Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. menginap
"Benarkah seperti itu nak..??" Tanya Tuan Sanjaya kepada Julia yang hanya dibalas anggukan kepala darinya. Sementara Raka menatap Melvin dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jadi Ini alasan kamu tidak menghadiri pertemuan keluarga ya..? Atau karena kamu malas berurusan dengan kakek.. atau..." Ucapan Raka mengambang. Ia menatap Melvin dengan tatapan yang tajam sambil memicingkan matanya.
"Itu kamu tahu... Kakek itu penyakit bukan panutan.. Aku males di dokkrin terus oleh kakek, mau ini lah aku maunya begitulah.. seolah-olah hidup kita ini hanya miliknya saja. Bahkan lihat saja buktinya, dengan teganya ia mencampakkan cucu perempuannya begitu saja dengan mendoktrin pemikiran atau otak-otak kalian semua. Dengan alasan biar Julia menjadi mandiri. Padahal kenyataannya ingin menyingkirkan Julia dari keluarga Kusuma karena malas memiliki cucu yang mungkin ia anggap tak berguna ini." Ujar Melvin mengatakan kemarahannya kepada keluarga pamannya itu.
Apalagi setelah Julia menceritakan semua rasa sakitnya kepadanya. Mengingat itu semua ingin sekali rasanya Melvin memporak porandakan keluarga Kusuma itu. Ingin sekali rasanya Melvin memukul kepala mereka satu persatu. Tapi itu tentu saja tidak bisa ia lakukan. Karena ia masih menghormati orang tua.
Tuan Sanjaya yang mendengarkan kebenaran penuturan dari Melvin hanya mampu menundukkan kepalanya saja. Semua yang disampaikannya benar adanya. Hanya karena berkedok ingin Julia menjadi perempuan yang mandiri dan mampu mengejar ketinggalannya, mereka semua malah menelantarkan gadis yang tak berdosa ini.
"Sudahlah Kak jangan bicara banyak hal lagi. Sebaiknya Kakak pulang karena hari sudah malam." Ujar Julia kepada Melvin.
Raka yang mendengar penuturan Julia yang mengatakan Melvin sebagai kakak mendadak menjadi iri dalam hatinya. Tadi siang saja saat Raka membawakan makan siang untuk Julia, Iya tak mengatakan kata Kakak itu. Tapi kenapa pada Melvin dengan senang hati ia memanggilnya kakak.
"Om malam ini sepertinya aku tidak pulang... Aku akan menginap di sini di rumah om. Lagi pula aku baru kembali dari luar negeri dan masih rindu kepada adik kecilku ini."ujar Melvin sambil merangkul pundak Julia.
Iya melayangkan tatapan memohon kepada sang paman. Tuan Sanjaya pun tak bisa melarang karena Melvin adalah keponakannya yang baik. Tapi berbeda dengan Raka, Iya malah menyala dan tidak setuju jika Melvin menginap di sini. Bisa-bisa ia akan kesusahan mendekatkan diri kepada adiknya.
"Pa.. !! tidak perlu mengizinkan Melvin menginap. Sebaiknya suruh saja dia pulang ke rumahnya. Iya kan baru pulang dari luar negeri kasihan Om Antonio dan tante salsa menunggunya." Kila Raka.
Ia menatap ke arah Melvin dengan tatapan tajam seolah mengatakan Aku tidak suka kamu berada atau dekat-dekat dengan adikku. Melihat tatapan dan sorot mata seperti itu membuat Melvin terkekeh.
"Tidak apa-apa Om. Aku sudah menghubungi kedua orang tuaku dan mengatakan akan menginap di rumah om. Papa tidak masalah mengenai hal itu. Malahan papa mengatakan untuk mengajak Julia pulang ke rumahku. Tapi masih aku masih berbaik hati tak menculiknya, dan memintanya langsung pada om. Jadi malam ini aku menginap di rumah om dan besoknya nanti aku akan membawa Julia bertemu dengan mama sama bapak oke..." Ujar Melvin lagi sambil mengangkat tangannya dan jarinya menunjukkan huruf o.
Mendengar penuturan Melvin, lagi-lagi Raka menjadi kelegapan sendiri. Adiknya ingin dirampas.. oh tidak kami masih belum berhubungan baik. Aku tidak akan mengizinkan Julia ikut pada Melvin. Pikir Raka kalau itu.
"Mana boleh seperti itu.. Julia adalah adikku dan bagian dari kediaman ini. Anak dari papa dan mamaku. Kenapa kau ingin menculik adikku hah..!!" Ujar Raka dengan melayangkan sorot mata tajam ke arah Melvin. Melvin lagi-lagi terkekeh.
