup keras karena ulah Edzard.

"Gila. Gadis culun itu mengubah seorang Edzard menjadi seperti orang bodoh!" umpat jelas untuk Edzard sembari mengelus dada.

Aaron keluar ruangan menuju ruangan nya. Di dudukkan bokong nya di sofa sembari memijat pelipisnya.

Aaron berdecak setelah ponselnya berdering kembali. Dengan hembusan nafas kasar ia berdiri meninggalkan Perusahaan menuju tempat tujuan sesuai titah Edzard.

Sebuah Minimarket tak jauh dari Kantor. Aaron keluar dari mobil. Mengayunkan langkahnya memasuki Minimarket.

Melangkah melamban mencari sesuatu yang dicari dengan pelan. Ia menoleh ke bawah ketika jas nya di tarik seorang bocah laki-laki. Matanya celingukan mencari sosok ibu dari bocah tersebut.

"Papa."

...****...

Sepanjang perjalanan tidak ada yang mengeluarkan suara baik itu Edzard maupun Ivy. Sekali lagi dapat dipastikan. Jika Edzard merasa bingung harus memulai pembicaraan dari mana walau merasa sangat bersalah. Sedang Ivy dengan sengaja diam karena masih sangat kesal pada Edzard.

Edzard menepikan mobil ke jalan yang terlihat sepi. Di ambil sesuatu di dalam tas kerjanya lalu memberikan nya pada Ivy. Berharap Ivy akan senang dan kembali cerewet kembali jangan diam saja begini.

"Aku bukan anak SMA yang marah terus bakal bahagia bila dikasih cokelat," desis Ivy ketus.

Raut wajah Edzard berubah muram tak menyangka bila Ivy akan menjawab ketus seperti itu.

Dengan kekecewaan ia ambil kembali cokelat tersebut namun Ivy merebutnya kembali bahkan langsung membuka bungkus cokelat tersebut.

"Kalau kak Ed memaksa maka aku akan menerimanya. Makasih ya!"

Ucapan Ivy mampu membuat seorang Edzard tersenyum tipis kemudian ia mengacak rambut sang istri.

"Maaf," ucap Edzard pelan namun masih terdengar oleh Ivy.

"Kak Ed beneran baru ngucapin maaf?" Ivy menggeleng perasa tak percaya jika baru saja mendengar pria kaku dan dingin itu mengucap kata keramat dari mulut suaminya itu.

"Lupakan."

Ivy melengos mendengar itu. Baru diketahui Ivy jika Edzard termasuk orang yang gengsi untuk mengakui kesalahan.

Tapi tak apa, setidaknya Edzard sudah berusaha.

"Apa kamu masih marah?"

Tatapan keduanya bertemu lalu Ivy menggeleng. Sekali lagi Ivy terpana oleh ketampanan Edzard yang paripurna apalagi tadi ia melihat suaminya itu tersenyum tipis walau sekilas.

Edzard mengecup kening Ivy lalu memasang sabuk pengaman yang sempat ia buka tadi kemudian melajukan mobil menuju rumah orang tuanya karena malam ini Mommy Nadira meminta menginap sebelum membawa Ivy tinggal di Apartemen nya.

"Apa kita akan menginap?" tanya Ivy.

Edzard mengangguk. "Iya, sekalian nanti malam akan mengantar Elys ke Bandara. Dia akan balik lagi."

Sesampainya di kediaman orang tua Edzard. Seperti biasa adik pertama nya lah yang akan heboh menyambutnya dan Ivy sahabat Elysia.

"Kakak ipar, ayo ikut aku ke dapur. Aku dan Mommy membuat kue brownies kesukaan kak Ed!" bisik Elysia langsung membuat Ivy tersenyum.

"Elys. Jangan pengaruhi istri kakak untuk melakukan yang enggak-enggak."

❤️

TBC