"Adikmu..?? Sejak kapan itu..?? Aku kok baru tahu ya. Hehehe tidak mau tahu pokoknya aku mau menginap. Bila perlu aku tidur di kamar Julia oke Paman.." ujar melvin lagi kekeh ingin menginap di tempat itu.
Bila perlu sehari atau dua hari menginap di tempat pamannya. Selagi saat ini ia masih harus menunggu seminggu lagi untuk masuk bekerja. Tuan Melvin menjadi pusing sendiri melihat perdebatan kedua pemuda dari keluarga Kusuma itu.
"Ya sudah ya sudah... Jangan bertengkar lagi oke.. Melvin boleh menginap di rumah kapan saja dia mau. Sekarang sudah malam sebaiknya kalian Langsung masuk dan beristirahat. Dan untuk Melvin sebaiknya tidur di kamar tamu saja yang ada di lantai 2. Itu dekat dengan kamar Julia." Ujar Tuan Sanjaya yang langsung mendapat sambutan hangat dari Malvin.
Tapi Mendengar hal itu membuat Raka menjadi keberatan. Iya sedang berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan sang adik. Tapi dengan hadirnya Melvin masalah ini pasti akan sangat sulit. Mengingat Melvin pasti akan mendoktrin dan menguasai Julia sendiri.
"Tapi Pa..." Tuan Sanjaya langsung mengangkat sebelah tangannya. Membuat Raka menghentikan ucapannya.
"Sudah ini sudah malam... Tak baik berdebat di depan rumah seperti ini. Ayo kalian semuanya masuk." Ujar Tuan Sanjaya kembali.
Dengan rasa tak berdaya dan tak kuasa, Raka hanya bisa menurut apa yang dikatakan oleh sang kepala keluarga. Dengan segera Mereka pun semua masuk ke dalam rumah tanpa ada drama lagi.
Melvin juga terus mengikuti Julia, tanpa mau meninggalkan Julia begitu saja. Sementara karena orang yang mereka tunggu telah kembali, mereka semua pun merasa tenang dan kembali ke kamar mereka masing-masing. Sementara Julia sendiri malah menegur Melvin.
"Kak Melvin Kenapa terus mengikutiku seperti itu..??" Tanya Julia sambil berdecak pinggang. Ia memasang wajah garang ke arah Melvin. Tapi tentu saja ekspresi Julia yang seperti itu hanya mampu membuat Melvin terkekeh tanpa merasa takut.
"Utu utu adikku yang manis... Jangan marah dong.. kan kamar Kakak bersebelahan dengan kamar kamu.. jadinya ngekor deh hehehe.." ujar Melvin dengan mengikuti ekspresi Julia yang imut. Iya juga Manoel Noel pipi kecil Julia itu. Sementara Raka yang masih berada di belakang mereka dengan sikap menyambar tangan Melvin.
"Hentikan tangan nakalmu itu pada adikku.. dasar tidak sopan.." ujar Raka dengan memegangi kedua tangan Melvin tanpa mau melepaskannya. Aksi itu tentu membuat Melvin dan Julia menjadi terkejut.
"Eh ada Kak Raka ternyata.?? Lepasin lepasin Kak banyak kuman di tangan Kakak.." ujar Melvin dengan nada lebaynya. Yang membuat Raka malah bertambah murka.
"Kamu kalau mau nginep ya nginep saja tidak perlu mengganggu tuan rumah seperti itu. Sudah sana Julia mau istirahat.!! Dan kamu juga harus istirahat.." ujar Raka sambil mendorong tubuh Melvin menyeretnya ke kamar yang sudah disiapkan untuknya.
"Tapi Kak.!!! Aku Masih ingin mengobrol dengan Julia..!!" Seru Melvin yang kena seret itu. Namun nyatanya tak digubris oleh Raka. Iya malah menyuruh Julia untuk masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Julia yang notabenenya memang tak peduli dan juga merasa lelah langsung menurut dan mengunci pintu kamarnya.
"Is... Lihat adikku sudah menutup pintu kamarnya gara-gara kamu... Padahal aku belum puas berkencan dengannya.." ujar Melvin dengan ekspresi ngambeknya. Setelah itu Melvin langsung masuk ke dalam kamar dan membanting pintu itu yang sukses membuat Raka terlonjak kaget.
BRAK
sy bg ⭐⭐⭐⭐⭐.... terus lah membuat lbh byk lagi... sy sentiasa menunggu...